“serasa hidup dalam dunia fiksimu, yang kau menginginkan wanita seperti dalam ceritamu”
Aku harus berdandam cantik saat menemanimu ke acara penting bisnismu, bergaya ala ratu pemenang kontes kecantikan, mengenakan gaun mahal, make up yang pas dan higheelsnya jika dikenakan aku bisa kelihatan lebih tinggi darimu serta terlihat tampil seperti model-model paris -_-.
Tak peduli dengan bagaimana suasana hatiku, aku harus terus menerus tersenyum saat bertemu dengan rekan-rekan bisnismu dn orang-orang terdekatmu,memasang wajah manis seolah tak ada beban yang kurasa saat harus berdua bersamamu ditengah orang-orang kaya raya itu.
Aku harus belajar dan membiasakan lidahku dengan makan makanan luar negeri saat kau mengajakku dinner dengan big familymu, meski rasanya aku ingin muntah saat harus mencium bau daging sapi dan sayuran mentah dan terlebih lagi harus merindukan sajian sayur asem,nasi putih,tempe,tahu dan kerupuk buatan ibu dirumah yang dulu.
Kemana-mana aku selalu diantar supir pribadimu dengan mobil berharga berkelas, yang katamu “kau istriku tak seharusnya aku membiarkanmu berjalan sana-sini dengan kendaraan umum dan berdesak-desakan dengan orang banyak”. Hmmmm rasanya aku rindu dengan sepeda motor ayah yang walau sudah tua tapi selalu membawaku ketempat mana saja.. sekarang rasanya hati dan jiwa sama-sama lirih aku disini yang terbilang semuanya serba elite sementara ayah dan ibu di kampung entah bagaimana kabar mereka sekarang,aku disini yang makan serba modern sementara ibu dan ayah tiap harinya hanya disajikan tahu,tempe dan nasi putih.
Aku harus menjadi seperti maunmu, yang setiap kosa kataku harus diatur sedemikian lembutnya dan beribawa. Seminggu 3x harus menemanimu berolaraga golf dan berenang, apa yang kukenakan harus barang bermerk dan pakaian yang langsung dipesan didesaign ternama dan mahal. Aku yang tak pernah punya waktu olehmu untuk berkunjung ke rumah teman-temanku,membiarkan waktuku sendiri untuk bangun pagi dan memandang matahari terbit dan berjalan di pinggir pantai lagi sebelum kita berumah tangga. Aku harus seperti maumu, yah... seperti cerita-cerita seperti maumu..
TAPI, bolehkah aku meminta hal itu padamu sayang?? Hal yang tak bisa kau beli dengan uangmu. Bisakah?
Untuk hari ini saja kau bersedia agar bisa menjadi seperti suami yang ku mau?? Yang untuk sehari kau tidak memaksaku memakai pakaian yang bermerk dan kita bersama mengenakan pakaian yang harganya murah saja yang bahan kainnya biasa-biasa saja?
Yang untuk sehari saja kau tidak menyuruhku makan makanan mahal itu dan mencoba mencicipi masakan buatanku sendiri, kita duduk beralas tikar di lantai mencici sayur asem,ikan goreng,pecel yang ku buat khusus untukmu dan untuk pertama kalinya merasakan suapan dari tanganmu tanpa beralas sendok dan garpu itu...
Untuk sehari saja kau memelukku dibawah matahari terbit dijam 6 pagi,kita berjalan bergandengan tangan disepanjang pantai yang pasirnya putih dan bersih..melihat ombak dan menunggu matahrari terbenam kembali . kau menemaniku berjalan kesana-sini tanpa mengunakan mobil mahalmu dan kita berdua berdiri didalam busway dan berbaur dengan banyak orang, makan diemperan jalan, pergi kepasar malam dan mendengarkanmu menyanyikan lagu yang musiknya apa saja.
Kau menemaniku bertemu dengan teman-temanku, untuk sehari saja aku tidak menemanimu golf dan renang dan kita menghabiskan waktu itu untuk membersihkan rumah lalu aku memasakan makan enak buatmu dan secangkir kopi hangat lalu memijat punggungmu yang kelelahan membantuku. Itu romantis bukan?
Yang cukup seminggu sekali saja kau menemaniku lagi untuk menjeguk keadaan kedua orang tuaku dikampung, kita meninggalkan keadaan kota sebentar dan bermain menghabiskan senja di seputaran sawah,menikmati makanan rantangan sambil melihat hijaunya alam. Menarik bukan ?
Dan terakhir, bisakah kau menjadi imam yang baik untukku? Menjadi seorang khalifah dalam agamaku? Hal itu tak’an kuminta terjadi sehari sekali ini saja tapi sampai hidup semati kita. Bukan banyaknya uang yang segala fasilitas hidup mewah yang kuharapkan untuk kau beri,tapi cukup kau menjadi khalifahku saja...menjadi suami yang seperti ada dalam ceritaku.
Tapi ahhh..... sepertinya susah untuk kau berkata iya padaku, kar ena ternyata menandatangani tumpukan kertas-kertas putih itu lebih penting dari pada harus kau menanamkan telingamu untuk mendengar ceritaku ini.
Sudahlah, akupun jenuh ..bosan, sangat lelah berada dalam ceritamu sayang !
Waw, makin romantis aja nisa nich. . . .
BalasHapushohohoh makasih wan :)
HapusSedih. Kasihan si cwe ngebatin. Coba kalo aku jadi cwonya aku akan bahagiakan dan turutkan sesekali maunya istri :D
BalasHapusiya si... nanti aku bikin blsan postingnya sekali2 pria yang ngebatin ^^
Hapuskeren, 2 thumbs
BalasHapusmksih sel :)
HapusHmph saat jadi diri sendiri emang jauh lebih baik =)
BalasHapusyah,,, dan emang harus main peran diluar pribadi qt itu susah utuk di lakukan :)
Hapusinilah curhatan seorang isteri yang menginginkan kesederhanaan dan hal2 romantis dlam rumahtangganya,...like it:)
BalasHapusiya mba ^^ karna uang nyatanya ngk mampu untuk beli jiwa wanita yang sudah biasa hidup dalam sederhana :)
HapusWah bener2 tersiksa ya kalau seperti itu. Sama saja menipu diri sendiri. Luarnya bahagia, tapi batinnya tersiksa.
BalasHapusPadahal makan di pinggir jalan seru lho, jalan2 di pinggir sawah apalagi, seru abizz. Sehabis capek seharian jalan2, makannya sayur asem, tahu, tempe dan sambel goreng ekstra pedas. Hmmm nikmatnya.
yup sgt malah...
BalasHapussayur asem,tahu tempe,sambel pedes wauw ujung2nya LAPAR... hohohoh
Sebuah jeritan batin dalam suatu ikatan, miris. :| Aku suka plotnya, mudah dimengerti bahasanya, dan unsur sarkasme utk pelaku "lelaki" terasa banget ^_^
BalasHapusyup,, terima kasih yah sudah mau berkunjung ^^
BalasHapus