Aku masih ingat, kala itu kamu berjalan bersamaku, mengenakan kemeja biru berlengan panjang, tampak rapi dengan sisiran rambutmu yang masih membasah kalah itu hujan sempat turun sebentar mengikuti jejak langkahmu yang menjemputku tepat di pukul 4 sore.
Aku masih ingat, kala itu yang pertama kalinya kau menggenggam tanganku,berjalan dibawa guguran daun-daun itu yang menutupi jalan. sesekali kau melihat kearah wajahku,tapi dengan cepat kau palingkan wajahmu lagi dengan gerak-gerik yang malu saat aku berbalik melihat letak wajahmu.
Aku masih ingat, kalah itu kau melukis alur wajahku di kanvas putih bersih itu, ini yang pertama kalinya bagiku melihatmu memandang dengan begitu letih seluk beluk wajahku. Ada apa ini?? rasanya seperti aku yang melukismu dan termakan dengan sendu alun lembut wajahmu sayang. Apa bisa kau rasa degub jantungku yang sekarang ini?? rasanya melaju dan tak bisa dihentikan dengan sekali,duakali,dikali dan berapa puluh kali aku menghembuskan nafasku sendiri.
Aku masih ingat, kala itu kau menelphoneku sehari 23kali dengan menggunakan kata-kata yang sama "AKU MENCINTAIMU". dengan sms yang berulang-ulang "AKU MENCINTAIMU LEBIH DARI KATA INI".
Kau..... aku ingat semuanya,hari itu,detik itu,menit itu,jam itu,suasana itu, aku ingat semuanya... hingga pada titik letihku sendiri aku pun ingat..ingat tempat terjauhmu yang kau tempati sekarang ini.
lirih itu sakit,menunggu itu sakit apalagi saat harus mengingat kehilangan kau itu sangatlah lebih nyeri kurasa.
Aku masih ingat,senyum,tangismu itu..hingga kau memutuskan untuk berjalan mundur dan teganya tak pernah nampak lagi untuk sekedar bertanya "APA KABAR?"
Aku masih ingat,
mulai dari NOL sampai berjuta hal tentangmu.
yah.. semuanya masih ku ingat meski Tuhan lebih mengingatmu.
Kenangan itu bagai angin, tidak terlihat tapi terasa. Nah. . Itulah cinta.
BalasHapusyah,, tapi kenangan itu lebih memahit setawar kopi jika terus dimanjakan buat dibawa sampai mati :)
BalasHapus