Kamis, 18 Oktober 2012

Kita, pernah...


Kita pernah saling mencintai dan itu bukan pernah tapi ‘masih saling mencintai’ hanya mungkin bedanya sekarang ada dan tak nampaknya dirimu disampingku.
Kita pernah saling berjanji bersama seperti saling berucap, bahwa tak akan ada kata saling ‘meninggalkan’ untuk selamanya. Hahaha... pada saat itu kita berdua sungguh sangat teramat lucu kan ? berkata seolah-olah kehilangan itu tak akan nyata jadinya. Kita saling berkata seakan-akan perpisahaan itu tak benar adanya. Ya, kita memulai kesalahan besar dari janji-janji itu dan pada akhirnya kalimat yang sudah kita kutuk bersama terjadi juga. Kita berpisah. Dan kuberitahukan padamu sekarang, bahwa hal itu sungguh sangat tak baik untuk jiwaku, fisikku, hatiku. Sungguh.

Lihatlah aku sekarang, yang kulakukan saat ini hanyalah terus mengelilingi ruangan ini yang pernah kita tinggali bersama. kita pernah seatap disini, kita pernah makan bersama diruang yang letaknya bersebelahan dengan kamar tidur kita. Kamu pernah menyuapiku bahkan itu selalu saja terjadi disepanjang 15 tahun perjalanan kita.

Lihatlah.. aku sekarang sedang memandangi foto pernikahan kita. Kamu disini terlihat begitu sangat cantik sayang. Sungguh. Senyummu ahh.. aku merindukannya.
Hei.. aku sedang menangis sekarang dan ini bukan pertama kalinya aku seperti ini tapi setiap hari. Bayangkan s.e.t.i.a.p h.a.r.i aku melakukan hal yang sama yaitu menangisimu, merindukanmu.

Sekarang bisakah kamu membuatku secangkir coffee hangat dengan takaran gula satu sendok makan ? aku haus sekarang karena sejak kemarin-kemarin terlalu banyak mengeluarkan airmata untukmu. Aku ingin kamu yang membuatkannya untukku. Aku ingin kamu yang mencampurkan air, coffee dan gula itu hingga tercampur jadi satu dan aku juga ingin kamu yang menemaniku menghabiskan secangkir cofee itu sambil mendengarkan kamu bercerita ini, itu, apa saja ceritakan. Aku akan mendengarkannya sejam, dua jam, tiga jam atau berhari-hari pun tak masalah asalkan itu nyata. Bisa sayang ?

Masakanmu. Ya, masakanmu aku merindukannya juga. Sekarang badanku tampak terlihat kurus, ini karena kamu yang tak pulang-pulang rumah lagi dan memasakku masakan kesukaanku. Kata mereka aku harus lebih banyak beristirahat, mengkomsumsi vitamin, berolaraga, makan secara teratur dan tak banyak pikiran. Tapi ahh... aku tak perlu itu ! yang ku butuhkan sekarang kamu, itu saja tak lebih.

Mereka tidak pernah tahu, mereka tidak pernah rasa bukan bagaimana menjadi hatiku yang perih saat ditinggal pergimu ? jadi kumohon, kamu jangan memaksaku untuk harus mendengarkan mereka dan berhenti menunggumu. Kumohon jangan. Ini sudah sakit, akan terasa amat sakit lagi bila kamu tak mengizinkanku untuk menunggumu.
Teras rumah. Kamu mengingatnya ? ini tempat favorit kita saat sore datang bertamu dan menyajikan senja yang indah warnanya. Disini, aku selalu menggenggam tanganmu. Sesekali mencium keningmu dan sebagai balasannya yang akan kamu katakan padaku ‘aku mencintaimu’ dan itu lebih dari cukup.

Aku sedang memandangi kursi yang selalu menjadi santai kita. Aku membayangimu sedang duduk disampingku dan kembali berjanji bahwa tak akan ada kata meninggalkan diantara kita. Itu hal terpedih sayang, saat aku sadar sekarang bahwa kehilangan itu jaraknya benar-benar dekat dengan hidup kita.
Jadi sekarang, izinkan aku tetap seperti ini saja dulu. Menunggumu menjemputku, mencintaimu, merindukanmu, lagi, lagi dan lagi.

Aku juga akan tetap seperti ini, menghayati tiap sudut-sudut rumah kita ini yang pernah kita namakan kenangan. Dan pada akhirnya nanti disuatu titik letih nanti aku akan kelelahan menunggumu lalu memintamu untuk berbisik pada Tuhan untuk sesegera mungkin mengambilku saja agar jarakku juga jarakmu tak sejauh ini. Ya?

7 komentar:

  1. kunjungan.
    nice post,
    salam sehat, sukses selalu

    BalasHapus
  2. seperti inikah cinta yang sesungguhnya....?
    saya suka tilisan ini...

    BalasHapus
  3. ada pertemuan pasti ada perpisahan,
    dan ngga bisa membayangkan bagaimana ku jika aku ditinggalkan oleh orang2 yang aku sayangi? :(

    BalasHapus
  4. perpisahan terkadang memang menyedihkan ya

    BalasHapus
  5. Perpisahan :'(

    Titik akhir perjalanan dari peristiwa pertemuan untuk akhirnya menjadi "Kenangan".

    BalasHapus
  6. Perpisahan itu bagaikan ketusuk jarum 5 mata angin.

    1. Sedih
    2. Sedih
    3. Galau
    4. Galau
    5 Pesimis

    Salam Kenal

    oO[ My Favorite Post ]Oo

    BalasHapus
  7. karena perpisahan lah rindu itu ada,...

    BalasHapus

selesai membaca, ayo tinggalkan kritik dan saran teman-teman :)