Jumat, 29 Juni 2012

lembaran ke 107, tentangmu.

Aku akan menuliskan beberapa kalimat didalam paragraf ini, segaja aku menulisnya karena sudah jelas aku kesulitan untuk menjelaskan padamu lebih detail lagi. ini bukan tulisan biasa yang isinya hanya sepenggal kata-kata puisi ringan atau cerita fiksi biasa yang kamu baca di halaman blogku, lalu setelah membacanya kamu kan berkata padaku bahwa tulisan itu ‘indah’. Tidak ! ini bukan itu. Sekali lagi kuberitahukan ini bukan tentang cerita-cerita itu, tapi isi tulisan ini lagi-lagi menceritakan kornologis asal mula mengapa perasaanku terjadi padamu dan mengapa sampai sekarang aku kesulitan untuk mengatakannya padamu secara langsung dan tetap seperti ini. Berlama-lama memendam rasa lalu hanya mengunakan lembaran demi lembaran kertas-kertas putih ini sebagai media aku mengutarahkan padamu. (ya, kalau-kalau saja nanti kamu sempat membacanya).

Aku masih menuliskan kata ‘AKU MENCINTAIMU’ dilembaran ini (dan semoga kamu membacanya). Kali ini aku sedang menuliskan kembali awal mula aku diberikan kesempatan bertatap wajah denganmu dengan jarak satu meter di wedding party itu, (atau bahkan kurang dari satu meter aku menatapmu. Entahlah!) yang pasti aku bisa dengan lebih jelas lagi melihat kamu mengenakan long dress berwarna merah, rambut panjangmu yang dibiarkan tergurai, bola matamu yang hitam kecoklatan, bibirmu yang merah dan itu aku melihat lesung pipimu saat kamu tersenyum memandangiku. Ahh.. kuberitahu disini ya, senyumanmu itu cantik sekali (sungguh). Jadi jangan heran mengapa aku begitu cepat menyimpan rasa padamu di dua tahun yang lalu itu hingga sekarang tak pernah surut rasaku dan belum-belum juga punya keberanian yang banyak untuk mengatakan padamu bagaimana kondisi hatiku sekarang semenjak bertemu denganmu.
Tapi jika kamu ingin menanyakan padaku sekarang apa alasanku mencintaimu, pasti alasannya sudah lain dari sebelumnya dan aku kan menjawab ini ‘awalnya cantikmu aku terpesona. Tapi sekarang hatimu’ (cukup seperti itu saja alasanku sekarang sampai nanti).

Tentang kamu mencintai anak kecil itu juga sangat aku suka. Aku suka bila melihatmu berlama-lama bermain, bercanda tawa dengan mereka. Saat itu kamu kan jauh terlihat lebih mempesona lagi saat mereka menumpahkan minuman ke pakaianmu dan kamu hanya tersenyum saja, memeluk mereka, mencium pipi mereka, menyakinkan mereka bahwa kamu tidak memarahi mereka. Ahh.. itu hal yang paling luar biasa yang ku tahu dari sifatmu di dua tahun kebersamaan persahabatn kita ini.

Dan ada juga, aku menyukai sifat sosialmu itu. Aku suka bila kamu mengajakku untuk berkunjung ke panti apa saja, aku suka caramu yang selalu bisa menolong orang lain tanpa melihat dari mana asal, keturunan dan agama mereka. Aku suka segala tentangmu jadi setelah nanti kamu membaca ini, kamu kan mulai tahu apa-apa saja yang membuat aku terpesona akan sosokmu.
Lalu tentang masakan buatanmu itu, aku suka sup wortel yang biasa kamu antarkan kerumahku. Itu rasanya lebih enak dibandingan masakan bibi di rumahku dan juga perkedel ikan buatanmu itu ditambah coffe kental dan brownies kukus, hahaha.. aku sedang membayangkan lagi disini betapa enaknya masakanmu itu. Sekarang apa lagi yang kurang darimu? Yang kurang tinggal aku saja yang masih berlama-lama menyimpan rasa ini dan tak punya banyak energi untuk mengatakan padamu (maaf).
Tapi, jika nanti entah kapan saja kamu menemukan lembaran demi lembaran ini yang jumlahnya sudah 107 lembaran, maukah kamu memberiku kesempatan semenit saja untuk mengungkapkannya?
Tapi begini saja setelah menulis lembaran ke 107 ini aku kan segera bertemu denganmu secepatnya, membawa tulisan-tulisan ini lalu mengungkapkan semuanya padamu. Bagaimana? Aku tak peduli dengan isi jawabanmu nanti seperti apa, asal kamu bisa mendengarkan apa yang kukatakan sampai selesai dan hatiku lega setelah 2 tahun lamanya menyimpan rahasia ini. Bisakah?

Ini aku sudah selesai menulis tentangmu dan sekarang sedang bersiap-siap untuk segera bertemu denganmu di cafee yang berdekatan dengan pantai yang biasa kita kunjungi. Kali ini bukan aku yang mengajakmu untuk bertemu tapi kali ini kamu yang memintaku untuk segera bertemu denganmu secepatnya. Seperti ada yang ingin kamu sampaikan padaku, tapi apa? Apa mungkin maksud kita sekarang sama? Sama-sama ingin mengungkapkan rasa dan.. hahaha aku tertawa kencang saat sedang mengenakan kemeja didepan cermin. (oia.. kemeja ini darimu kan? Kamu membelikannya padaku saat tiga bulan yang lalu kamu berkunjung ke kota kelahiran ibumu dan sekarang aku mengenakannya).

Tiba di cafee ini, aku melihatmu mengenakan long dress berwarna putih bergaris cokelat dengan dandananmu yang ditata ringan dan itu cantik. Aku mempersilakanmu berbicara duluan karena dari ekspresimu kamu terlihat bahagia sekali sampai-sampai senyumanmu itu terus saja keluar.
Sekarang ceritakan saja apa yang ingin kamu ceritakan padaku dan selesai kamu menceritakannya aku kan menceritakan padamu lagi apa yang kurasakan padamu saat selama ini. Ayo ceritakan saja, aku mulai penasaran dengan isi senyuman itu yang bahagianya hingga aku bisa merasakannya.

Kamu pun akhirnya mengatakan padaku bahwa sejam yang lalu ada seorang pria yang lebih hebat dariku mengungkapkan perasaannya padamu. Senyumku tiba-tiba saja membeku saat mendengar kalimat itu. Ada rasa bergetar yang lumayan kencang merasuk isi jantungku, bahkan detakannya mulai tak beraturan saat kamu mulai mengdeskripsikan lebih detail lagi bagaimana sosok pria itu. Dalam mataku memanas saat melihat senyummu itu, tolong hentikan saja cerita tentangnya karena aku termasuk dalam daftar pria yang lemah dalam hal seperti ini.
Akhirnya aku bisa juga mengucapkan kata ‘selamat’ padamu walau nyatanya lirih hatiku sedang memanas rasanya. Ahh.. pulanglah sekarang, aku belum bisa mengatakan apa yang ingin aku katakan padamu seperti yang kurencanakan tadi. Aku belum bisa mengatakan aku mencintaimu saat ini karena aku tidak ingin membuat jeda diantara hubungan baik kita ini. Sudahlah.. tak apa seperti ini dulu. Aku masih sanggup menyabarkan hatiku lalu berbahagia lagi untukmu. 

