Selasa, 25 November 2014

Tentang Kita..



Aku banyak membaca beberapa buku tentang “cinta”. Kadang pula aku sibuk mencari info sana sini hanya untuk paham tentang cinta itu harus seperti apa semestinya. Buku yang satu menjelaskan bahwa cinta itu menginginkan untuk tetap terus bersama, rindu bila pisah terlalu lama dan menginginkan untuk tetap saling membahagiakan. Buku yang satunya lagi juga menjelaskan tentang hal yang sama. Hingga pada buku cinta yang kesekian kalinya ku baca yang dibahas pun sama, bahwa pada intinya definisi cinta itu “untuk saling membahagiakan”.

Aku juga sesekali mencoba memahami maksud dari kata “reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh manusia” ketika ia sedang jatuh cinta. Katanya, berdasarkan penelitian, ada sebuah senyawa yang diinisiasi dalam tubuh manusia saat seseorang itu jatuh cinta. senyawa ini bisa menjadi salah satu faktor dalam keharmonisan rumah tangga dan kebahagiaan hidup. salah satu senyawanya adalah phenilethylamine. Lalu didalamnya terdapat hormon-hormon membahagiakan yang bertanggung jawab atas debaran jantung tak beraturan ketika manusia sedang jatuh cinta. Pheromones, Oxytocin, Vasopressin, Norepinephrine, Serotonin. Itu katanya beberapa senyawa yang terjadi dalam tubuh manusia. Tapi sayangnya proses itu hanya terjadi sekitar 3-4 tahun saja. Lalu soal janji kita untuk tetap bersama sampai menua bersama itu bagaimana bisa terealisasi jika reaksi kimia yang bernama cinta itu, hanya mampu bertahan sama 3 atau 4 tahun saja? Bagaimana bisa ? (aku berpikir lagi).

Lalu aku melakukan hal ini (lagi), mencoba dengan hati-hati untuk menebak-nebak hal apa saja yang dilakukan para pasangan yang sudah menikah berpuluh-puluh tahun tapi tetap bersama dan mengabaikan  hasil daripada ilmuan itu soal cinta akan hilang setelah 3 sampai 4 tahun. Dan semuanya Nampak jelas disini, ketika aku diminta untuk jangan mengamati saja tapi coba untuk mau mempraktekannya di kehidupan yang nyata dan bukan hanya mampu untuk mau meneliti dan menebak saja.

Dan tepat 37 tahun yang lalu, aku menikahimu. Mempersuntingmu dibawah nama agamaku dan imanku terhadap Sang Kuasa. Dengan berniat sepenuh hati bahwa akan selalu melakukan yang paling terbaik dan membahagiakan untuk kita.

Tahun pertama semuanya terasa begitu membahagiakan, tahun kedua juga masih dalam hal yang sama, membahagiakan. Masuk tahun ketiga mulai terasa beberapa proses perubahan dalam berumah tangga. Hingga tahun keempat apa yang aku teliti selama ini pun terbukti. Beberapa masalah muncul kepermukaan. Kadang kita berdua saling berdebat hebat. Kadang aku melihatmu menangis atas beberapa kesalahan yang aku buat. Kadang pula aku merasa kecewa dengan beberapa tindakanmu yang diluar harapanku sebagai seorang suami. Tapi ini tantangan baru kita setelah cinta hilang ditahun keempat, apa yang harus kita pertahankan

Persahabatan-Kasih Sayang. Itu yang kita pertahankan bersama ketika beberapa reaksi kimia yang terjadi didalam diri menghilang. Tentang kita yang mulai bisa saling meredahkan ego masing-masing, tentang kita yang mulai bisa saling mengalah atas emosi apa saja muncul kepermukaan. Tentang kita yang berjuang bersama untuk bahagia bersama, tentang kita yang sama-sama saling menyakini bahwa cinta kita kuat dan tak mampu dikalahkan oleh senyawa apapun itu. Tentang kita yang mau untuk saling belanjar untuk lebih baik,tentang kita yang sama-sama sepakat untuk tumbuh menua bersama. Tentang kita,tentang kita,tentang kita sampai sebanyak-banyaknya.

