Rabu, 06 Agustus 2014

Menit-menit terakhir (Melepaskanmu)

Ini menit-menit terakhir aku melepaskanmu. Membuang habis semua tentangmu yang setahuku juga pendapat orang-orang di sekitarku, bahwa kamu tak pantas untuk ku-per-juang-kan selama ini.
Dulu kita pernah sama-sama melakukan kesalahan. Aku memaafkanmu, kamu juga memaafkanku. Dulu juga kita selalu saja saling mendukung hal terbaik apapun yang kita lakukan. Baik itu dilakukan secara bersama ataupun sebaliknya.
Dulu juga kita bukan hanya menjadi sepasang pasangan tapi menjadi sepasang sahabat yang dimana segala keluh,kesah bahkan bahagiapun sama-sama selalu kita berbagi bersama.

Ya, itu dulu. Tiga tahun terakhir sebelum kita sama-sama memutuskan untuk saling berpisah tiga bulan yang lalu.

Entah siapa yang harus disalahkan juga siapa yang harus duluan meminta maaf. Pada intinya alasan pertama kita berpisah karena kamu sebagai pria tidak begitu tegas untuk menentukan sikap dan keputusan soal kapan kita akan menikah! Dan katamu, salahku dari menurut analisamu; aku tidak bisa menunggumu, tidak bisa kerja sama denganmu, tidak dewasa dan tidak bisa berjuang untuk hubungan kita. Lalu menurutmu, apa selama kurang lebih tiga tahun aku bersamamu bukankah itu alasan bahwa selama itu aku menunggumu ? bukankah itu termasuk alasan yang penting aku menemanimu tumbuh menjadi pribadi yang seperti sekarang ini ? lalu katamu aku tidak berjuang ? KETERLALUAN!

Aku bodoh (saat itu). Mengharapkan seorang pria yang tak tegas sepertimu. Yang untuk memilih satu hati saja susah kamu lakukan apalagi untuk memilih pasangan hidupmu.
Aku bodoh (saat itu). Yang terus saja menangis dimasalah yang sama. Yang terus saja mengharapkanmu juga terus menyakinkan hatiku sendiri bahwa tak ada pria lain lagi selainmu.
Aku bodoh (saat itu). Yang terus membujukmu untuk kembali pulang ke rumahku (hatiku) tanpa berpikir caraku ini terkesan begitu murahan.
Aku bodoh (saat itu). Yang menentang keras saran keluargaku untuk berhenti saja mengharapkan pria sepertimu.
Aku bodoh, aku bodoh!! Ya, saat itu aku dibodohi perasaanku sendiri terhadapmu.


Lalu entah karena alasan apa, akupun mengerti apa maksud dari kata ‘menyerah saja’ yang terkhusus untukmu. Akupun paham mengapa kemarin itu Tuhan memberikanku kekecewaan yang besar karena ternyata di luar sana masih banyak lagi yang hatinya jauh melebihi ketulusanmu juga jauh melebihi ketegasanmu untuk tidak membuat Wanita menunggu dalam hubungan yang tak pasti.

Ini menit terakhir aku melepaskanmu. Membuang segala tentangmu. Dan entah demi alasan apapun aku tak lagi harus memintamu untuk kembali pulang.
Sudah cukup. Hatiku sudah terlalu lelah. Aku ingin lebih bahagia lagi dan bukan denganmu tapi dengan hati yang lebih baru lagi. 

Kelak jika Wanitamu itu menyakitimu dan kamu baru menyadari bahwa aku yang paling tulus mencintaimu, jangan mencariku lagi untuk memintaku pulang karena dulu sebelum hal itu terjadi aku sudah duluan menawarkanmu kembali tapi kamu mengabaikannya. Tapi sudahlah. Kamu pasti kan lebih berbahagia sekarang. Lebih bahagia lagi. Dan aku pun memutuskan untuk lebih berbahagia lagi disaat kamu tak harus ada di genggamanku.

3 komentar:

  1. sabar yahh mba'ku.. insya alloh di luaran sana ada seseorang yg lebih baik segalanya dr dia.. yakin'lah dan terus berdoa.. :)

    BalasHapus
  2. sabar ya say, insyaAllah Allah akan memberikan yang terbaik :D

    BalasHapus
  3. Aaaahh kena banget ini sama aku mbak.
    Mbak 3 tahun, aku hampir 6 tahun.
    dan sekarang setelah benar2 ngelepasin rasanya lega tak terkira..
    hahahhaa
    #Peluukk

    BalasHapus

selesai membaca, ayo tinggalkan kritik dan saran teman-teman :)