Selasa, 19 Juni 2012

Wanita berjilbab itu, Siapa namanya?

Siapa namanya? Entalah. Aku juga tak sempat menanyakan siapa namanya sejak pertemuan pertama ditoko buku itu seminggu yang lalu. Yang aku ingat sampai saat ini hanya senyumanya dan bagaimana cara menatapnya (itu saja yang aku tahu). Matanya berbinar kecoklatan dan walau memandanginya hanya dalam waktu 15 menit saja, tapi dia sudah berhasil membuat detakan jantungku berdetak tak aturan. Hebat kan sosoknya?
Hahaha...aku terus saja memikirkan sosoknya yang misterius itu, berharap dihari ke- 19 aku menunggunya ditoko buku ini aku diberikan kesempatan agar bisa bertemu kembali dan setidaknya aku diperbolehkan mengetahui siapa namanya. Tapi ya, sampai hari ke-25 ini juga aku tidak melihatnya lagi mampir ketoko buku ini lagi. hmm.. sudahlah mungkin hadirmu hanya sepintas saja indera penglihatanku agar bisa mengrefreshkan isi pikiranku yang sempat saja dibuat galau oleh mantan kekasihku.
Ah.. andai diberikan kesempatan lagi bertemu dengan wanita berjilbab itu, pasti aku kan lebih sedikit memberanikan diriku agar bisa menatapnya lebih dekat dan mengetahui siapa namanya.

***

Minggu ketiga dibulan juni, aku belum juga bisa mengremovekan wanita berjilbab itu dari pikiranku padahal ini sudah sebulan lebih aku tak bertemu dengannya dan lebih anehnya aku juga belum sempat menegur sapa dengannya tapi kenapa senyumannya itu mampu membuatku semakin betah berlama-lama memikirkannya? “hahaha.. mungkin aku sedang mengalami penyakit jatuh cinta pada pandangan pertama yang efeknya seperti ini”
Tawaku memecah saat lagi-lagi membahas jatuh cinta ini. Ahh.. ternyata prosesnya secepat ini tapi biarkan saja ini natural juga adanya.


Dan hey.. mataku sekarang tidak salah melihat kan? Ini, setelah sebulan lebih tak melihatnya sekarang aku bertemu lagi dengannya di cafe cofee ini. Kali ini dia mengenakan pakaian panjang berwarna cokelat dan jilbabnya juga senada dengan warna pakaiannya (ahh.. jujur kali ini aku melihatnya tampak lebih cantik lagi dari pertemuan pertama kita ditoko buku itu). Senyumannya itu, ternyata dia masih mengenali wajahku hingga sapa senyumannya itu masih tetap sama seperti ditoko buku itu bahkan lebih parahnya kedua kakiku bergetar begitu saja saat memandanginya, ah cukup! Jangan terlalu seperti itu, itu terlalu indah bila kupandang lebih dari 5 menit saja.
Kali ini aku bisa menatapnya lebih dari 30 menit lamanya,aku bisa melihat lebih lama lagi bagaimana tawanya itu ketika teman-temannya mulai menceritakan beberapa cerita lucu. Lihat.. tawamu itu anggun sekali!
Lalu setelah itu, dia akan mulai bercerita dengan ekspresi yang serius lebih serus dan tiba-tiba ekspresinya berubah tersenyum dan astaga harus seperti apa aku mengungkapkan seperti apa rautnya itu? Kata cantik,manis,indah itu tak cukup untuk kujelaskandisini bagaimana rautnya itu bila dia sedang tersenyum. Sungguh.

Tak sadar ini akhirnya selesai juga, aku harus mengunci kembali penglihatanku setelah melihatnya keluar dari cafe ini dan pelan-pelan menghilang hingga kedua bola mataku tak bisa mendeteksi kemana arah perginya dan asgata.. lagi-lagi aku lupa menanyakan siapa namanya. Astafirullah.
Seminggu sudah aku tak bertemu lagi dengannya dan lihatlah ekspresiku di cafe ini seperti seorang wartawan infotaiment saja yang sibuk menunggunya masuk keruangan ini lagi, menebarkan senyumnya lagi dan aku terpesona. Tapi ya, hampir sejam menghabiskan 3 cangkir cofee dan 5 potong roti disini dia tak nampak juga yang ada aku hanya melihat sekumpulan anak kuliahan yang mondar-mandir masuk ruangan ini yang sama sekali sosoknya tak mampu menandingi bagaimana hebatnya senyummu.