Hahaha.. aku menangis juga saat membiarkanmu pergi meninggalkan tempat ini bersamanya, sial ! aku juga kan segera pulang, segera kan merobek 107 lembaran itu, membakarnya lalu membuang abunya tapi kamu tahu? Saat melihat lembaran itu lagi, yang ada aku tampil seperti pria cenggeng lagi. menangis lalu terus menangis megiringi bahagiamu hari ini. Kamu, nanti bila dia berhenti mencintaimu tolong kabari aku lagi. aku kan kembali mengumpulkan energi ku untuk lagi mengejarmu dan lebih berani mengungkapkannya padamu. Lembaran ke 107 ini, aku kan terus menyimpannya hingga nanti tiba saatnya aku kan memberikannya padamu untuk kamu membacanya lagi dan merenungkan bahwa seperti itulah aku mencintaimu.

Sabtu, 23 Juni 2012

KAMU!

Aku sekarang sedang melihatmu dari jarak kira-kira 10 meter tempatmu berdiri bersamanya, tapi ku pastikan kamu sedang tak melihatku yang sedang berdiri penuh rasa lirih disini. Aku melihatmu lewat celah-celah kecil ini, yang walau kecil tapi aku bisa dengan jelas melihatmu berduaan bersamanya diteras restorant itu. Ya, kalian sedang bercerita dengan ekspresi senyum bercampur tawa yang tak ada jedanya. Kadang kamu menggenggam tangan wanita itu, kadang pula kamu mengusap kepalanya hingga memainkan rambut panjangnya itu dengan jari-jarimu, kadang juga kamu mengusap pipinya lalu sesekali mencium keningnya dan berkata “aku mencintaimu”. Jelas aku mengetahui apa yang kamu katakan padanya karena dari cara bibirmu bergerak saja aku sudah bisa menebak tentang apa yang sedang kamu katakan dan sudah jelas sekarang KAMU MENCINTAINYA! Kata yang baru setengah jam yang lalu kamu ucapkan padaku dan sekarang sudah berpindah kepada wanita itu.
Aku tetap berdiri disini, menahan dadaku yang rasanya mulai sesak lalu mengipas-ngipas kedua bola mataku yang rasanya mulai memanas dan berkaca-kaca. Tenanglah.. aku tak’an menangis seperti anak kecil disini, aku juga tak akan menghampirimu disitu lalu memintamu meninggalkannya dan mengganggu kebersamaan kalian. Sudahlah.. tenang saja disitu aku akan segera meninggalkan tempat ini untuk berhenti menatap dekat kebersamaanmu bersamanya. Kemana? Ketempat mana saja yang bisa menghentikan rasa sesakku ini.

Malamnya aku bertemu denganmu, (tenanglah.. aku tidak akan menanyakan kejadian tadi siang itu). Yang kulakukan saat ini hanya berupaya menenangkan hatiku saja agar tak mengingat kejadian tapi siang itu meski ciumanmu tadi yang melekat kejidadku membuat seluruh aliran darahku rasanya terbakar karena terbayang lagi saat kamu mencium keningnya. Tapi ahh.. dadaku rasanya nyeri sekali. Bisakah makan malam ini cepat selesai saja? Aku ingin segera pulang, tidur kemudian bersembunyi dibawah selimut tebal agar kamu tak bisa mendengar bagaimana kerasnya aku menangis malam ini. Aku ingin pulang sekarang dan silakan kamu menemuinya lagi malam ini.

Seminggu kemudian aku melihatmu (lagi) bersamanya. Kali ini kamu sedang memeluknya dibawah matahari terbit dan pinggir pantai itu (bukankah ini tempat yang biasa kita datangi saat ingin melihat fajar? Tapi sekarang mengapa ada dia?).

Lagi, aku tidak menghampirimu dan membiarkanmu tetap memeluknya dengan begitu rasa cintamu. Ya, aku jelas bisa merasakan pelukan itu penuh cinta sebab sebelum kamu memeluknya aku sudah pernah merasakan pelukanmu itu dan ekspresimu saat memelukku sama seperti sekarang ini kamu memeluknya. Tapi pelukan itu terjadi dulu sebelum kamu mengenal wanita itu.
Aku meninggalkan tempat ini juga, dengan sesekali membasuh pipiku yang sudah basah karena tumpahan air mataku yang sulit untuk ditahan.

Sebulan kemudian aku melihatmu lagi-lagi bersamanya kali ini tempatnya dicafe cofee. Aku melihat dengan jelas bagaimana caramu menatapnya, tatapan itu sungguh lain bahkan aku sudah jarang merasakan tatapan hangat itu lagi darimu. Kedua bola matamu berbinar saat melihat wanita itu berkali-kali tersenyum padamu, sesekali kamu menyuapinya beberapa potong roti lalu sebagai balasannya wanita itu kan menumpahkan cofee ke cangkirmu lalu kamu kan tersenyum lagi dan ahh.. kumohon cukup!
Kamu sedang tak melihatku kan? Aku sedang duduk di meja nomor 5, mengenakan kacamata hitam,jacket putih dan syals hitam yang pernah kamu belikan untukku. Aku sekarang sedang memperhatikanmu sekarang dengan sangat telitinya dan apa kamu tahu apa yang sedang terjadi dengan isi hatiku?? Catat ya, rasanya LEBIH DARI RASA SAKIT FISIK!

Aku tak menghampirimu, karena rasanya aku tak punya banyak tenaga untuk menamparmu atau menyirammu dengan cofee panas itu saja. Sebab untuk berdiri dari kursi ini saja rasa-rasanya aku seperti tak sanggup untuk melangkah dan hanya menutup wajah dengan syals tebal ini agar mereka tak melihat isi mataku ini sedang tak tahan menahan tangis karenamu.

2 hari kemudian, kamu datang menemuiku. Kali ini cara berpakaianmu sungguh rapi, kamu terlihat jauh lebih gagah dari hari-hari sebelumnya bahkan saat melihatmu seperti ini aku sampai lupa bahwa kamu diam-diam sedang mengkhianatiku. Hatiku.
Ahh.. sudahlah lupakan peristiwa itu! Aku sekarang sedang terhipnotis dengan ekspresimu saat ini, aku sekarang sedang ingin menatapmu lebih lama bahkan aku belum memberikanmu kesempatan untuk berbicara sebab aku masih ingin melihatmu lebih lama lagi.
Sekarang aku sudah selesai menatapmu, sekarang bicaralah apa yang ingin kamu katakan paadaku. Aku kan berdiam seperti ini, mendengarkan apa katamu sambil memperhatikan raut wajahmu lagi. ayo bicaralah..

Kamu tetap diam saja, hanya menatapku lalu menundukan kepala mencoba mengumpulkan energimu untuk mengatakan apa yang ingin kamu katakan. Jika kamu ingin mengatakan perselingkuhanmu itu bersama wanita itu katakan saja, aku tak’an marah lalu memutuskanmu. Aku kan tetap menerimamu, memaafkanmu lagi dan mengulangi hubungan yang baik lagi bersamamu. Tapi ternyata salah, bukan itu yang ingin kamu katakan tapi..
“kita sudahi saja hubungan ini Rin.. “

Isi dadaku tiba-tiba saja berdetak kencang saat mendengar kalimat singkat nan padat itu. Rasanya seperti terkontaminasi bahan kimia dikulitku yang memanas,berbakar, sakit dan cukup! (aku sedang berupaya menenangkan hatiku)

Aku tak menanyakan apa alasanmu mengakhiri hubungan ini karena pasti jawabannya karena wanita itu sebab tanpa kamu menjelaskannya mengapa aku sudah bisa menebaknya dan lebih baik kamu tak perlu menjelaskannya karena dengan kamu memutuskan pergi dariku itu rasanya sudah lebih sakit dengan kamu mengkhianatiku selama ini.