Jadi pada dasarnya sekarang di 37 usia kebersamaan kita, aku paham bahwa untuk bahagia, untuk menjalani kehidupan yang damai dan saling menyayangi tak perlu harus menargetkan setinggi-tinggi apapun pilihan kita soal pendamping hidup kita nanti. Karena pada akhirnya semua kriteria yang ada akan terkalahkan ketika ia mampu hadir, lalu memberikan kedamaian yang tulus disini, dihati. Yang mampu dan mau ikhlas untuk tetap tumbuh bersahabat menua bersama dibawah atap yang sama. Yang benar serius untuk berkomitmen bahwa akan tetap saling menguatkan meski kondisi sedang tak baik-baik saja.

Ya, sesederhana itu. Tentang kamu,aku. Tentang kita.

Senin, 24 November 2014

Kita....

Sometimes kita selalu seperti ini;


Mencintai tapi tidak mampu mencintai
di cintai tapi tidak mampu mencintai.

Mencintai orang yang salah,
Mencintai orang yang benar di waktu yang salah.

Dicintai orang yang salah,
Dicintai orang yang benar di waktu yang salah.

Lalu..
Saling mencintai di waktu yang salah
Hingga pada akhirnya waktu yang tepat datang ketika sama-sama sudah tak saling menyimpan rasa (lagi).


Karena pada dasarnya semua akan kembali pada porsi dimana semua di gariskan memang 'untukmu'. Kita, dituntut untuk lebih menghargai waktu agar tak kehilangan. Kita di tuntut untuk lebih dewasa agar lebih bisa menghargai apa yang ada. Kita dituntut agar bisa lebih serius lagi untuk setiap hal yang kita hadapi. Dan jika semuanya sudah kita pahami, secara perlahan kita kan tahu dengan sendirinya bahwa ia yang tepat, benar mencintai dan mempertahankanmu akan datang diwaktu dan cara yang tidak salah lagi.


Sebab, kadang kita dipertemukan dengan sosok yang salah dulu sebelum pada akhirnya kita benar-benar dipertemukan dengan sosoknya yang menurut-Nya tepat bagi pribadi kita.

Sabtu, 15 November 2014

Key.. (Aku suka caramu mencintainya)



Key..

Aku jatuh hati padamu. Bukan baru terjadi dihari ini, tapi sudah lama Key. Sudah terlalu lama sampai-sampai aku sendiri lupa bagaimana caranya untuk menghentikan atau sekedar menghapus rasa ini. Aku juga kesulitan untuk sekedar berkata padamu soal “Key.. aku mencintaimu” dan bla,bla,bla…

Aku kesulitan karena memang setahuku juga kamu sama sekali tak’an merespon apa yang kan ku katakan nanti karena sudah ada dia kan ?

Dan, soal dia Key..

Aku suka caramu mencintainya. Aku suka tiap kali kamu menceritakan soal dirinya padaku dengan ekspresi wajahmu yang selalu bahagia. Aku suka tiap detail yang kamu ceritakan, tentang dia yang begitu mencintamu,memperhatikanmu dan takut jika sejam saja kamu tak mengabarinya. (Hmm.. Key, jika dia sejam  saja sudah begitu ketakutan, aku sendiri tak mampu membayangkan berapa banyak rasa takutku jika nanti kita tak’an saling memberikan kabar lagi).

Aku juga suka  Key dengan caramu mencintainya. Rasa-rasanya juga kamu sangat begitu mencintainya. Aku suka ketika kamu sering memposting beberapa status di bbm hanya sekedar untuk berkata, “Sayang..semangat kerjanya ya. Sayang aku mencintaimu Sayang cepat sembuh ya..” dan bla,bla,bla.... 

