Selasa, 31 Januari 2012

selembar kertas putih untuk mas abi !


Selembar kertas putih untuk mas abi

sesederhana ini aku menyimpan rasaku untukmu. Sederhana Ya layaknya sebuah dinding tinggi yang bernama rahasia, ya aku mencintaimu dari balik itu. Aku selalu punya banyak waktu untukmu,layaknya aku ini satu-satunya pria yang paling bisa mengerti akan tingkah dan pikiranmu. Dirimu satu, indah dan selalu ada di hatiku walau ada dan tak adanya kamu.
To:  RIZKA NURIZKHA
kau tahu? Aku bahagia rasanya saat seharian penuh harus menemanimu menyelesaikan skripsimu , ditengah pikiranmu yang kala itu sulit untuk berpikir panjang karena ada masalah pribadimu yang sulit untuk kau lupa sehari itu. Aku terus menemanimu,menyemangatimu,memainkan menyanyikan beberapa lagu dengan gitar  tuaku hingga kau tersenyum indah dan ahh,, benar-benar indah senyum khasmu itu. Aku banyak bercerita lucu dan konyol untukmu saat itu tanpa berpikir rasa lelah mulutku dan ngantuk yang menghampiriku di jam 12malam itu. Kadang kau senyum kadang kau tertawa ya,, itulah yang kutahu dirimu saat bersamaku. Malam itu juga tak kulupa secangkir coffe free darimu yang rasanya sungguh sangat menghilangkan rasanya tidurku walau jam  saat itu  sudah menjelang pagi. Kau tertidur di jam 6 pagi di depan laptop kesayanganmu dan setumpuk kertas-kertas putih itu,aku menutup tubuhmu dengan selimut tebal itu,menaikan kepalamu di atas boneka bearmu,merapikan ponny doramu itu yang tertutup setengah menutupi separuh wajah manismu. Rasanya ingin mengecup hangat pipimu saat itu juga tapi ahh.. aku hanya temanmu ternyata !
Selang  berapa hari kemudian aku melihatmu duduk di taman kampus yang saat itu juga hujan turun sangat lebat membasahi tubuhmu yang masih saja betah tertunduk sedih di bawa hujan itu. Kuteduhkan payung di atas kepalamu sembari memintamu untuk “jangan begini” tapi kau terus diam saat itu,terus menunduhkan kepalamu. Saat itu juga ku lepaskan payung itu dan duduk berlulut di hadapanmu ,membiarkan tubuhku juga ikut basah saat itu,kau menatapku dengan mata yang lirih,aku mencoba dengan pelan menggengam tanganmu dan berkata “jika kau basah aku juga harus demikian,jika kamu memintaku untuk menemanimu lebih dari 24jam berlulut dihadapanmu akan kuturuti. Asal kamu tak sendirian asal kamu tak merasa apa itu sedih lagi”. kau tersenyum saat itu juga di balik rasa dinginmu yang sudah lama kau rasa itu,tanganmu bergetar menggigil membungkus pergelangan tanganku,aku menggendongmu untuk masuk kedalam mobilku,menutupi separuh badanmu dengan jacketku. Saat itu juga kau jatuh sakit demam tinggi yang membuatmu selama 3hari tak bisa beraktivitas,keluargamu tak bisa menjegukmu karena mereka berada diluar kota dan sekarang sibuk mengurusi perceraian mereka. Aku bisa merasakan perihmu saat itu juga dengan tekanan keluargamu yang membuat dirimu segalau ini. Aku terus menemanimu,meminta cuti di tempat  bekerjaku dengan alasan akan keluar kota jawa untuk menghadiri pernikahan sepupuku yang saat itu memang di adakan. Seminggu berlalu bahagianya aku saat melihat dirimu kembali sehat dan seperti saat kemarin lagi, kau mengajakku untuk nonton bioskop berdua,makan malam di lesehan,menghabiskan malam itu dengan bercerita panjang untukku..inikah kamu,manisnya,cantiknya membuat aku tak punya alasan sedikit pun untuk berjalan meninggalkanmu walau perih harus tak jelas dengan status seperti ini.
