Sabtu, 20 Oktober 2012

Aku Melepaskanmu.


Aku Melepaskanmu. Ini kalimat pertama kukatakan padamu yang menurutmu sangat kejam, setelah keseringan kamu menyakitiku dan aku masih sanggup untuk menetap dihatimu.

Ini kali pertamanya aku bertindak kasar dihadapanmu, bukan memukulimu atau memakimu. Tidak. Dan mungkin lebih tepatnya ini bukan tindakan kasar tapi aku yang mulai tegas dan dimatamu ini adalah hal terkasar yang kulakukan untukmu. Ya, aku berkata lagi ‘Aku melepaskanmu’.

Bagimu dulu aku kesulitan mengatakan hal ini kan ? dikarenakan cintaku padamu yang diluar batas kewajaran tapi sekarang akhirnya kamu terkejut juga saat aku mengatakannya. Surprize !
Aku mencintaimu. Sungguh. Tapi tidak lagi untuk sekarang. Tiap saat aku pasti merindukan moment kebersamaan kita bila kamu harus menjahuiku dan memilih mereka sebagai kesenanganmu, tapi sekarang jangan dipaksa lagi untuk aku merindukanmu karena sekarang yang ada niatku sudah tepat untuk aku melepaskanmu.

Kejam kan ? menurutmu. Tapi pada saat hari-hari itu kamu menyakiti hatiku, cintaku, dan apa pernah kamu berpikir apa yang kamu lakukan itu kejam untukku ? tidak kan? Jadi sekarang nikmatilah hal ini. Ini bukan pembalasan dendam, bukan. Tidak seperti itu.Ini hanya aku yang mulai lelah mencintaimu, ini hanya aku yang kelelahan berharap menunggumu agar kamu bersedia menjadi mempelai Wanitaku, ini juga hanya aku yang kecewa setengah mati karena kamu.. iya kamu.

Kamu pernah berhenti dulu dan aku terus memaksamu untuk berjalan lagi. Kamu pernah merasa jenuh waktu itu dan aku menyakinkanmu lagi bahwa kita akan bahagia bila tetap bersama. Kamu juga dulu pernah menghapus mimpi kita kan ? tapi aku selalu mengukir lagi, memaksamu untuk saling bersama dan pada akhirnya aku tak mampu lagi untuk menciptakannya. Maaf.

Sesaat kamu melumpuhkan logikaku, mematikan mimpiku juga rasaku dan pada akhirnya aku berniat untuk berhenti saja. Aku tak bisa mencintai Wanita yang cintanya tak sepenuhnya untukku dan masih saja menyimpan sosok nama Pria lain dihatinya setelah namaku. Aku tak bisa bersama dan menuakan hidupku untuk Wanita yang tak bisa membahagiakanku. Dan aku juga tak bisa memilihkan Ibu untuk anak-anakku yang cara mencintai dan menyayangi saja kamu tak tahu.

Jadi, aku memutuskan untuk berhenti saja dari permainanmu ini. Aku juga merasa jenuh bila terlalu lama diasingkan seperti ini.
Kamu jangan lagi menahanku, (ini sudah terlambat)  karena jika beberapa saat yang lalu kamu menahanku itu sudah pasti aku akan tetap bertahan. Sekarang jangan lagi karena hasilnya percuma. Tangisanmu juga sekarang bukan lagi jadi kelemahanku untuk memaafkanmu lagi, lagi dan lagi. tawamu juga sekarang sudah bukan lagi menjadi bagian dari semangatku. Jadi pergilah.. jangan menahanku.

Karena ini sudah pasti, Aku melepaskanmu..

8 komentar:

  1. aku ikut melepaskanmu jg ya :D
    bosen jg kalo dipermainkan terus

    BalasHapus
  2. kenapa baru sekarang melepasnya??, hhe

    BalasHapus
  3. kunjungan perdana :) sambil baca2

    visit,koment n follow back y di blogq :)
    http://achsanarea23.blogspot.com

    BalasHapus
  4. Kalau nggak bisa diharapkan, putuskan saja daripada menyakiti perasaan.

    BalasHapus
  5. #Jleb bgt.
    *Lagi Ngerasain Hal yang Sama*

    BalasHapus
  6. :') orang sering mengira 'melepaskan' seseorang itu sebagai akhir... kalau gue, baik 'mempertahankan' dan 'melepas', dua-duanya adalah awal dari perjuangan yang baru.. semangat!

    BalasHapus
  7. Wah kayak kisah kisah di layar kaca yang penuh air mata. LEPASKAN....

    BalasHapus
  8. kalau itu jallan terbaik, lepaskanlah :)

    BalasHapus

selesai membaca, ayo tinggalkan kritik dan saran teman-teman :)