Sabtu, 17 Oktober 2015

Apakah kamu akan (tetap) melakukannya ?

Sayang...

Apakah kamu akan tetap mencintaiku ? Ini pertanyaan terbodoh yang selalu ku tanyakan kepada diriku sendiri. Soal tentang kamu,tentang kita dan hanya kita berdua saja. Tidak apa-apa kan jika aku sekanak-kanakan begini dalam mencintaimu ? Aku hanya kadang ketakutan saja jika waktu bertambah banyak dan kamu yang mulai merasa bosan dengan kebersamaan ini. Bukan aku tidak mempercayaimu,aku mempercayaimu. Hanya saja beginilah hati seorang wanita,ia teramat ketakutan soal jarak-waktu  juga perpisahan. Tapi tenanglah,kamu akan tetap selalu bersamaku kan ? Jika begitu aku akan menenangkan kembali hatiku,menyelamatkan kembali ketakutanku.

Soal kita yang senang menghabiskan waktu bersama, jalan bersama,berngobrol apa saja sampai lupa dengan waktu dan hal lainnya apa kamu akan tetap melakukannya untuk waktu yang lebih panjang lagi, bersamaku ?
Jika usia kebersamaan kita sudah lebih di atas lima belas tahun, apakah kamu masih akan tetap memegang tasku jika kita jalan berdua ? Apa kamu masih akan tetap mengantarku ke kantor,pasar atau kemana saja ?

Sekarang saat mengantarku kemana saja kamu selalu saja memastikan kedua kakiku sudah didepan pintu tempat yang aku tuju dan jika sudah begitu kamu baru akan bergegas pergi. Katamu,itu untuk memastikan hatimu bahwa aku baik-baik saja. Tapi sayang, untuk beberapa tahun kedepan apa kamu masih akan tetap menghkawatirkanku dengan cara demikian ? Apa jika usia kita berdua sudah sama-sama menua,apa kamu masih akan mengantarku kemana saja,menjemputku kapan saja ?

Apa nanti waktu ngobrol kita akan lebih banyak lagi atau lebih terbatas karena kamu yang sibuk bekerja dan aku yang lebih fokus mengurusi anak-anak ? Apa nanti waktu kita untuk menikmati suasana laut akan lebih berkurang ?
Atau apa kamu masih akan tetap mencium dan memelukku dengan erat seperti sekarang ini untuk nanti ?

Sayang, untuk beberapa tahun kedepan apa kamu masih akan tetap melakukan hal-hal sederhana,kebahagiaan sederhana seperti sekarang ini untuk nanti di usia kita yang sudah tak muda lagi ? Jika menurutmu pertanyaan-pertanyaanku ini seperti sedang meragukan cintamu,maafkan aku sayang. Aku hanya ingin memastikan segalanya,memastikan hati kita. Itu saja...

Rabu, 07 Oktober 2015

Aku iri padamu...

Aku iri padamu. Aku iri dengan caramu mencintaiku. Bagaimana keikhlasanmu mencintaku, sementara hatiku masih jauh mengharapkannya yang caranya mencintaiku sungguh sangat jauh berbeda dengan caramu.

Aku iri padamu. Aku iri dengan caramu yang tiap saat selalu menyelipkan namaku disetiap sujud ibadahmu. Katamu, kamu selalu saja merasa kecanduan pada saat berngobrol dengan Tuhan dan ada namaku yang selalu kamu perkenalkan. Harapanmu sederhana; "Semoga aku bisa hidup tumbuh menua bersamamu".
Sementara aku, yang kulakukan ialah hanya memohon dalam doa tentang dia yang sama sekali tak pernah mendoakanku.

Dan kita berdua ini sama-sama lucu. Kamu berusaha memperjuangkanku dan aku yang susah payah mempertahankan dia yang tidak memperjuangkanku. Lalu katamu,aku ini bisa mencintaimu dengan sebenarnya hanya saja aku memerlukan waktu untuk bisa benar-benar melepaskannya. Dan kamu bersedia menungguku (lagi) tanpa memaksaku.

Aku juga iri padamu. Aku iri dengan caramu menceritakan segala kebaikanku kepada mereka (siapa saja) yang selalu menanyakan hubungan kita, menanyakan bagaimana aku padamu. Kamu selalu saja bercerita dengan ekspresi wajah yang bahagia dengan sesekali mengusap dadamu,aku tahu dibagian ini hatimu sedang teramat perih. Tapi sialnya kamu terus saja bercerita kebaikanku,cintaku dan segalanya tentangku. Karena bagimu mencintaiku ialah;

"Dengan tidak mengandaikan semua hal yang baik yang tak ada pada dirimu dan memaafkan atas segala keburukan yang ada pada diriku."

Dan aku juga iri sekali padamu. Aku iri dengan segala apa saja yang kamu lakukan untukku. Tentang waktumu yang terbuang percuma,tentang cintamu yang diabaikan begitu saja,tentang pengorbananmu yang selalu saja sia-sia dimataku. Entah sampai kapan kamu akan terus seperti ini memperjuangkanku. Aku juga kebigungan soal sampai juga aku akan terperangkap dengan perasaan yang sebodoh ini padanya. Tapi jika aku masih seperti ini lalu kamu merasa lelah itu datang apa kamu akan tetap seperti ini ? Ahh..ini moment yang akan menyakitiku (mungkin) nanti. Tapi sudah aku hanya sedang merasa iri dengan caramu memperlakukanku sekarang.

Aku iri...