Saat ulang tahunmu yang ke 22tahun,hujan-hujanan aku mengantarkan kue dan sepasang lilin berangka 22 tepat jam 12 malam,kupandang senyum indahmu itu lagi saat ber make a wish di depan usia barumu sembari berkata “terima kasih untuk surprizenya mas abi”  tapi kau tahu aku selalu berterima kasih untuk jiwamu yang selalu menjadi kejutan terindahku selama 3tahun lebih ini. Aku mencintaimu lebih dari kata mencintaimu yang kurasakan sekarang tapi sungguh tak berani niatku ini untuk menyatakannya. Tapi tak bisakah kau merasakan sinyal rasaku ini ???
Aku terus bersamamu,diakhir weekand kamu selalu mengajakku untuk piknic ke pantai karena aku tahu selain hujan,pantai bisa membuat mu tenang dan nyaman. Kau sering kali membuat sayur  asem untukku dan perkedel buatanmu. Kamu ingat saat aku mendapat kabar dirimu kecelakaan? Saat itu juga aku langsung bergegas menuju rumah sakit, memandang kondisimu yang saat itu tertidur nyeyak dengan kaki yang penuh luka..saat itu sungguh khawatirnya aku hingga tak ingin meninggalkan kamu sendirian dirumah sakit. Saat pertama kali kau mengenakan jilbab didepanku tersenyum dihadapanku dan berkata “cantik nggak??".
Ingat tanggal ini 7 SEPTEMBER?? Hari dimana aku tak tahan lagi menahan perasaan ini,hari dimana aku ingin mengungkapkan perasaanku padamu,hari dimana aku ingin kau menjadi utuh untukku,hari dimana aku ingin memantapkan perasaanku untuk selalu menjagamu dan menemanimu. Hari itu,tanggal itu aku mengirimkan sebuah gaun mini dress untuk kau pakai di dinner special kita, saat kau bertanya untuk apa gaun itu?? Aku hanya tersenyum memandang  lama wajahmu kemudian berbisik ke telingamu “pakailah untuk dinner kita jam 7 malam,dan berdandanlah yang cantik. Aku menunggu kedatanganmu disana”. kau hanya tersenyum memandangku sambil  menganggukkan kepalamu untuk mengiyakan ajakanku. 
7 tangkai mawar merah dan 9 tangkai mawar putih sudah ada di tanganku,sepasang cincin mas putih sudah kusiapkan di dalam kantong  jasku sembari mengkhayal bahwa hari ini juga aku ingin melamarmu J. Sudah menunjukan pukul 07.05 malam,kau belum datang juga tapi ahh mungkin kau sedang dijalan saat itu menuju kesini. Aku terus menunggumu, hingga pukul 07.30 kau tak kunjung datang  juga, aku terus menyemangati hatiku bahwa kau pasti kan datang malam ini. Menjelang jam 8 malam tetap tak nampak wajahmu di pintu masuk itu,lilin yang dipasang perlahan mulai mencair termakan angin malam yang mulai mendinginkan tulang-tulangku. “kamu dimana??” gelisah mulai kurasakan,apa mungkin kau tak datang malam ini? Tapi setidaknya berikan kabarmu lewat telephone atau sms bila memang tak bisa datang,jangan membuatku menunggu tak menentu seperti ini. Handphonemu yang susah di hubungi membuat aku semakin resa dengan nasib malamku ini. Pukul 08.45 malam handphoneku berbunyi  tapi  ahh, bukan call dari dia hanya no asing yang tak tahu siapa. Aku pun mengangkat telphone itu dan.... “abi kamu dimana?? Rizka abi.. rizka kena tabrakan. Mobilnya terbalik dan sekarang dia pingsan belum sadarkan diri abi”. Degub jantungku kian melaju,rasanya ingin ku obrak-abrik meja yang terpasang rapi di depanku,rasanya ingin sedetik melangkah dan tiba disana. Sepanjang jalan menuju rumah sakit aku terus menagis sembari berzikir meminta pertolongan Illahi. 