Kamu pun melangkahkan kaki keluar dari halaman rumahku ini, dan hanya meninggalkan sebuah cincin pertunangan kita setahun yang lalu itu. rasanya dalam mataku mulai memanas dan berair, seperti ingin jatuh kelantai tapi setelah aku jatuh apa masih bisa kamu membantu mengangkatku lagi? mataku terus mengikuti langkah demi langkahmu itu hingga sesaat aku benar-benar merasa dirimu hilang dalam kelap dan dimensi waktu ini.

Sebulan kepergiannmu, aku seperti orang sakitan yang susah untuk makan, tidur atau melakukan aktivitas apapaun (ohh God, apa sesakit inikah rasanya patah hati ?)
Ya, semenjak pergimu sakit hatiku bertambah terlebih lagi kamu meminta bantuanku untuk mengdesaign baju pengantin wanitamu ini. Apa? kenapa harus aku yang kamu pilih untuk melakukan ini? tak tahukah kamu, hatiku belum benar-benar sembuh dari luka batin yang kamu ciptakan dan sekarang kamu mengulanginya lagi dengan membuat hatiku benar-benar terasa nyeri !

Tapi tak apa, aku masih punya beberapa energi untuk menguatkan hatiku saat harus melakukan sesuatu yang kamu minta. Ya, dengan seperti ini, aku mencoba menyabarkan hatiku saat mengukur tubuhnya, aku mencoba menenangkan hatiku saat yang kulihat dipatung itu bukan pakaian pengantinku tapi pakaian pengantin wanita itu. sekarang aku sedang melakukannya dan kupastikan kamu tak'an pernah tahu sebelah mana hatiku yang rasanya sakit duluan karena jelas semuanya benar terasa sakit luar biasa.

KAMU MENIKAH JUGA! bukan denganku tentunya tapi dengan wanita itu pastinya. dan lagi-lagi aku mengumpulkan keberanianku untuk menghadiri pesta weddingmu ini, melihatmu berjalan bergandengan tangan bersamanya dan kupastikan saat aku keluar dari ruangan ini segala penyesalanku saat ditinggal pergi, dikhianati olehmu lenyap sudah. Aku juga ingin sepertimu sekarang, menikah, hidup bahagia dan tak merasakan sesak dihati seperti ini lagi. Jadi setelah hari ini kamu tak perlu mengkhawatirkan isi hatiku lagi karena aku sudah terlalu lelah mengasihani hatiku sendiri dengan terus menagisi pengkhianatanmu ini. Sudahlah.. kamu bahagia saja disana bersamanya. kelak bila nanti dia mengkhianatimu maka kamu juga kan merasakan nanti bagaimana rasanya menjadi hatiku yang waktu itu pernah di lukaimu.

Kamu berbahagialah.. aku pasti kan baik-baik saja. bahkan akan lebih baik dan bahagia lagi dari hidupmu.

Selasa, 19 Juni 2012

Wanita berjilbab itu, Siapa namanya?

Siapa namanya? Entalah. Aku juga tak sempat menanyakan siapa namanya sejak pertemuan pertama ditoko buku itu seminggu yang lalu. Yang aku ingat sampai saat ini hanya senyumanya dan bagaimana cara menatapnya (itu saja yang aku tahu). Matanya berbinar kecoklatan dan walau memandanginya hanya dalam waktu 15 menit saja, tapi dia sudah berhasil membuat detakan jantungku berdetak tak aturan. Hebat kan sosoknya?
Hahaha...aku terus saja memikirkan sosoknya yang misterius itu, berharap dihari ke- 19 aku menunggunya ditoko buku ini aku diberikan kesempatan agar bisa bertemu kembali dan setidaknya aku diperbolehkan mengetahui siapa namanya. Tapi ya, sampai hari ke-25 ini juga aku tidak melihatnya lagi mampir ketoko buku ini lagi. hmm.. sudahlah mungkin hadirmu hanya sepintas saja indera penglihatanku agar bisa mengrefreshkan isi pikiranku yang sempat saja dibuat galau oleh mantan kekasihku.
Ah.. andai diberikan kesempatan lagi bertemu dengan wanita berjilbab itu, pasti aku kan lebih sedikit memberanikan diriku agar bisa menatapnya lebih dekat dan mengetahui siapa namanya.

***

Minggu ketiga dibulan juni, aku belum juga bisa mengremovekan wanita berjilbab itu dari pikiranku padahal ini sudah sebulan lebih aku tak bertemu dengannya dan lebih anehnya aku juga belum sempat menegur sapa dengannya tapi kenapa senyumannya itu mampu membuatku semakin betah berlama-lama memikirkannya? “hahaha.. mungkin aku sedang mengalami penyakit jatuh cinta pada pandangan pertama yang efeknya seperti ini”
Tawaku memecah saat lagi-lagi membahas jatuh cinta ini. Ahh.. ternyata prosesnya secepat ini tapi biarkan saja ini natural juga adanya.


Dan hey.. mataku sekarang tidak salah melihat kan? Ini, setelah sebulan lebih tak melihatnya sekarang aku bertemu lagi dengannya di cafe cofee ini. Kali ini dia mengenakan pakaian panjang berwarna cokelat dan jilbabnya juga senada dengan warna pakaiannya (ahh.. jujur kali ini aku melihatnya tampak lebih cantik lagi dari pertemuan pertama kita ditoko buku itu). Senyumannya itu, ternyata dia masih mengenali wajahku hingga sapa senyumannya itu masih tetap sama seperti ditoko buku itu bahkan lebih parahnya kedua kakiku bergetar begitu saja saat memandanginya, ah cukup! Jangan terlalu seperti itu, itu terlalu indah bila kupandang lebih dari 5 menit saja.
Kali ini aku bisa menatapnya lebih dari 30 menit lamanya,aku bisa melihat lebih lama lagi bagaimana tawanya itu ketika teman-temannya mulai menceritakan beberapa cerita lucu. Lihat.. tawamu itu anggun sekali!
Lalu setelah itu, dia akan mulai bercerita dengan ekspresi yang serius lebih serus dan tiba-tiba ekspresinya berubah tersenyum dan astaga harus seperti apa aku mengungkapkan seperti apa rautnya itu? Kata cantik,manis,indah itu tak cukup untuk kujelaskandisini bagaimana rautnya itu bila dia sedang tersenyum. Sungguh.

Tak sadar ini akhirnya selesai juga, aku harus mengunci kembali penglihatanku setelah melihatnya keluar dari cafe ini dan pelan-pelan menghilang hingga kedua bola mataku tak bisa mendeteksi kemana arah perginya dan asgata.. lagi-lagi aku lupa menanyakan siapa namanya. Astafirullah.
Seminggu sudah aku tak bertemu lagi dengannya dan lihatlah ekspresiku di cafe ini seperti seorang wartawan infotaiment saja yang sibuk menunggunya masuk keruangan ini lagi, menebarkan senyumnya lagi dan aku terpesona. Tapi ya, hampir sejam menghabiskan 3 cangkir cofee dan 5 potong roti disini dia tak nampak juga yang ada aku hanya melihat sekumpulan anak kuliahan yang mondar-mandir masuk ruangan ini yang sama sekali sosoknya tak mampu menandingi bagaimana hebatnya senyummu.

