Sabtu, 11 Juli 2015

Menuju Cinta-Surga, Yang Sesungguhnya (KITA)

Nanti akan ada dimana waktu kita dipagi hari berjalan bersamaan. Pagimu disibukkan antara dapur dan kamar. Aku yang mulai bergegas menyiapkan diri untuk ke kantor.

Kamu juga akan sibuk merapikan kemeja dan dasiku lalu sebelum aku beranjak pergi keluar dari rumah kita, kamu akan menanyakan hal seperti dihari-hari sebelumnya; "Sebentar mau aku masakin apa ?"

Lalu aku seperti biasa hanya akan membalas dengan senyuman mengisyaratkan bahwa apa saja yang kamu masak,pasti juga aku makan.

Nanti akan ada waktu dimana kamu menungguku didepan pintu rumah kita. Kamu akan mengecek berulang-ulang kali handphonemu jika aku tak sempat membalas BBM atau SMS karena aku masih dijalan menuju rumah. Kamu menungguku dengan penuh khawatirmu. Lalu setelah aku sudah bisa tiba dengan selamat dihadapanmu,khawatirmu itu akan berganti dengan senyuman hangat dan tubuh yang memeluk erat tubuhku.

Kamu juga akan memberikan laporan baik padaku soal bagaimana perkembangan anak-anak kita ketika kamu seharian bersama mereka. Kamu akan mulai merincikan bahwa anak kita yang ini wataknya sepertimu dan yang satunya sepertiku atau yang lainnya lagi memiliki sifat separuh aku dan juga separuhnya kamu. Atau kamu juga akan memberitahuku bahwa kamu baru saja mengajari mereka mengaji atau menghafal ayat-ayat pendek dan hal baik lainnya. Lalu aku hanya akan tersenyum menatapmu sembari dalam hatiku tak henti-hentinya dzikir kupanjatkan karena Ia begitu baik mengirimkanku malaikat seperti dirimu.

Akan ada waktu dimana juga ketika malam sudah datang menghampiri hari kita, diujung Magrib dan Isya kedua sejadah kita akan bertemu disana. Aku menjadi imam satu-satunya untukmu,kita sama-sama saling berdoa juga sama-sama saling mengaminkannya demi doa yang bernama "Kita".

Lalu kamu juga akan memintaku untuk menemanimu membaca Al-Qur'an. Kamu akan memintaku untuk mengajarkanmu dengan penuh kesabaran karena katamu kamu belum begitu mahir dalam membaca Al-Qur'an. Dan kamu tahu apa yang lebih membahagiakan dalam hal ini ? Bukan soal kamu yang belum mahir atau belum mengerti dan aku yang mungkin dengan sombongnya akan berbangga diri karena lebih mahir darimu, tapi ini soal bagaimana bahagianya aku bisa menjadi satu-satunya Priamu yang menjadi tempatmu untuk mau untuk saling 'belajar' dengan sama-sama menghilangkan-mengalahkan gengsi juga egois kita berdua.

Dan jika waktu dan saat itu sudah tiba sayang, maukah kamu untuk melakukannya secara halal bersamaku ? Maukah kamu menjadi satu-satunya Wanita yang mengharumkan surga dunia dan akhiratku nanti ?

Kita tumbuh bahagia menua bersama. Menuju cinta yang sesungguhnya. Menuju surga bersama.


Minggu, 05 Juli 2015

#HinggaHariTua

Aku lupa melakukan hal-hal yng sering kamu minta yang sama seperti beberapa tahun yang lalu saat kita masih pacaran dulu. Kamu pun sering menanyakan, soal kemana keromantisanku yang dulu ? Yang sekarang nyatanya jauh lebih tawar menurutmu. Dulu pun saat kita masih pacaran aku selalu kecanduan menuliskanmu puisi,menyanyikan beberapa lagu romantis kesukaanmu (Seperti lagu dari David Archuleta-ForeverMore atau Guy Sebastian) dan kamu pada saat itu akan memelukku dengan hangatnya sambil menampakkan senyum cantikmu itu. Cantik. Itu gambaran beberapa tahun yang lalu sebelum kita sama-sama memutuskan untuk menikah lalu dikarunai dua orang putri yang cantiknya sama sepertimu.

Dihari ulang tahunmu pun aku selalu saja telat mengucapkan selamat padamu. Padahal kamu sendiri jika hari lahirku tiba kamu orang pertama yang selalu membangunkanku di pukul dua belas malam dan mengajakku untuk berdoa bersama.
Aku juga lupa kapan terakhir aku membelikanmu hadiah. Seingatku setahun yang lalu,hmm.. bukan dua tahun yang lalu. Padahal kalau dingat-ingat kembali minggu lalu kamu baru saja membelikanku parfum, katamu bukan hadiah apa-apa hanya ingin menghadiahkanku sesuatu saja sebagai bentuk terima kasih soal kebersamaan kita berdua selama ini.

Dan kamu tahu,nyerinya mulai berasa ketika kamu tidak pernah mempermasalahkan waktuku yang selalu habis dengan setumpuk pekerjaan dikantor. Sakitnya mulai terasa ketika sadar betul bahwa aku sudah jarang untuk memanjakanmu sebagai satu-satunya wanita yang selama ini setia bersamaku,mengurusiku dan hal-hal kecil penting lainnya.

Bahkan pada saat seperti ini pun kamu masih saja bisa berkata "Terima kasih". Aku saja lupa kapan terakhir kita keluar bersama sekedar untuk makan malam sederhana,nonton bioskop ataupun kemana saja,berdua. Yang aku tahu kamu setiap harinya menyiapkan segala keperluanku,mengurusi anak-anak, dan sehari penuhmu hanya dihabiskan untuk mengurusi apa saja yang ada dirumah. Jika dihitung-hitung mungkin masih lebih padat kegiatanmu daripada kegiatanmu tapi hebatnya kamu selalu saja bisa membagikan setiap waktumu agar tidak ada yang berbeda ataupun tawar seperti keromantisan kita yang hilang beberapa tahun terakhir ini.

Kamu,maafkan aku.

Maafkan karena belum bisa menjadi satu-satunya Lelakimu yang bisa membahagiakanmu dengan cara yang sempurna.
Maafkan aku yang ketika terlalu betah berlama-lama didepan laptop dan tumpukan berkas hanya untuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan kita bersama.
Maafkan aku yang mulai lupa dan menghilangkan kebiasaan kita dibeberapa tahun lalu.
Maafkan aku yang belum bisa menjadi suami yang untuk setiap harinya memelukmu dari belakang sekedar mengatakan ucapan terima kasih untuk hari-hari kita ini.

Tentang nyanyian yang tak lagi kunyanyikan untukmu. Tentang Puisi yang tak lagi kurangkaikan kata disana dan tentang hal-hal lainnya yang sempat aku abaikan, maafkan aku. Cinta bukan ungkapan kan ? Tapi perjalanan keseharian. Kau puisiku. Apa yang lebih romantis dari itu ?

Hanya ingin kita tetap tumbuh menua bersama demi masa yang bernama; "Hingga Hari Tua" Selalu.