Aku suka ketika kamu sering saja meng-upload beberapa foto kalian berdua di akun path or instagram milikmu. Kadang beberapa pose kalian diambil saat kalian nonton bioskop bersama,kepantai,makan di emperan jalan dan dimanapun itu aku menyukainya.

Aku suka Key dengan caramu mencintainya. Aku suka ketika kamu begitu khawatirnya saat dirinya sakit flu biasa saja dan kamu sibuk membuatkan bubur encer untuknya. Ketika kamu yang dengan sabar menunggu jemputannya untuk pulang bersama karena arah rumah kalian searah. Ketika kamu dengan seriusnya ingin belajar membuat kue kesukaannya. Ketika kamu menangis karena terlalu merindukannya. Aku suka Key, sungguh. Aku suka  dengan setiap caramu mencintainya.

Dan Key, yang tidak ku suka dari semua yang ada ialah kenapa bukan aku saja dan harus dirinya Key ? kenapa ?

Dan kamu tahu Key, hal apa yang paling membosankan dari kehidupanku Key ? ialah ketika aku begitu tergila-gilanya dengan caramu mencintainya dan aku sendiri tak bisa merasakannya.

Tapi tenanglah.. ini bukan kesalahanmu Key. Ini salahku saja yang tak bisa mengimbangi rasa dengan seimbang.

Hmmm.. Key,key....

Kamis, 13 November 2014

Kamu...

Sayang Kamu Dimana, Ada Beking Apa?
Untukmu sayang....................

Aku sering melakukannya. Berbicara sesederhana-seserius mungkin di hadapanNya hanya untuk menanyakan soal kejelasan keberadaanmu sekarang dimana.

Kadang Ia menjawab segala pertanyaanku dengan beberapa candaan. Seperti, membawah hatiku kearah yang mereka sebut 'jatuh cinta' namun pada akhirnya hatiku juga dipatahkan.
Kadang pula Ia membuatku mati-matian mempertahankan yang ada hingga pada akhinya terlepas juga, meski pada saat itu pertahananku sudah begitu kuat (Menurutku).

Jadi kamu, bisa tidak untuk sedikit memberikan signal soal bagaimana caranya aku bisa menemukanmu ? karena kataNya untuk menemukanmu aku harus jauh lebih bisa bersabar. Aku juga harus lebih bisa mempersiapkan diri untuk benar-benar Ia paham bahwa aku sudah terlalu sangat merindukanmu.

Jadi untuk waktu yang masih panjang ini, untuk saat 'pertemuan' kita yang ntah kapan, bisakah kita sama-sama melakukan ini ? Saling membentuk pribadi yang lebih baik lagi agar nanti saat dipertemukan kita bisa jauh lebih siap dari sebelumnya. Kita harus dari sekarang saling menguatkan hati karena kedepannya yang kita lalui bukan jalan yang diaspal saja kan? tapi banyak kerikilnya. Kita harus benar-benar siap untuk saling bertoleransi soal lebih dan kurangnya kita berdua. Aku mempersiapkan diriku untukmu, kamu juga mempersiapkan diri untukku. Dan yang paling terpenting ialah kita yang mau untuk setiap saat saling mencintai dan lebih bersahabat lagi dalam tumbuh menua bersama.

Hingga pada akhirnya ketika hati kita sudah sama-sama siap, kamu juga aku dipertemukan dari kata 'kebetulan' lalu membuat kita saling jatuh cinta. Dan sepertinya itu membahagiakan. Aku bisa menatap wajahmu jauh lebih lama dibandingakan diwaktu kemarin saat aku menebak-nebak soal siapa kamu dan keberadaanmu.

Dan jika pada akhirnya akan sebahagia itu, tak mengapa. Aku akan menunggumu saja.

Kamis, 30 Oktober 2014

Jatuh Cinta Berkali-kali...



Ini tentang dirinya yang sudah cukup lama aku kencani setelah pernikahanku di 33 tahun yang lalu. Ya, kira-kira selama itu pula aku mengencaninya dengan status “Aku yang sudah menikah”. Semuanya berjalan baik-baik saja, tidak ada komplain buruk sana dan sini ketika mereka tahu aku mengencaninya selama ini. Bahkan situasi didalam rumah selalu baik-baik saja.