Aku pun pulang,meninggalkan tempat ini menuju halte busway karena sialnya mobilku sedah 2 hari ini harus dirawat di bengkel. Kira-kira sudah dua tahun lebih aku tak menaiki kendaraan ini jadinya seperti melepaskan rindu bila harus berlama-lama disini walau tak mendapatkan kursi untuk duduk dan menikmati beberapa menit bergantung seperti ini.
Hey.. ini yang ketiga kalinya aku melihatnya lewat Busway ini, tapi ya Gusti.. yang kulakukan saat ini hanya berdiam diri saja melihat dengan gelisah rautnya lewat celah-celah berdirinya orang-orang ini yang menghalang langkahku untuk segera mendekat kearahnya dan lagi harus menghembuskan nafas panjang saat Busway berhenti dan sosoknya berlalu begitu saja. Ahh.. kenapa begitu sulit untuk melihatnya dengan cara yang lebih dekat? (mungkin Tuhan menciptakannyabegitu istimewa hingga butuh cucuran keringat dan kelelahan untuk lebih mengenalnya). Tapi tak apa, energiku masih ada untuk tetap mengejarnya bahkan energiku kian bertambah saat tadi aku diberikan kesempatan melihat senyummu. Haa.. sial! Lagi-lagi aku lupa menanyakan siapa namamu!

Awal bulan agustus diminggu pertama, jika dihitung hampir 2 minggu lebih aku tidak menemukan senyuman anggun itu di toko buku, cafe cofee,halte busway dan dalam busway sekaligus. Ah, jangan menghilang seperti ini, setidaknya beritahukan dulu siapa namamu agar aku bisa mengenalmu lebih dari hari ini.
Sore ini aku merencakan untuk ke dermaga, sekedar melihat senja yang warnanya kemerahan itu. Dulu aku sering ke tempat ketempat ini tapi itu dulu saat masih bersama mantan kekasihku itu, tapi sekarang saat kesini lagi hebatnya aku tidak memikirkan mantan kekasihku itu dan berganti memikirkannya,senyumannya,tatapannya dan... SUARA ITU tiba-tiba menjedakan lamunanku.
kamu menyukai senja juga ?
Subahanallah, detakan jantungku mulai tak terkontrol lagi. Detakannya sungguh berasa lain saat suara itu masuk melalui indera pendengaranku dan saat kedua bola mataku berpapasan dengan kedua bola mata itu. (aku melihatnya berdiri disampingku) yang jaraknya berdiri dari tempatku mungkin semeter atau kurang dari semeter (entahlah! Yang pasti saat ini dia terlihat lebih jelas lagi dibandingkan toko buku,cafe dan busway itu).
Aku hanya menganggukan kepala dengan tempo gerakan yang pelan, berusaha tampak tenang seperti tak terjadi apa-apa agar dirinya tak bisa cepat menebak apa yang terjadi didalam hatiku setelah senyumannya,rautnya tampak jelas kupandang saat ini.
Dia terus saja tersenyum dan sepertinya dia sudah mengetahui bahwa kelemahanku itu yaitu saat bisa melihat senyumnya dan tahu bagaimana rasa hatiku sekarang? Rasanya sesak sekali. Seperti sudah terlalu penuh energi didalam tubuhku ini hingga jangan bertanya kenapa aku enggan melihat rautmu lama-lama dan berpura-pura memalingkan wajah kearah tempat lain. Itu bukan karena tak ingin kehadiranmu tapi aku sedang tak punya banyak kata saat ini untuk menggungkapkan betapa bahagianya menjadi diriku.