Aku pun pulang,meninggalkan tempat ini menuju halte busway karena sialnya mobilku sedah 2 hari ini harus dirawat di bengkel. Kira-kira sudah dua tahun lebih aku tak menaiki kendaraan ini jadinya seperti melepaskan rindu bila harus berlama-lama disini walau tak mendapatkan kursi untuk duduk dan menikmati beberapa menit bergantung seperti ini.
Hey.. ini yang ketiga kalinya aku melihatnya lewat Busway ini, tapi ya Gusti.. yang kulakukan saat ini hanya berdiam diri saja melihat dengan gelisah rautnya lewat celah-celah berdirinya orang-orang ini yang menghalang langkahku untuk segera mendekat kearahnya dan lagi harus menghembuskan nafas panjang saat Busway berhenti dan sosoknya berlalu begitu saja. Ahh.. kenapa begitu sulit untuk melihatnya dengan cara yang lebih dekat? (mungkin Tuhan menciptakannyabegitu istimewa hingga butuh cucuran keringat dan kelelahan untuk lebih mengenalnya). Tapi tak apa, energiku masih ada untuk tetap mengejarnya bahkan energiku kian bertambah saat tadi aku diberikan kesempatan melihat senyummu. Haa.. sial! Lagi-lagi aku lupa menanyakan siapa namamu!

Awal bulan agustus diminggu pertama, jika dihitung hampir 2 minggu lebih aku tidak menemukan senyuman anggun itu di toko buku, cafe cofee,halte busway dan dalam busway sekaligus. Ah, jangan menghilang seperti ini, setidaknya beritahukan dulu siapa namamu agar aku bisa mengenalmu lebih dari hari ini.
Sore ini aku merencakan untuk ke dermaga, sekedar melihat senja yang warnanya kemerahan itu. Dulu aku sering ke tempat ketempat ini tapi itu dulu saat masih bersama mantan kekasihku itu, tapi sekarang saat kesini lagi hebatnya aku tidak memikirkan mantan kekasihku itu dan berganti memikirkannya,senyumannya,tatapannya dan... SUARA ITU tiba-tiba menjedakan lamunanku.
kamu menyukai senja juga ?
Subahanallah, detakan jantungku mulai tak terkontrol lagi. Detakannya sungguh berasa lain saat suara itu masuk melalui indera pendengaranku dan saat kedua bola mataku berpapasan dengan kedua bola mata itu. (aku melihatnya berdiri disampingku) yang jaraknya berdiri dari tempatku mungkin semeter atau kurang dari semeter (entahlah! Yang pasti saat ini dia terlihat lebih jelas lagi dibandingkan toko buku,cafe dan busway itu).
Aku hanya menganggukan kepala dengan tempo gerakan yang pelan, berusaha tampak tenang seperti tak terjadi apa-apa agar dirinya tak bisa cepat menebak apa yang terjadi didalam hatiku setelah senyumannya,rautnya tampak jelas kupandang saat ini.
Dia terus saja tersenyum dan sepertinya dia sudah mengetahui bahwa kelemahanku itu yaitu saat bisa melihat senyumnya dan tahu bagaimana rasa hatiku sekarang? Rasanya sesak sekali. Seperti sudah terlalu penuh energi didalam tubuhku ini hingga jangan bertanya kenapa aku enggan melihat rautmu lama-lama dan berpura-pura memalingkan wajah kearah tempat lain. Itu bukan karena tak ingin kehadiranmu tapi aku sedang tak punya banyak kata saat ini untuk menggungkapkan betapa bahagianya menjadi diriku.

Sekitar 20 menit aku mendengar suaramu, kita sama-sama bercerita tentang senja, tempat tinggal, dan kesibukan satu sama lain. Dan dalam percakapan itu aku harus beberapa kali mengistifarkan hatiku dan ini, aku sudah terlihat tenang saat melihat lagi senyumanmu itu merona. (apa seperti itu wajah malaikat berjilbab ?)
Perbincangan kita pun terputus saat dirinya berpamitan untuk segera pulang karena azan magrib sudah hampir tiba dan saat langkahnya sudah jauh sekitar 3 meter dari posisiku berdiri lagi-lagi aku lupa menanyakan siapa namanya dan hanya bisa berteriak sedikit nyaring seperti ini saja,
“hey wanita berjilbab.. bisakah aku mengetahui siapa namamu?”
Langkahnya pun terhenti dan membalikan wajah lalu tersenyum dan menjawab.
“panggil aku Aniza. Assalamualaikum Ji Abdul Kadir...”
Ah.. ekspresi terakhirnya itu sungguh barokah tapi dari mana dia mengetahui namaku ? Hahaha.. ternyata aku lupa melepaskan kartu identitas dari saku ini hingga jangan heran mengapa dia lebih pintar dan cepat mengetahui siapa namaku.

Ah.. Aniza, terima kasih untuk pertemuan tak terdugah disenja ini, terima kasih untuk senyumanmu itu, setidaknya sekarang dirimu menambah energiku lebih banyak untuk menyakinkan ini murni perasaan hati. Aniza, Wa’alaikumsalam..

______
NB: Cerita fiksi ini didedikasikan untuk para WANITA BERJILBAB. Saya terinspirasi menulis ini karena saya sendiri yang senang bila melihat wanita berjilbab yang sekaligus hatinya dijilbabkan. Dan Insyallah lewat tahap demi tahap pakaian saya,hati saya bisa sama seperti mereka (berjilbab)
Untuk UMI, ini untuk umi juga. Ai senang bila melihat umi lebih lama-lama menggunakan jilbab umi.
Dan, mohon dimaklumi nama dan foto difiksi ini segaja memakai diri sendiri karena modelnya susah dicari (NGELES!!) hahaha..

Senin, 18 Juni 2012

AKU (lagi galau) karenamu!


Aku menyukaimu.
Aku menyukai cara bicaramu, cara menatapmu yang jika lama aku memandangmu rasa-rasanya denyut jantungku mulai tak stabil detakannya bahkan yang terjadi aku dibuat seperti orang asing yang baru saja bertemu denganmu. Aku menyukai raut wajahmu (cantik), aku menyukai cara tersenyummu padaku hingga aku sering saja menyebutnya senyummu itu candu untukku. Aku juga menyukai caramu memegang handphone atau caramu jika kamu sedang mengetik SMS karena itu pasti sepuluh jarimu akan bergerak dengan cepat dan ekspresimu itu ahh.. (aku sedang membayangkannya lagi).
Aku juga suka bila menemanimu berlama-lama di cafe cofee itu, kita pasti kan memesan 2 cangkir cofee dan sepiring roti. Di tempat itu juga pasti kamu akan menceritakan berbagai hal apa saja padaku mengenai teman-temanmu,dosenmu,keluargamu dan hal unik lainya sering juga kamu ceritakan padaku hingga beberapa kali aku bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat senyummu itu lebih lama lagi.

Dan ada yang lebih lagi kusuka dari semua ini. Aku menyukai moment itu, moment dimana kamu selalu memimpikan ingin menjadi seorang pengantin dan menikah denganku. Ya.. itu kedengaran lucu kan untuk mereka yang tidak mengalami penyakit jatuh cinta seperti kita berdua? Aku bahkan sudah berencana untuk bekerja keras agar bisa membelikanmu rumah dan segera melamarmu.
Dan yang paling lucu lagi kamu sudah merencanakan nanti kita kan punya berapa anak, bagaimana konsep pernikahan kita, tempat honeymoon kita dan masih banyak lagi.
Kedua bola matamu pasti kan berbinar bila kita berdua sudah bercerita seluas mungkin serasa dunia ini milik kita dan yang lebih membuatku mencintaimu kata-kata berulangmu yang selalu berucap ingin menungguku. ahh.. rasa-rasanya ingin segera melamarmu saja!!