Dia cantik,pintar,keibuan,penuh cinta dan yang paling terpenting selama 33 tahun ini ia mencintaiku dengan caranya tersendiri dan itulah alasannya mengapa aku terus mempacarinya setelah aku menikah. Dan tunggu. Dia bukan selingkuhanku tapi dia istriku.

Sejak saling berjanji untuk memutuskan hidup bersama dalam suka dan duka, kita sama-sama sepakat untuk terus berkencan dan saling jatuh cinta untuk setiap harinya seperti awal-awal kita berjumpa dan saling jatuh cinta. Dan kau tahu, rasanya itu membahagiakan. Sungguh.

Aku sendiri lupa kapan terakhir aku memarahinya hanya karena hal sepeleh soal dia yang terlalu kecapean menguras tenaganya untuk mengurusi rumah dan anak-anak. Karena ketika suara kerasku mulai keluar dan senyumannya mulai memudar melawan amarahku, aku bisa apa untuk diam dan luluh kembali ? Cantik. Menenangkan. Itu saja yang bisa ku deskripsikan ketika dirinya mulai mengoda amarahku dengan senyumannya itu.

Sampai sekarang pun aku masih sering mengatakannya cantik. Saat bangun tidur dan sebelum tidur pun aku tak pernah bosan mencium keningnya  berkali-kali hanya untuk memastikan dirinya tak kemana-mana lagi setelah aku sudah sedekat ini dengannya. Saat tubuh sama-sama berbaring di atas ranjang yang sama dan kita saling menceritakan apa yang terjadi seharian, saat aku di kantor dan dirinya yang sibuk mengurusi anak-anak. Kadang ia mengusap-usap pipiku, mencium jidadku dan yang terjadi setelah itu aku hanya seperti anak kecil yang tertidur senyenyak mungkin disampingnya.

Ia juga sering memberikanku kejutan yang unik. Kadang memasakanku makananan yang enak dan membuatkanku kue jika aku sedang mengerjakan beberapa  pekerjaan kantor dirumah. Ia senang sekali mengatur penampilanku ketika aku ingin berangkat ke kantor, ke pesta ataupun kemana saja aku pergi ia selalu saja menjadi desainer cerewet. Dan sekali lagi apa saja yang ia lakukan untukku aku selalu saja menyukainya. Jatuh cinta berkali-kali.

Dan sebagai balasannya, aku senang sekali membawanya ke pesta, ke acara kantor,jalan-jalan, dinner,nonton bioskop, ke pantai dan kemanapun asal bersamanya aku selalu menyukainya. Karena cinta itu menginginkan untuk tetap dekat dan cepat rindu kalau hanya pisah beberapa jam bukan ? dan itu yang selalu aku rasakan di 33 tahun kebersamaan ini.

Dan sekarang, ketika memandang dirinya sedekat ini yang Nampak beberapa garisan keriput dipelipis matanya. Rambutnya yang dulu hitam berkilau sekarang berganti dengan beberapa helaian uban. Tangannya yang dulu halus sekarang terasa kasar (dan ini salah satu efek dimana selama bertahun-tahun ini ia memasak,mengurusi rumah,mencuci pakaianku dan anak-anak). Tapi ketahuilah jauh dari semua yang ada, dia masih terlihat cantik dimataku bahkan lebih cantik daripada pertama kali kita bertemu.

Dan sekarang setelah sudah menua seperti ini, ia masih mau mencintaku meski lima gigiku sudah tanggal. Ia masih mau ikhlas mengurusiku meski sekarang kita berdua hidup lewat gaji pensiunanku. Ia masih mau setia bersamaku meski sekarang fisikku tak sekuat dulu. Dan sampai sekarang jika ada yang bertanya mengapa kita masih saja terus bersama sampai selama ini, alasannya sederhana saja. Karena sejak awal pernikahan kita pun sudah sama-sama sepakat untuk selalu saling jatuh cinta berkali-kali dan itu membahagiakan. Sungguh.