Sekitar 20 menit aku mendengar suaramu, kita sama-sama bercerita tentang senja, tempat tinggal, dan kesibukan satu sama lain. Dan dalam percakapan itu aku harus beberapa kali mengistifarkan hatiku dan ini, aku sudah terlihat tenang saat melihat lagi senyumanmu itu merona. (apa seperti itu wajah malaikat berjilbab ?)
Perbincangan kita pun terputus saat dirinya berpamitan untuk segera pulang karena azan magrib sudah hampir tiba dan saat langkahnya sudah jauh sekitar 3 meter dari posisiku berdiri lagi-lagi aku lupa menanyakan siapa namanya dan hanya bisa berteriak sedikit nyaring seperti ini saja,
“hey wanita berjilbab.. bisakah aku mengetahui siapa namamu?”
Langkahnya pun terhenti dan membalikan wajah lalu tersenyum dan menjawab.
“panggil aku Aniza. Assalamualaikum Ji Abdul Kadir...”
Ah.. ekspresi terakhirnya itu sungguh barokah tapi dari mana dia mengetahui namaku ? Hahaha.. ternyata aku lupa melepaskan kartu identitas dari saku ini hingga jangan heran mengapa dia lebih pintar dan cepat mengetahui siapa namaku.

Ah.. Aniza, terima kasih untuk pertemuan tak terdugah disenja ini, terima kasih untuk senyumanmu itu, setidaknya sekarang dirimu menambah energiku lebih banyak untuk menyakinkan ini murni perasaan hati. Aniza, Wa’alaikumsalam..

______
NB: Cerita fiksi ini didedikasikan untuk para WANITA BERJILBAB. Saya terinspirasi menulis ini karena saya sendiri yang senang bila melihat wanita berjilbab yang sekaligus hatinya dijilbabkan. Dan Insyallah lewat tahap demi tahap pakaian saya,hati saya bisa sama seperti mereka (berjilbab)
Untuk UMI, ini untuk umi juga. Ai senang bila melihat umi lebih lama-lama menggunakan jilbab umi.
Dan, mohon dimaklumi nama dan foto difiksi ini segaja memakai diri sendiri karena modelnya susah dicari (NGELES!!) hahaha..

47 komentar:

  1. weits.. yg jilbab ituu adminnya blog ini yaa?

    BalasHapus
  2. wanita berjilbab yang sudah membuat seseorang terpesona,saking terpesonanya sampe berkali-kali ketemu tapi lupa menanyakan namanya ya....hehe...

    btw, modelnya cantik sekali lho niz...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bun,saking cabtiknya sampe lupa dengan nama.
      fiksi itu juga buat bunda yg berjilbab loh :)

      astaga cantik? Alhamdulillah deh bun ngk slh aku mlih modelnya.. hahaha

      Hapus
  3. k kujelaskandisin
    asgata..

    Akhirnya tau namanya ya niz hehe.. =)
    semoga istiqomah ya =)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada yang typo ya bang? paragraf mana ya?

      iya..setelah kesana-kemari ternyata namanya itu2 aja :D
      amin :)

      Hapus
    2. aduuuh lupa paragraf yang mana niz hoho..

      Hapus
  4. nama lengkapnya Aniza Naya cakep... hahaha *maksaa* :p

    mba Aniz.. cantik banget siih, moga istiqomah ya pake jilbabnya aamiin.. *pelukkk*

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu nama lengkapnya harus pake naya :D

      ahh nay bisa aja :)
      iya nay sayang.. amin, peluk nay juga.. :)

      Hapus
  5. bagi saya, berjilbab itu seksi abis. bisa bikin nggliyeng deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju :)
      seksinya saat dia menutup auratnya dan itu terlihat lebih sesuatu :)

      Hapus
  6. Hihihi... eh cantik lho fotonya :D

    BalasHapus
  7. Yang berjilbab itu bawaannya kalem. haha

    BalasHapus
  8. ih siapa tu jadi foto modelnya, heheheee
    lain kali sya juga jd foto model untuk postingan yg berkaitan cowok hehehehee just kidding,,,

    BalasHapus
  9. Subhanallaah, terimakasih ai *merasa didedikasikan karna saya berjilbab :)

    anyway, mohon maaf, kalo menurut saya, istilah 'menjilbabkan hati' itu kurang tepat. Karena, hati sebaiknya jangan ditutupi. Dibuka saja, supaya hidayah dari Allah jadi lebih mudah merasuk kalbu.

