Senin, 29 Juli 2013

Akan tetap seperti ini, (Kita)

Kita pasti akan selalu melakukannya. Berbicara seluas yang kita tahu, lalu sama-sama tertawa hanya karena diantara percakapan sederhana kita ada beberapa kalimatmu juga kalimatku bernuansa humor. Lalu setelah itu kamu akan memukul lenganku hanya karena tawaku yang tak biasa berhenti. Lucu. Dan aku menyukainya. Bukan soal suka dengan isi ceritanya tapi aku suka bahkan sangat kecanduan dengan moment sebahagia ini bersamamu, saat dimana kita sama-sama tak disibukkan dengan rutinitas kantor dan hal menyibukan lainnya.

Kita pasti akan selalu melakukannya. Berjalan bersama-sama,saling bergandengan tangan dibawah gelapnya malam. Lalu sepanjang perjalanan malam kita sama-sama bercerita lagi, bernostalgia lagi soal kita di 15 tahun yang lalu. Kadang kita juga menyempatkan waktu untuk biasa mampir sebentar ke tempat-tempat yang pernah kita datangi dulu saat masa-masa pacaran dulu. Hahaha.. kalau sudah seperti ini, pasti kamu yang paling mahir menceritakan kembali sejarah pertemuan kita dan hal-hal konyol lainnya yang pernah kulakukan padamu hanya karena ingin merebut hatimu yang jujur saja, pada saat itu susah sekali aku mendapatkanmu. Jadi jangan Tanya, mengapa sekarang aku begitu mempertahankanmu, karena memang sejak awal aku berusaha sekuat tenaga untuk memdapatkanmu.

Kita pasti akan selalu melakukannya. Menghabiskan akhir pekan bersama dengan membawa anak-anak kita ketempat hiburan, ketoko buku, bioskop atau mungkin menyempatkan waktu berlibur keluar kota. Kita akan tetap menjadi sepasang orang tua yang tidak akan melalaikan waktu luang kita untuk kedua anak kita. Kamu yang selalu saja menjadi Ibu yang perhatian, yang manja tapi penuh aturan. Kadang batinku resah jika melihatmu ngomel sana-sini hanya karena keadaan rumah berantakan atau hal-hal sepeleh lainnya kerena porsi makanku yang berkurang dan anak-anak yang telat makan. Cantik. Itu saja yang biasa aku deskripsikan bila melihat amarahmu meledak sana-sini. Tapi setelah itu, jika kedua tanganku sudah merangkul seluruh badanmu, pasti yang kamu lakukan hanya terdiam lemah dipelukanku dan katamu, 

"pelukanmu itu tempat dimana aku merasa kembali ke titik dasarku. Tempat dimana aku tak merasa emosi dan egois itu seperti apa wujudnya. Jadi sayang.. pereratkanlah pelukanmu. Jika bisa diperpanjangkan lagi durasinya”.

Ahhh… aku tak biasa melakukan lebih jika tingkahmu sudah setenang dan semanja itu. Yang biasa ku pertegaskan disini hanyalah lebih menyakinkanmu bahwa aku sudah lebih dari sangat bersyukur dijodohkan Sang Kuasa denganmu.

Jadi duhai istriku dan Ibu dari anak-anakku, dengarkan ini; 

“Kita akan tetap seperti ini, saling bersama-sama. Kita akan tetap seperti ini, hidup bersama dibawah atap yang sama. Saling mencintai,menyayangi dan saling sama-sama mengiingatkan bila diantara hubungan kita ada yang berubah. Kita akan tetap dan selalu seperti ini, menjadi contoh yang baik untuk kedua anak kita. Aku akan tetap menjadi suami yang seperti kamu mau. Aku akan tetap mendapingimu apapun keadaan fisikmu sekarang. Hingga sampai rambut kita sama-sama memutih, kulit kita mulai berkeriput, mata kita sama-sama rabun dan kita akan tetap seperti ini. Seperti kamu juga aku di 15 tahun yang lalu. Yang tidak pernah saling tahu cara menyakiti dan mengkhianati dari mana mulainya”.


11 komentar:

selesai membaca, ayo tinggalkan kritik dan saran teman-teman :)