Tapi, ada yang lupa kamu katakan padaku kan? kamu lupa bicarakan padaku tentang bagaimana nanti perasaanku bila ditinggal pergi olehmu kan? kamu lupa mengajariku tentang apa yang harus kulakukan jika kamu tidak bisa menungguku lagi. Kamu lupa memberitahukan padaku juga tentang lamanya kamu akan kembali kan? Ya, kamu lupa mengajari dan menceritakan semua hal itu padaku juga kamu lupa mengatakan padaku bahwa tempatku sekarang sudah ada DIA (lelaki) itu yang menggantikannya.
Kamu selalu mengatakan aku pria yang hebat. Ya, aku memang hebat, aku bahkan bisa menyembunyikan air mataku saat kamu katakan kamu ingin pergi. Hebat kan?

Ahhh.. dalam mataku memanas saat membaca isi undangan merah itu yang bertuliskan namamu dan namanya. Isi dalam dadaku rasa-rasanya mulai sesak dan ingin meminta tolong padamu untuk membatalkan pernikahan itu saja.
Oh God, ini rupanya lebih dari sakit fisik rasanya. Ternyata seperti ini rasanya bila harus merasa GALAU yang teramat sakitnya. ahh.. cukup! Cukup sampai disini saja aku mebaca isi undangan ini. Aku masih belum cukup kuat untuk membacanya sampai selesai karena seperti ini saja rasa-rasanya isi dadaku sudah sesak apalagi jika diteruskan lagi? mungkin bisa saja berhenti nafasku.

Lihatlah sekarang tak ada lagi secangkir cofee kental dan sepotong roti diatas meja ini, yang ada hanya sekotak rindu yang punya alamat KAMU.
Ahh.. Sudahlah ! jika terus seperti ini mungkin sialnya aku kan lebih menderita daripada prediksimu. Pergilah!

"You never beauty until you fall in love and you do not know pain until your hearts is broken"

______
#NB: tulisan fiksi singkat yang bertema GALAU untuk 2nd Campaign Project Blogger Shout Out. Bagi anda yang belum bergabung dengan Group BSO mari bergabung dengan mengklik Fan Page BSO dan Group BSO.
mari mampir.. *kecup*

Jumat, 15 Juni 2012

Dear Papa.


PAPA, Ai mencintaimu. (sungguh)
Ai sangat mengerti rasa lelah,capek,gundah dan sedih hati papa hari ini seperti apa.
Ai bisa tahu semuanya meski kata papa semuanya baik-baik saja tapi papa bukan anak namanya jika tidak bisa cepat baca bagaimana perasaan hati ayahnya yang sudah seperti sahabat terdekatnya.
Papa, tenanglah kita semua selalu bersama papa. apapun yang terjadi percayalah Umi,kakak,adek kan selalu berdiri disamping Papa.

ahh.. malam ini Papa bener-bener buat Ai menangis saat menulis posting singkat ini. Menangis bukan karena dibuat sedih, tapi ini air mata suka cita yang begitu bangga punya orang tua pria yang hebat dan kuat hatinya seperti Papa.
Pa, kelak nanti Ai kan dapat jodoh seperti Papa kan? Ai mencintai kesabaran dan rasa sayang Papa itu dan Ai selalu berharap sifat seperti itu ada pada diri pria lain (amin)
Papa.. semalam papa bilang "harta,jabatan,anak,istri dan segalanya itu hanya bersifat sementara dan hanya titipan jadi kelak jika satu diantaranya hilang maka Ikhlaslah karena itu bukan rezeki kita lagi" dan sekarang itu terbukti dan Papa membuktikannya dengan cara IKHLAS!! Insyallah, sang Kuasa punya rencana yang lebih indah dari ini.

Papa, dijaga kondisi kesehatannya ya.. kalau Papa sudah begini sekarang Ai lebih senang Alhamdulillah karena waktu Papa akan normal kembali untuk kami dan tidak ada lagi kata SIBUK dalam hari-hari Papa.
Kita akan tetap seperti ini Papa, minum cofee berdua diteras rumah lalu sama-sama saling menceritakan segala hal yang harus dibagi dan bahkan sekarang Papa kan lebih punya banyak waktu untuk cofee bersama Ai.
Kita juga pasti sekeluarga kan lebih punya banyak waktu untuk ngumpul bersama saat weekand dibanding weekand kemarin Papa selalu sibuk dengan berkas-berkas itu tapi sekarang ahh.. rasanya Ai sungguh sangat bahagia dengan perubahan sistem dan jabatan itu. Seperti yang Papa bilang tadi "akhirnya doa-doa dan protes-protes anak-anak saya terjawab sudah". Iya seperti itulah yang kita ingin. Uang bisa kita cari kan? tapi kebersamaan waktu berkumpul bersama keluarga susah untuk kita dapat bila salah satu dari kita sama-sama memadatkan waktu.

Papa.. terima kasih untuk pelukan hangat tadi, terima kasih untuk kata-kata indahnya tadi, walau sempat Ai menangis tapi ketahuilah itu bukan air mata kecemasan dan sedih tapi itu air mata bahagia.
i love u...

Kamis, 14 Juni 2012

8 menit lebih 35 detik

Aku sedang duduk tenang di sofa tua ini, memutar kembali isi vidio ini yang aku sendiri entahlah sudah berapa kali memutarnya (aku sudah lupa) tapi yang pasti dalam sehari aku bisa memutarnya hingga 5 kali agar bisa meluangkan waktu lebih banyak lagi melihatmu. Dividio yang berdurasi 8 menit 35 detik ini membuat aku selalu saja candu setiap kali memutarnya, iya.. ini vidio yang kurekam setahun yang lalu saat ulang tahunmu yang ke-26 tahun kita rayakan bersama.

Aku memberikanmu surprize kecil dengan mendekorasi ruangan kerjamu selama 2 jam (seorang diri),menyiapkan 26 tangkai bunga warna merah,menyajikan beberapa makanan ringan diatas mejamu dan tak lupa juga aku meminta bantuan ibuku agar bisa membantuku membuatkan cake b’day rasa cokelat seperti kesukaanmu. Dividio ini juga terekam ekspresimu itu saat beberapa kali kamu tersenyum lalu menangis terharu dengan kejutan ini, aku juga sempat memelukmu,memberikan kecupan dijidadmu dan sekotak hadiah yang isinya kamu akan tahu saat kamu membukanya.
Dan ohh.. kamu membuatku ikut menangis bersamamu saat kamu membuka kotak itu dan menemukan cincin yang kuhadiahkan diulang tahunmu ini. Memang harganya tak mahal dan tak sebanding dengan harga perhiasan yang biasa kamu kenakan tapi ketahuilah aku membeli hadiah ini dengan menggunakan gaji sebulanku bekerja dikantor ini dan itu sangat membuatku merasa paling bahagia saat sadar kamu menyukai hadiah sederhanaku ini dan beberapa kali memelukku dengan menangis berulang-ulang kali. (aku mencintaimu).

Sudah menit ke 5, aku masih menahan mata melihat vidio ini. Didurasi ini aku sempat menyanyikan lagu Brian McKnight-Back at one, ini salah satu lagu favoritmu.
Dulu kamu sering memintaku untuk menyanyikan lagu ini berulang-ulang kali hingga aku lelah dan kamu kan merasa senang lalu menyuruhku diam dan segera memelukku (lagi). ahh.. aku paling suka moment itu karena kamu bisa saja membuat isi jantungku berdetak kencang tak karuan tapi tak apa aku menikmatinya, untukmu.

