Selasa, 02 Oktober 2012

Ini Soal Hatiku


Apa kabar hatimu ? Sangat baik. Ya, itu jawaban tersingkat yang pertama kali kamu katakan padaku setelah kata, aku mencintaimu sayang. Aku mengerti hal itu bahkan tanpa sekalipun aku bertanya langsung padamu, tetap saja tebakanku sama bahwa kamu baik-baik saja (hatimu).

Lalu bagaimana dengan hatimu ? Katamu. Hatiku ? hatiku, sepertinya tak harus kujelaskan secara detail bagaimana kondisinya  saat ini padamu karena itu justru tak baik untuk jiwa malangku ini. Jika aku menceritakannya sekarang padamu, yang ada nanti dalam mataku mulai kan terasa memanas. Nyeri di jantungku mulai kan terasa dan lebih gilanya lagi mungkin aku bisa saja tiba-tiba meneteskan air mata didepanmu hanya karena terlalu lirih menceritakan bagaimana perihnya hatiku saat kamu pergi dan memilihya menjadi tujuanmu.

2 minggu lalu aku melihatmu, tersenyum begitu bahagianya dihari lamaranmu. Dulu juga saat bersamaku senyumanmu selalu seperti ini kan ? bahkan bisa saja lebih dari ini dan setahu pengingatanku kamu pernah berkata bahwa hanya diriku saja yang mampu membuatmu bisa sebahagia itu, hanya sayangnya sekarang semuanya berubah menjadi lain. Ternyata aku juga punya saingan berat  yang mampu membuatmu tertawa, tersenyum dan sebahagia sekarang ini. Ya, tak mengapa. Mungkin Dia jodohmu kan ? dan aku hanya bagian masa lalumu. Cukup.

Tapi ini soal hatiku, soal keadaan jiwaku. Apa kamu tahu itu ? setahun yang lalu aku memberikanmu sebuah cincin dengan uang hasil jerih payahku selama sebulan penuh bekerja dan sebagai balasannya 2 minggu yang lalu kamu seenaknya saja menerima cincin yang harganya lebih mahal lagi untuk kamu kenakan dijari halusmu itu. Ini bukan bicara soal uang sayang, ini juga bukan bicara soal kerugianku yang mungkin saja Pria kayamu itu bisa menganti kerugianku. Bukan, bukan itu. Tapi ini masalah soal hatiku. B.A.Y.A.N.G.K.A.N ini soal hatiku !

Apa kamu bisa setenang diriku yang bisa saja mengikuti kemauanmu untuk melepaskanmu ditengah hubungan kita sedang baik-baik saja ? apa kamu bisa sesabar hatiku yang rela datang keacara lamaranmu dengan membawa senyuman sandiwara agar kamu tahu aku sudah ikhlas ? coba kamu bayangkan sendiri dan aku rasa kamu tak sanggup untuk melakukannya bila aku harus mengkhianatimu !

Hanya saja semua sudah terjadi bukan ? aku juga tak mungkin terus mengharapkanmu agar kembali padaku untuk menjadikanmu  membelai Wanitaku. Aku juga tak mungkin mencurimu lalu membawamu pergi jauh dari kota atau negeri ini agar aku tak bisa melihatmu menikah dengan Pria lain selain diriku. Aku juga tak mungkin lagi memaksamu kembali dan menceritakan kembali bagaimana 3 tahun yang lalu kita mengarungi suka duka hubungan kita. Ya, semua tidak mungkin. Mungkin akan menjadi bisa saja, jika kamu memberikan siknal untuk mengambilmu kembali tapi sepertinya tidak. Jiwamu lebih memilihnya yang masa depannya sudah pasti terjamin. Jiwamu sudah memilihnya yang sudah pasti bisa mencintaimu lebih dari pada aku mencintaimu. Hanya aku sendiri tak tahu apa hatimu juga ikut tulus memilihnya atau hanya pandanganmu saja. Entahlah.. aku tak pernah tahu.

Hanya saja nanti, jika dia menyakiti hatimu tolong jangan menghubungiku lalu memberitahukannya. Karena pasti dalam hatiku akan terasa jauh lebih sakit dibandingkan saat kamu mengkhianati kepercayaanku.
Aku juga akan bersegera pergi dari kehidupanmu, menghilang sejauh mungkin dan seperti katamu sendiri;

"Obat untuk mengobati rasa sakit dan nyeri adalah saat kita bisa berdamai dengan sakit dan nyeri itu sendiri".

Ya, aku akan melakukannya. Kapan ? secepat mungkin. Sesegera mungkin.

7 komentar:

  1. Balasan
    1. hohoho... cuma itu yg terpikirkan saat nulis.
      Insyallah next time aku buat yg lbh fine lagi :)

      Hapus
  2. jangan ada yang tersakiti lagi yua mudah2an :)

    BalasHapus
  3. Keputusan yang terlalu lama kita
    buat, sering berakhir dengan rasa
    menyesal

    ketika kesempatan yang
    pernah hadir itu tidak segera kita
    raih dengan cepat.

    Seperti halnya
    sebuah perasaan yang takut kita
    ungkapkan dan pada akhirnya dia
    kembali datang di waktu yang
    tidak tepat..

    BalasHapus
  4. menyanyangi diri sendiri adalah hal yang lebih penting. Berdamai dengan masa lalu.

    BalasHapus

selesai membaca, ayo tinggalkan kritik dan saran teman-teman :)