Kamis, 23 Oktober 2014

Kamu cukup dengarkan ini saja bahwa, kita akan bahagia. Sebahagia mungkin semampu yang bisa kulakukan dan sebisa yang kamu pertahankan. 

Ketika semuanya bagimu terasa amat begitu mustahil untuk dilakukan sendiri, tenanglah masih ada aku. Disini. Yang jaraknya tak’an pernah lepas jauh darimu.

Ketika kamu merasa beberapa mimpiku ini terkesan bodoh dan berhalusinasi, ingatlah selalu bahwa ini salah satu dari sekian banyak caraku untuk mempertahankanmu disini. Mempertahankan kita untuk bersama lebih lama selama mungkin. Menjadikanmu satu-satunya Wanita yang menjadi "Rumah ternyamanku".

Ketika kamu berpikir aku akan melepaskan, jangan seperti itu. Tetaplah percaya bahwa aku tidak akan pernah melangkah, selangkah lebih jauh darimu. Kita akan tetap seperti ini, berjalan bersama beriringan hingga kamu pun kan mengerti dengan sendirinya kenapa aku selalu menyebutmu, “Tujuanku”.

Jangan melemah. Aku akan tetap seperti ini. Menjadi sayap pelindungmu. Menjadi yang sama seperti bagaimana pertama kali aku mengejarmu,jatuh hati dan sampai batas dimana kita menua dan bahagia bersama.

Jadi, tutuplah telingamu ketika mereka diluar sana mengusik hubungan ini. Cukup dengarkan hatimu, lalu kamu kan bisa percaya seberapa kerasnya aku mempertahankan “Kita”. Ya, sesederhana itu.



Senin, 20 Oktober 2014

Seharusnya saat itu..



Seharusnya saat itu kamu jangan dulu bergegas pergi. Setidaknya kamu mesti mendegarkanku berbicara lebih banyak lagi agar kamu sendiri bisa paham mengapa aku sampai berjuang sejauh ini dalam hal mempertahankanmu saja.

Seharusnya saat itu juga kamu sedikit saja menurunkan egois  dan amarahmu padaku. Setidaknya saat itu kamu bisa jauh lebih tenang,jauh lebih sabar dan memberikanku waktu sebentar saja untuk menjelaskannya lebih awal.

Tapi pada saat itu kamu seperti orang asing yang baru ku kenal saja. Marah semarah mungkin tanpa sadar itu pantas atau tidak. Saat itu juga kamu tampil seperti seorang pria yang sama sekali tak pantas ku banggakan lagi.

Ya.. saat itu kamu berbeda. Memusuhiku hingga memintaku untuk pergi jauh dari hidupmu.

Aku menuruti maumu bukan karena tak ingin mempertahankan hubungan kita. Tapi ingat saja, jauh sebelum dari semua luka dan sakit hati yang terjadi, aku sudah susah payah mempertahankanmu tapi kamu mau saja melepas diri dan tak ingin untuk kembali pulang.

Hingga sekarang, aku sudah sebahagia ini bersama (ia) yang lebih bisa memahamiku,menerima segala lebih-kekuranganku, mau ikhlas untuk tumbuh bahagia bersamaku kamu malah datang dan memintaku untuk kembali pulang. Dengan alasan masih mencintaiku ?

Terlambat !!!!

Ingat saja,jauh sebelum semua ini terjadi bukankah aku sudah lebih dulu mengingatkanmu untuk menurunkan egois,sama-sama memperbaiki diri dan mulai dari awal lagi ?
Tapi katamu saat itu, “sudah tak ada harapan lagi untuk dipertahankan”

Jadi untuk saat ini pula tak ada salah juga hukuman bagiku kan untuk aku sendiri berkata padamu, “Waktumu sudah habis untuk pulang kembali. Ke sini. hatiku”