Menit ke 8 lebih 35 detik. Didurasi ini, aku hanya mendengarkan kata terakhirmu “terima kasih ji..” dan seuntai senyummu yang sampai sekarang bila aku ingat-ingat aku masih hafal bagaimana caramu tersenyum itu dan sini kuberitahu dengan seperti itu saja kamu sudah benar-benar terlihat cantik.
8 menit lebih 35 detik, sampai disitu saja aku bisa melihat dan merasa lebih dekat denganmu dan Ahh.. tiba-tiba saja kedua bola mataku rasanya mulai melembap dan memanas usai menonton vidio ini tapi tenanglah, aku sedang tidak ingin menangis disofa ini. Sungguh. Mungkin saja bola mataku sudah terkena debu halus makanya rasanya seperti ingin mengeluarkan air dan memanas dalamnya.

Tenanglah.. aku baik-baik saja, setelah pergimu saat itu aku pun masih baik-baik saja dan kamu bisa melihatnya kan bahwa aku baik-baik saja? Aku bisa tersenyum bila harus bertemu denganmu dikantor, aku juga masih bisa menegurmu dengan nada yang ringan dan bahagia saat melihatmu berjalan didepanku dan disebelahmu ada dia Pria hebat itu yang menggengam tanganmu. Iya.. aku baik-baik saja, bahkan terlalu baiknya sampai aku bisa segitu pintarnya menyembunyikan airmataku saat kamu mengatakan ingin pergi dari hari-hariku.

Ah.. sudahlah. Cukup! Aku sekarang hanya punya vidio berdurasi 8 menit lebih 35 detik ini, mohon jangan kamu memintanya atau merebutnya kembali. Meski ini hanya rekaman saja tak mengapa karena dengan memiliki ini saja aku sudah mampu bersyukur bisa melihat senyummu,tawamu,suaramu saat aku benar-benar sedang M.E.R.I.N.D.U.K.A.N.M.U seperti sekarang ini.

Rabu, 13 Juni 2012

Untuk hari ini, (Terima kasih Zie)

#Cerita sebelumnya:

Putaran pertama,
*Tak Sadar Aku Kehilangan - Uzay
*Zie, Rasanya Hatiku Sesak Sekali (Sungguh) - Sarnisa Anggriani Kadir
*Aku,Kamu dan Dia - Ade Murni
Putaran kedua,
*Tolong jaga senyuman itu untukku - Uzay
*Kita Memulainya Dari Awal Lagi - Sarnisa Anggriani Kadir
*Kompromi Antara Logika dan Hati - Ade Murni
Putaran ketiga,
*Bukan Dejavu Hanya Terkenang - Uzay


***

See... akhirnya mentari terbit penuh juga setelah beberapa minggu terakhir ini kota Tokyo dan tubuhku diselimuti hujan salju dan mantel yang tebal.
Hari ini juga lihatlah.. pergantian musim diluar, (aku tersenyum) melihat fajar ini. Warnanya mengguning terang, ahh.. aku bisa merasakan secara langsung disini bagaimana rasanya saat sinarnya itu menyambar kulitku. Rasanya sungguh menghangatkan dan coba kamu lihat senyumku dari awal fajar terbit belum-belum surut juga kan? diam-diam ya.. aku sedang menikmati fajar ini dengan mencuri waktu agar bisa berlama-lama denganmu disini. Dengan cara seperti ini, merasakan genggaman tanganmu,mendengarkan beberapa cerita darimu dan jangan dulu mengajakku pulang! jangan dulu! aku masih betah berlama-lama disini asalkan disampingku ada dirimu Zie.

Sudah jam 8 pagi, kita berdua belum juga beranjak dari pantai ini. Masih dengan suasana seperti ini, berjemur dibawah matahari,saling bergandengan tangan dan mulai menceritakan beberapa hal lucu yang membuatku semakin ingin berlama-lama disini saja bersamamu. Kamu juga menceritakan padaku tentang kerjaan kantormu,tentang rekan kerjamu hingga bagaimana tingkah atasanmu juga kamu ceritakan dan juga yang paling membuat tawaku terdengar nyaring yaitu saat kamu mencontohkan kembali bagaimana gaya atasanmu itu jika sudah marah atau sedang kesal dengan karyawannya. hahaha.. ini lucu sekali hingga kita berdua tertawa bersama sampai merasa lelah dan sama-sama diam membiarkan senyum kita yang berbicara sekarang.

Aku terus menatap wajahmu dari samping, melihat cara pandangmu yang belum juga berkedip saat melihat ombak dan fajar ini, dan Zie aku baru sadar ternyata rautmu benar-benar gagah ya? kulit wajahmu halus dan jika kamu senyum saja membuat aku, ahh.. cukup! jangan membuat hatiku kembali berdetak tak normal lagi dengan memandangmu seperti ini.
Belum juga aku memalingkan wajahku ketempat lain, suaramu sudah duluan keluar membuyarkan tingkahku.
"Jangan terlalu lama memandangiku dengan cara diam-diam seperti itu Amuri. karena bisa saja cintamu akan lebih bertambah lagi setelah kamu sadar ternyata kekasihmu itu wajahnya seperti boy band korea" sambil menahan senyummu dan tetap melihat kearah laut.
"hahahaha... iya itu bisa saja terjadi jika dalam hitungan menit kamu bisa menghipnotis pikiranku untuk berbohong memujimu Zie" jawabku berusaha tertawa lucu dengan berpura-pura lagi mengelak lalu memalingkan wajahku ketempat lain agar kamu tak melihat dan menebak bagaimana rautku sekarang. Zie,Zie.. kenapa kamu selalu seperti ini? selalu berkata sesuatu hal yang bisa membuat detakan jantungku berdetak tak karuan,kedua telapak tanganku kan berubah menjadi dingin dan Ooh Tuhan.. ternyata benar dengan seperti ini saja rasa cintaku pada Zie sudah bertambah lagi.



Hari sudah mulai siang, kita janjian lagi bahwa siang ini kan bertemu lagi untuk makan siang bersama. Kamu juga menunjukan lagi padaku hasil tulisan fiksi yang kamu tulis lagi yang isinya semua tentangku. haa.. belum sampai 2 paragraf aku membacanya rasa-rasanya dalam mataku mulai berkaca-kaca, isi ceritanya benar-benar indah,mengalir alurnya dan ini aku menyukai kata yang kamu tulis Zie di akhir paragraf kedua, "Setia itu adalah ketika kamu sudah benar merasakan cinta itu ada dan bersedia untuk tidak membagi hatimu kepada hati yang lain".
iya..aku menyukai kata-kata itu sebagaimana aku mencintaimu.
Kamu juga siang ini memberikan aku bunga mawar putih. lagi-lagi kamu membuat jantungku berdetak laju lagi dengan surprize sederhanamu ini, terima kasih Zie.

