Seseorang bersamamu, sekarang. Seseorang yang mampu membuat
senyummu selalu ada, tapi bisa juga membuat senyummu itu hilang dengan beberapa
alasan yang ada. Seseorang bersamamu, tapi hatiku malah tetap (ingin) bersamamu. Konyol bukan ? ahh.. tidak. Bukan. Ini hanya masalah kurangnya
komunikasi saja yang kamu jelas tak pernah memberikanku kesempatan untuk
menceritakan padamu, tentang apa yang terjadi dihatiku sekarang semenjak ada
kamu.
Seseorang bersamamu, sekarang. Seseorang yang bisa dikatakan ia sosok pria yang diberikan rezeki
yang luar biasa oleh Sang Kuasa. Seseorang bersamamu, sekarang. Seseorang yang dikirimkan Tuhan untukmu agar kamu bisa mengerti apa itu mencintai (katamu). Seseorang yang bersamamu, yang sudah pasti bukan aku tapi dirinya.
Ia memilikimu sekarang. Memiliki hatimu kan ?
lalu aku, apa yang kumiliki sekarang dengan terus seperti ini ?
Aku memiliki tawamu yang kapan saja ku mau bisa ku lihat. Dengan
menceritakan beberapa cerita lucu saja untukmu, sudah pasti tawamu akan nyaring
terdengar ditelingaku lalu akan akan berpura-pura memarahimu dan berkata “Kenapa tertawamu bisa seburuk itu ?”.
kamu tidak memarahiku, hanya tertawa saja terus
hingga aku kesulitan menahan detakan jantungku yang terlalu bahagia
melihat kamu bisa sebahagia ini (saat
bersamaku).
Aku memiliki senyummu yang kapan saja aku mau bisa juga aku
melihatnya. Dengan duduk manis, diam disampingmu. Mendengarkan kamu bercerita
tentang hal ini dan itu, lalu selanjutnya memberikanku kado yang berbentuk ‘senyumanmu’. Jika sudah seperti ini,
aku pasti akan berpura-pura lagi mencomotimu dengan berkata “jangan tersenyum sok unyu seperti itu. kamu
bukan anak kecil yang pipinya kemerahan dan menggemaskan. Jadi biasa saja..”.
kamu sama sekali tak tersinggung dengan perkataanku tapi kamu tahu, disini
dalam hatiku ini rasa-rasanya sesak sekali. Sungguh.
Tapi jika sudah berrbicara tentang ‘dirinya’ aku sendiri
yang sedekat ini denganmu, selalu tak merasa ini adalah kamu. Ya, mengapa tidak
? kamu selalu saja menceritakan hal apa saja yang menjadi kelebihannya. Kamu selalu
saja bisa menggambarkan bagaimana baiknya ia memperlakukanmu, dan yang paling
menyesakkan hatiku ialah pada saat kamu berkata bahwa suatu hari nanti dia juga
yang akan menjadi akhir untuk kamu cintai.
Seseorang bersamamu,
sekarang. Ia mencintaimu, tapi jika diadu siapa yang lebih besar perasaannya
terhadapmu, apa masih bisa dia yang kamu percaya teramat sangat mencintaimu
bisa menjadi pemenangnya ? jika
benar, syukurlah.. itu berarti aku harus lebih banyak lagi belajar dari dirinya
agar bisa mendapatkanmu.
Tapi, jika kelak nanti kamu mencintaiku setelah dia tak
mencintaimu lagi aku mana mau ? bukankah aku sudah terlalu lama memberikanmu
isyarat bahwa cinta itu bukan hanya ada pada saat dirimu bisa sebahagia
sekarang, tapi pada saat tersulitpun cinta harus tetap ada. (dan sama seperti yang biasanya ku lakukan
untukmu. Bahagia atau tidak selalu saja, aku ada) !