    Mungkin lebih tepat kalau pakai diksi 'Menjaga Hati' seperti lagunya Aa Gym kali ya :D Pakai atau belum pakai jilbab, kita semua 'wajib' jaga hati :)

    Semoga istiqomah ya ai. Insya Allah bisa ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin kata menjilbabkan hati disini aku pake tanda petik mbak dini :)
      maksud aku ada beberapa wanita berjilbab yg aku temui,pakaiannya udah sgt sopan tertutup dan rapi tapi cara bicara,perlakuannya terlihat tdk sama-sama baik dgn pakaiannya jadi menurut sy definisi "menjilbabkan hati" seperti itu.

      BUT, terima kasih buat saran mbak dini kata menjaga hati itu juga patut buat kita laksanakan biar lebih indah :)

      hohoho iya mbak. ini buat mbak yg berjilbab juga :)
      amin Insya Allah amin :)

      Hapus
  10. Tampak cantik sekali isi postingannya tidak kalah cantik seperti fotonya.

    BalasHapus
  11. aku nimbrug yahh
    postingannya sungguh seperti senyuman wanita ituuuhhh

    BalasHapus
  12. Hey, wanita berjilbab. Siapa namamu?

    Keren-keren banget ceritanya. Kenapa nggak pakai namamu aja sob. Aiinizza gituu he..he..
    Tulisanmu adalah salah satu yang menjadi inspirasiku selain kak mugniar, wiwi arianti dan kang uzay.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha Aniza sama Aiinizza ngk sama kek namaku ya bang hahaha

      wah.. makasih bgt bang yitno, seneng jadinya. sy juga suka dengan tulisan bang yitno, apalagi tulisan galau itu :)

      Hapus
  13. ada keindahan, ada kesejukan, ada kedamaian, hmmmm.... wanita berjilbab....

    BalasHapus
  14. klo wanita berjilbab menurut saya jadi terlihat lebih anggun dan santun

    BalasHapus
  15. Ihh eta meni geuliss pisan aini >.<
    maaf baru singgah, baru OL dipc soalnya :D

    BalasHapus
  16. aww cantiknyaa... ayo dilanjutkan pakai jilbabnya Ai.. u r so beautiful with that hijab :)

    BalasHapus
  17. wahhh, cantik banget yang berjilbab itu :))

    hayooo, siapa itu yah ??? hehehe :D

    BalasHapus
  18. iya,
    bberjilbab itu penting dek,
    dan hati-lah yang paling penting untuk diberi "jilbab"
    agar tidak bagus dari luarnya saja,
    semangat..!
    setiap yang baik pasti dimudahkan oleh Allah..

    BalasHapus
  19. owh adminnya ternyata, tak kira zaskia adya mekka

    BalasHapus
  20. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  21. cantik kak, lebih cantik kalo berjilbab

    makasih yaa kak, aku sendiri udah berjilbab sejak smp tapi baru faham makna berjilbab baru pas SMA, semoga tulisannya bisa menginspirasi bagi mereka yang belum berjilbab

    semoga tetep istiqomah dalam berjilbab yaa kak :D

    BalasHapus
  22. ahahaha, 15 menit doang menatap matanya jadi deg-degan ye ..
    keras bener dah jatuh cintanya..

    tapi lo udah make jilbab belom niz .. ?
    hehehe
    peace

    BalasHapus
  23. mesti belum mengunakan jilbab, tapi saya salut dengan apresiasimu terhadap perempuan berjilbab..

    penting itu.


    Kunjungan blogwalking.
    Sukses selalu..
    kembali tak lupa mengundang juga rekan blogger
    Kumpul di Lounge Event Blogger "Tempat Makan Favorit"

    Salam Bahagia

    BalasHapus

selesai membaca, ayo tinggalkan kritik dan saran teman-teman :)