Oh iya Zie, hari ini kita akan melihat senja kan?
waktu berjalan cepat sekali hingga tak sadar senja sudah kan tiba lagi. Kamu mengajakku untuk hari ini kita kedanau lagi, duduk disana berdua dan menikmati beberapa menit bersama senja. lagi-lagi kamu menggenggam kedua tanganku, membiarkan kepalaku tersandar di bahumu dan aku bisa merasakan dengan jelas Zie saat kamu mencium jidadku (kumohon..untuk hari ini saja biarkan senja sore ini terjadi lamanya 3 jam, agar aku bisa lebih lama bersamanya lagi. dengan suasana seperti ini. bisakan?).
"Zie, apa kamu menikmati hari ini? kalau aku jelas iya" Tanyaku dengan nada yang manja.
"Tentu sayang"
"Serius?" tanyaku lagi
"Iya amuri dan mulai esok aku kan berhenti bekerja agar bisa menemanimu seharian penuh seperti ini,agar bisa menggengam kedua tanganmu lebih lama,agar bisa setiap saat melihat tawamu,agar bisa lebih bersamamu.. yah seperti itu" jawabnmu lagi kemudian tertawa dengan suara yang lucu.
"ahh.. Zie, aku sedang tidak bercanda Zie!" seruku mulai kesal dan mengangkat kepalaku dari bahumu Zie. Kamu pun tersenyum dan langsung merangkul tubuhku dan pelukanmu ini rasanya seperti mencairkan emosiku(sungguh)
"Aku mencintaimu Amuri, aku ikhlas bila berhenti bekerja dan setiap harinya menemanimu melakukan hal-hal sederhana seperti yang kamu mau ini. Tapi hatiku.. jika aku tidak bekerja, bagaimana cara aku untuk mencari uang dan segera melamarmu?" Bisikmu.
Sebentar,jangan dulu berbicara lagi. aku ingin menarik nafas lebih panjang lagi karena kata-kata yang tadi sempat membuat aliran darahku berhenti sejenak. (sungguhkah kata-kata itu) sekarang lanjutkan lagi Zie apa yang ingin kamu katakan sekarang, aku kan tetap seperti ini diam didalam rangkul pelukmu dan mendengar kamu berbicara sebanyak apapun sampai benar-benar selesai. ayo katakan saja lagi..
"Amuri, dengarkan aku.." kamu pun melepaskan pelukan itu, menahan kedua bahuku dan mulai bercerita lagi dengan ekspresi yang lebih serius lagi.
"Aku ingin menikah, denganmu. Aku ingin kamu menjadi istri dan kelak nanti menjadi Ibu untuk anak kita berdua. Aku ingin kelak nanti kamu yang mengurusi hidupku, kita bisa bersama dengan waktu yang lama, sampai kita benar-benar menua bersama dan selanjutnya biar Tuhanlah yang mengatur kehidupan kita bila dunia ini tak mampu menambung kebersamaan kita ini. Lalu Amuri mengenai perasaanku ini,bisakah kamu mengiyakan permintaanku ini?"
5 detik saja aku diam memandang matamu dan dari kedua bola matamu itu aku menemukan jawabannya. ya.. aku segera memelukmu, meneteskan air mata dipelukanmu dan biar saja kamu sendiri Zie yang mengartikan pelukan dan air mata bahagiaku ini sebagai jawaban "iya". ahh.. Zie, sungguh aku benar-benar bahagia dengan perkataanmu itu. ini lamaran kecil yang kamu berikan untukku ditengah senja yang kan mulai tenggelam dan Zie, terima kasih. aku mencintaimu lebih dari hari kemarin...


______
Sumber gambar: disini

Minggu, 10 Juni 2012

Kita memulainya dari awal lagi

Ini adalah kelanjutan proyek tulisan fiksi bersama dua penulis hebat bang uzay dan kak ade murni. yuk intip cerita sebelumnya:
*Tak sadar aku kehilangan - Uzay
*Zie, rasanya hatiku sesak sekali (sungguh)- Sarnisa Anggriani Kadir
*Aku,kamu dan dia - ADE MURNI
*Tolong jaga senyuman itu (untukku) - Uzay

***

Suasana kita sudah kondusif kembali setelah beberapa hari yang lalu perasaanku dilanda rasa bersalah karena tanpa segaja membaca tulisan Airin yang isinya semua tentang dirimu Zie, (dan itu sudah saatnya kulakukan dengan membaca tulisan Airin agar tak ada rahasia perasaan lagi dipersahabatan kita ini).
Sempat seminggu lebih sehari aku memutuskan agar sementara waktu tak bertemu dulu denganmu Zie, ya.. aku memutuskan untuk diam sejenak memikirkan diriku,dirimu,Airin dan tentang persahabatan kita. Maaf Zie, untuk beberapa panggilan telephonemu yang tak pernah ku jawab. Maaf Zie, untuk beberapa SMS dan BBM mu yang tak juga kubalas. Maaf Zie, tapi hari-hari itu aku ingin sendiri tanpamu. aku ingin memusnahkan sesak didalam hatiku yang rasanya ahh.. sulit ku jelaskan padamu sayang. Maaf. tapi kamu bisa mengerti kan apa yang kurasakan? maka diamlah. aku butuh perasaan tenang itu, bukan semenit atau beberapa jam saja, bukan! Tapi selama aku bisa mengendalikan perasaanku sendiri.

Aku juga tak bertemu dengan Airin secara langsung, aku hanya berbicara dengannya lewat skype untuk membahas masalah ini. Zie, saat aku bertatap wajah dengannya lewat layar laptop ini yang ada isi pikiranku hanya ingin memeluknya,meminta maaf lalu memintanya agar kembali padamu lagi seperti dulu lagi saat aku belum ada diantara persahabatan kalian (sungguh). Tapi yang terjadi disini dia hanya mengulang kata maaf dan sesekali tersenyum juga tertawa segitu bahagianya agar aku tahu dia baik-baik saja.

(hey.. Airin aku bukan orang yang baru mengenal ekspresimu hari ini. lihat..ekspresi seperti itu juga bahkan zie bisa menebak secara langsung bahwa kamu sedang perpura-pura).

lagi-lagi dia hanya berusaha tertawa,tersenyum dan ahh.. air mataku jatuh sudah dengan melihat aktingmu ini Airin. Dari layar ini dia tersenyum lagi, bersusah payah menyakinkanku bahwa hatinya baik-baik saja. Dia juga memberitahukan ku bahwa Anggara temanmu yang dulu kamu kenalkan padanya mulai memberikannya perhatian yang baik Dan satu lagi Airin juga menghiburku dengan menceritakan beberapa cerita lucu yang biasa kau lakukan padaku Zie saat hatiku dilanda kebosanan,sedih,bahagia dan dalam situasi apapun. Lihatlah.. Airin berhasil membuatku tertawa dan tersenyum berulang-ulang dengan cerita lucunya dan lebih girangnya tawa kita berdua sama-sama memecah saat mulai menceitakan kebiasaan lucumu Zie dan beberapa hal unik darimu. hahaha.. ini benar-benar lucu dan pelan-pelan bebanku mulai berkurang.
(Airin terima kasih).

Hari ini tepat seminggu lebih sehari aku bertemu lagi denganmu Zie.
hey sayang.. badanmu sekarang kurusan ya? Rambutmu juga sudah mulai memanjang dan tak disisir rapi lagi. (ya.. beberapa hari ini aku membuatmu susah untuk mengurusi dirimu sendiri) Maaf.
Aku merindukan pelukanmu lagi Zie dan sekarang kamu sedang memelukku dan kumohon.. jangan dulu lepaskan pelukan ini. Aku ingin berlama-lama seperti ini, bersandar penuh manja didadamu,menangis sebanyak mungkin hingga rinduku terobati dan rasanya ahh.. bebanku hilang sudah saat aku mengumpulkan tenagaku dipelukanmu dan setelah ini aku merasakan bahwa kita harus memulainya dari awal lagi.

Zie, lihat.. itu senja kan? aku pikir hari ini senja tak akan keluar karena hujan dari pagi hingga siang turunnya sangat deras. atau jangan-jangan ini ulahmu ya.. yang berbisik kepada senja agar nampak sore ini? agar aku bisa menemanimu kepantai ini lagi dan berbicara tentang kelanjutan hubungan kita lagi (hahaha aku tertawa). tenanglah walau senjanya tak nampak seminggu kedepan, aku masih mau menemanimu duduk dipinggir pantai ini hingga hujan turun lagi dan membasahi kita. (itu hal yang sangat romantis zie) Terima kasih.


