Seharusnya saat itu kamu jangan dulu bergegas pergi.
Setidaknya kamu mesti mendegarkanku berbicara lebih banyak lagi agar kamu
sendiri bisa paham mengapa aku sampai berjuang sejauh ini dalam hal
mempertahankanmu saja.
Seharusnya saat itu juga kamu sedikit saja menurunkan
egois dan amarahmu padaku. Setidaknya
saat itu kamu bisa jauh lebih tenang,jauh lebih sabar dan memberikanku waktu
sebentar saja untuk menjelaskannya lebih awal.
Tapi pada saat itu kamu seperti orang asing yang baru ku
kenal saja. Marah semarah mungkin tanpa sadar itu pantas atau tidak. Saat itu
juga kamu tampil seperti seorang pria yang sama sekali tak pantas ku banggakan
lagi.
Ya.. saat itu kamu berbeda. Memusuhiku hingga memintaku
untuk pergi jauh dari hidupmu.
Aku menuruti maumu bukan karena tak ingin mempertahankan
hubungan kita. Tapi ingat saja, jauh sebelum dari semua luka dan sakit hati
yang terjadi, aku sudah susah payah mempertahankanmu tapi kamu mau saja melepas
diri dan tak ingin untuk kembali pulang.
Hingga sekarang, aku sudah sebahagia ini bersama (ia) yang
lebih bisa memahamiku,menerima segala lebih-kekuranganku, mau ikhlas untuk
tumbuh bahagia bersamaku kamu malah datang dan memintaku untuk kembali pulang.
Dengan alasan masih mencintaiku ?
Terlambat !!!!
Ingat saja,jauh sebelum semua ini terjadi bukankah aku sudah
lebih dulu mengingatkanmu untuk menurunkan egois,sama-sama memperbaiki diri dan
mulai dari awal lagi ?
Tapi katamu saat itu, “sudah
tak ada harapan lagi untuk dipertahankan”
Jadi untuk saat ini pula tak ada salah juga hukuman bagiku
kan untuk aku sendiri berkata padamu, “Waktumu
sudah habis untuk pulang kembali. Ke sini. hatiku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
selesai membaca, ayo tinggalkan kritik dan saran teman-teman :)