Sabtu, 10 November 2012

Aku pernah mencintaimu (dulu).


Aku pernah mencintaimu. Dulu ! Waktu itu hatiku masih sangat polos bahkan masih sangat mudah dipermainkanmu. Waktu itu juga kamu sering membohongiku dengan berkata beberapa hal dengan raut yang serius agar aku mudah mempercayainya tapi nyatanya, semuanya rekayasa. Bodoh kan aku ? ya, aku bodoh pada saat itu dan memang sangat bodoh.

Aku pernah merindukanmu. Dulu ! Bahkan rinduku padamu bukan pada batas main-main saja tapi sudah diluar jangkauan yang ditentukan. Ya, saat itu lagi-lagi aku masih sangat polos dan terlalu kekanak-kanakan. Merindukanmu dengan cara yang ‘sangat’ sementara kamu sendiri sibuk dengan merindukan sosok Pria yang lain. Hm, luar biasa !

Aku pernah membanggakanmu di depan teman-temanku juga di depan keluargaku. Dulu ! Saat itu aku memberitahukan pada mereka bahwa aku mencintai seorang Wanita cantik, pintar, setia dan baik hatinya. Ya, saat itu juga aku benar-benar dilanda rasa jatuh cinta yang teramat untukmu hingga tanpa sepengatahuanku sendiri dibelakangku kamu tak tampil seperti Wanita baik yang kuceritakan pada mereka. Dan aku baru menyesalinya. Ah bodoh !

Dulu, aku pernah melakukan hal bodoh apa saja untukmu dengan harapan agar kamu bisa tetap merasa nyaman dan bahagia saat bersamaku. Bayangkan dengan melakukan hal terbodoh saja aku mau, lalu apa itu masih terasa amat kurang untukmu ?
Dulu, aku pernah menangis memohon dihadapanmu agar kamu tak harus memilihnya dan tetap bersamaku tapi yang kamu lakukan saat itu hanyalah memaksaku untuk segera bergegas pergi dari hidupmu dan bersegera memilih Wanita lain yang lebih bisa mencintaiku dengan cara tertulusnya. Ya, aku ingat dengan jelas kamu menyuruhku agar berbahagia kembali tanpa harus menahanmu.

Sebulan, dua bulan, setengah tahun, delapan bulan aku masih terus memikirkanmu hingga dibulan ke sembilan aku memutuskan untuk tak ingin terlalu lama menganaktirikan perasaanku dengan terus mengingatmu dan mengharapkanmu kembali.
Bulan kesembilan aku memutuskan untuk berbahagia kembali. Aku bertemu dengannya. Siapa ? seorang Wanita cantik yang tentunya lebih cantik dari pada parasmu itu. Senyumnya ahh.. aku kecanduan melihatnya. Cara menatapnya, cara berbicara, ahh.. ya Tuhan Wanita itu indah sekali.

Kamu tahu, saat aku menceritakan satu hal saja padanya dia akan tersenyum lalu tertawa. Saat aku mengeluh kelelahan padanya dia akan duduk tenang disampingku, mengusap bahuku lalu menyakinkanku bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dia seperti malaikat yang dikirimkan Tuhan untuk mengobati lukaku yang pernah perih karena tertusuk pisau pengkhianatanmu.
Lihatlah.. aku mulai bisa tersenyum sekarang, aku mulai bisa kembali berkata “Aku mencintaimu” padanya dan aku mulai bisa kembali mendengarkan kalimat balasan yang keluar dari bibirnya yang manis itu.. “Aku juga mencintaimu”.
Aku sudah bisa bahagia sekarang. Sungguh. Bahkan bahagia yang kurasa sekarang lebih dari pada dulu saat aku lama bersamamu.

Kini, kamu datang menemuiku hanya untuk mengatakan hal yang tak penting lagi kudengar: “Dia mengkhianatiku” katamu.

Lalu jika dia mengkhianatimu aku harus apa ? apa aku harus memelukmu, memintamu bersamaku lagi dan kita akan bahagia ? begitu ? hmm telat sayang !
Jika kamu memintaku kembali kepadamu beberapa bulan yang lalu mungkin masih sangat bisa ketika aku masih mengharapkanmu dan belum bertemu dengan dengannya (wanitaku ini). Tapi saat ini aku tak bisa, bahkan jika kamu memaksa tetap saja jawabannya tidak !
Ingatlah dulu aku pernah berjuang memberikan kesempatan ini padamu tapi kamu malah yakin bahwa Pria itu adalah jodohmu yang sekarang menyakitimu. Ingatlah dulu aku pernah memohon padamu tapi sayangnya kamu mengacuhkan permohonanku itu. jadi sekarang siapa yang harus kamu salahkan ?

Hmm, sudahlah pergi saja. Jangan mengharapkan sesuatu yang bukan milikmu lagi dan tak bisa kamu ambil kembali. Sekarang yang menjadi bahagia dan masa depanku adalah dia, bukan kamu atau siapa tapi dia, Wanita cantik yang hatinya seperti Ibuku.

11 komentar:

  1. #eaaaa cinta emang gak ada habisnya ya :))

    BalasHapus
  2. sedikit banyak pernah kurasain nih kayak gini :)

    BalasHapus
  3. Dulu aku pernah mencintaimu, tapi sekarang biarlah itu menjadi milik masa lalu. Karena masa depanku adalah cinta dr org yang tak akan mengkhianatiku...

    BalasHapus
  4. Biar lah masa lalu menjadi sejarah, biarkan rasa luka menghilang. Jangan kau ganggu aku lagi.

    BalasHapus
  5. Dulu tak akan sama dengan sekarang dan sekarang juga tak akan sama dengan masa depan :)
    btw, ini lagu siapa ya backsoundnya?

    BalasHapus
  6. sukaa! ^^ diksinya bagus, moralnya dapet. hihihi.

    BalasHapus
  7. aku membayangkan pria ini pasti wajahnya sendu, tp si wanita yang seperti ibunya itu mulai bisa membuatnya tertawa, kini matanya bercahaya, pancaran kebahagiaannya terlihat, jadi... tolong hei wanita dari masa dulu, jangan kau ganggu lagi pria ini, karena dia sudah bahagia

    :D

    BalasHapus
  8. si wanita menyesal pada akhirnya,ckck

    kenapa ya penyesalan selalu di akhir?

    BalasHapus

selesai membaca, ayo tinggalkan kritik dan saran teman-teman :)