NB: Tetep setia yah.. ngebaca cerita fiksi kita bertiga sampai tuntas. InsyAllah jika Sang Kuasa berkehendak kita merencanakan untuk membukukan cerita kita ini(amin).
kecup semuanya...
_____
Sumber gambar: disini

Sabtu, 09 Juni 2012

ZIE, rasanya hatiku sesak sekali (sungguh)



Kita sering melakukannya secara bersama. Melihat senja,duduk di pinggir pantai,bermain ombak,melihat hujan lalu kita kan sama-sama berkata ini "indah". Aku menyukai hal-hal sederhana ini terlebih lagi saat kamu yang menemaniku zie, rasa-rasanya itu sangat membuatku candu.
Zie, aku menyukai teh melati hangat yang sering kamu pesan dicafe yang biasa kita pergi bersama. aku menyukai semua tulisan-tulisan fiksimu zie yang kadang didalam ceritanya selalu ada sosok aku yang kamu sebut. aku menyukai cara bicaramu juga zie, nadanya berirama dan terasa tenang bila aku harus berlama-lama duduk dan bercerita segala hal denganmu lalu mendengarnya dan merekamnya. Aku juga menyukai tawamu zie apalagi jika kamu sedang menceritakan hal lucu padaku karena sudah pasti tawamu kan lebih terdengar nyaring dibandingkan rautku yang hanya tersenyum memperhatikan setiap lekuk tawa senyummu. ahh.. aku mencintaimu zie dengan semua hal inidah ini.

Ada hal lain juga yang aku sukai zie, aku menyukai pertemuan pertama kita. perkenalan awal kita karena sahabat kita Airin. aku sangat berterima kasih kepada sahabatku airin yang sudah berbaik hati memperkenalkan sahabat baiknya padaku. kalau saja sampai sekarang airin tak memperkenalkan dirimu padaku tentu sampai sekarang aku tidak akan pernah tahu apa arti senja,mentari,hujan,pantai dan hal sederhana lainnya yang sering kamu ungkapkan padaku. Zie, terima kasih. ini indah, bahkan rasanya aku tidak ingin membagikan kebahagiaanku kepada siapa saja kecuali kamu. Zie, aku bahagia. sungguh!

Hari ini tanpa direncanakan kita bertiga bersama airin bertemu dicafe ini, kita banyak sekali menceritakan berbagai hal. tentang kesibukan airin,aku,kamu sampai lagi-lagi kita bertiga tertawa bersama lalu sama-sama saling diam dan bercerita kembali,tertawa kembali dan begitu seterusnya.
lihatlah zie.. Airin begitu bahagia dengan hubungan kita,beberapa kali dia mengucapkan selamat lalu sesekali tersenyum melihat caramu menyuapi brownis ke mulutku. hahaha.. ini romantis sekali.
Tapi sayangnya reunian kecil kita harus berhenti dijam 3 sore. airin harus kembali kekantornya dan aku harus berkunjung kerumah orang tuamu zie. kita berpisah disini dan berharap esok,lusa dan hari-hari berikutnya akan ada hal indah seperti ini lagi.

***

ZIE, ada yang ingin aku bicarakan kepadamu. ini bukan tentang kita saja tapi tentang aku,kamu juga airin. Zie, hatiku rasa-rasanya berdetak laju begitu saja, dalam mataku terasa mulai berair dan seperti ingin meneteskan sesuatu saat membaca tulisan ini di halaman blog Airin tapi ahh.. jangan dulu aku belum mau menangis terlalu banyak sebelum tulisan ini kubaca sampai selesai. zie, kemari duduk disebelahku dan mari kamu baca tulisan ini Tak Sadar(aku kehilangan). tiba-tiba saja isi dadaku mulai terasa sesak,kata-kata ditulisannya ini membuat rasanya air mataku jatuh juga. oh zie.. ini sakit rasanya. bukan sakit saat membaca perasaannya tapi sakit karena aku merampas perasaannya yang sudah lama dirasakannya padamu sebelum ada aku disini. dihatimu. hidupmu.
Zie, apa ini sebenarnya? dia sahabatku dan kamu kekasihku. zie.. lapaskan aku untuk hal ini, kumohon...


NB: Ini fiksi hasil duet dengan bang uzay dan kak ade murni.
______
Sumber gambar: disini

Selasa, 05 Juni 2012

2 tahun terpanjangku (tanpamu)



Hari ini aku melakukannya lagi. Memikirkanmu yang sudah 2 tahun lamanya beranjak jauh dari duniaku. Ini jelas bukan kesalahanmu tapi ini K.E.S.A.L.A.H.A.N terbesarku karena tidak memilihmu menjadi pendamping hidupku.
Hari ini aku melakukannya lagi(mengingatmu) dengan cara mencoba mengkosongkan isi pikiranku dan ohh.. (aku menarik nafas panjang), lihatlah air mataku tiba-tiba menetes begitu saja saat aku mulai mengingat dirimu lagi. disini terbayang lagi kapan terakhir senyum tawamu itu keluar dan yang lebih membuatku sakit sekarang ialah saat aku terbayang kembali tangis sendumu itu diacara pernikahanku 2 tahun yang lalu bersama dia (pria pilihan kedua orang tuaku).
Ini aku mengingat kembali setumpuk rasa sesalmu itu yang pernah kecewa akan tingkahku yang mendustai 5 tahun kebersamaan kita dulu. ini aku mengingatnya kembali dan tiba-tiba saja dadaku terasa nyeri dan sesak rupanya,ahh..apa kamu masih membenciku?

Hey...dengarkan aku untuk beberapa menit saja. Dia, tidak sama sepertimu sungguh. Dia tidak pernah menanyakan kabarku saat sehari penuh kami tak bertemu karena kesibukan pekerjaannya. Dia tidak pernah menelephone atau mengirimkan pesan singkat ke handphoneku sekedar berkata "i love you". Dia tidak pernah mau mencicipi masakan buatanku dan membiarkan aku menunggu sampai larut malam di meja makan ini. Dia tak pernah menyuruhku membuatkannya secangkir teh atau cofee atau memintaku menemaninya menonton,jalan-jalan atau hal sederhana lainnya.
Dia tidak sama sepertimu dan itu menjadi sesalku yang pertama bahkan yang paling besar untuk kurenungkan sekarang. Dia tidak sama sepertimu yang selalu saja mengerti setiap detail tentangku. Dia tidak.. tidak sama sepertimu. Dia berbeda dengan hatimu bukan?bahkan sangat,sangat beda!

Lihatlah.. aku sekarang tidak sebahagia seperti yang kamu prediksikan waktu itu. di 2 tahun terpanjang ini, bisakah aku memintamu kembali pulang kehatiku? akan kubuat kamu merasa senyaman mungkin,akan kubuat kamu tak merasakan rasa sakit dan perih itu lagi (sungguh). bisa?
Tapi ahh... sudahlah aku takut sekarang bila nanti tahu-tahu aku sadar sendiri kamu sudah memiliki tempat kebahagianmu sendiri, aku takut bila sakit ini bertambah lagi,aku takut bila penyesalan ini melebihi dosis penyesalanmu waktu 2 tahun yang lalu itu.
sudahlah.. biar begini saja!


NB: Lagi ngilang ide fiksi beberapa hari ini dan meminta izin ke bang uzay buat nerusin ceritanya ^^
______
Sumber gambar: disini