Tiba disana,kudapati dirinya terbaring lemah tak berdaya dengan masih menggunakan gaun dress putih itu,rambutnya yang di spiral dan bekas lipstik pinknya yang bercampur  darah yang keluar dari hidungnya. Sungguh ku sesalkan hari ini,jika tak kurencanangan ini pasti dia kan baik-baik saja tanpa merasakan sakit yang lama seperti ini, mataku terus saja berair menunggu dokter yang masih menanganimu didalam sana. Kau masih akan bangun kan? Kau masih akan tersenyum dan tertawa bahagia bersamaku lagi kan? Kau masih akan seperti kemarin kan? Kau masih akan duduk  bersamaku lagi sepanjang pantai itu kan? Kau masih akan membangunkan aku kan lewat suara telphonemu itu kan?? Kau masih akan bangun kan?? BANGUNLAH UNTUK KAU TAHU PERASAANKU SEJENAK.
 Aku terus melafaskan ayat-ayat alquran lewat tangis sedihku,terus mendoakanmu yang masih terbaring lemah di dalam ruangan  itu,makin tak tenang jiwaku meski  sudah ucapkan beratus zikir  lewat getaran bibir. RIZKA... BILA SAKITMU BISA KAU BAGI,MAKA BERIKANLAH PADAKU BIAR AKU PUN MERASAKANNYA DAN MENGOBATINYA, rizka bangunlah untuk tersenyum lagi padaku, dan terdengar suara ibumu yang duduk diam disampingku.. “jam 7 tepat dia keluar dari rumah dengan wajah yang sangat bahagia dan cantik,sambil berulang-ulang kali dia menyuruh ibu memperhatikan make up dan rambutnya karena katanya kamu senang melihat rambutnya dibiarkan panjang dan keriting . di sangat bahagia hingga ibu mendapat kabar dari pihak rumah sakit bahwa rizka kena tabrakan hebat”
Kau tahu rizka saat itu aku sungguh merasa berdosa terhadapmu, hingga lebih pilu hatiku saat pintu ruanganmu terbuka dan hanya kupandang wajah dokter  tua itu dengan tatapan mata yang membasah sambil berkata  lirih “maaf kami sudah berupayah semampu kami tapi Tuhan berkehendak lain,nona rizka tak bisa di selamatkan nyawanya”
Rasanya lebih sakit bila kau menolakku saja malam itu daripada harus melihatmu pergi dengan segala yang terjadi ini. Tuhan, aku Cuma punya dia, aku Cuma punya wanita seindah dia tapi mengapa kau mengambil dia dariku secepat ini??? Pilu hatiku,dosa yang kurasakan sekarang membiarkanmu pergi  hari itu dengan kesalahan terbesarku yang melepaskanmu pada maut itu. Rizka??? Kau dengar aku sekarang,kau lihat aku sekarang?? Aku letih sedetik tanpamu. Bisakah kau meminta pada Tuhan di atas sana untuk mengembalikanmu semenit saja agar kau mendengar aku berbisik sekali saja padamu bahwa  AKU MENCINTAIMU DENGAN  SEGALA YANG ADA PADA HATI DAN DIRIMU. RIZKA???? AKU RINDU !!!
Kau tak bergerak sekarang,kau tak bicara atupun menjawab sepatah kata yang kutanya sekarang. Hari ini kau diam,memancarkan senyuman manis lewat tidur panjangmu har i ini rizka,kau masih cantik bahkan hari ini kau tampak lebih cantik dari hari kemarin.
Selesai proses pemakaman,adikmu duduk di sebelahku memberikan sepotong kertas putih yang kau tulis tepat tanggal 7 itu.. Kuhapus air mataku,duduk disebelah makammu dan mulai membaca isi tulisan mu itu .
Dear mas abi,
“Mas abi, andai aku bisa berani mengungkapkan perasaanku ini pasti aku tak’an serepot ini menulis sembunyi-sembunyi seperti ini. Andai aku bisa mengatakan langsung aku cinta padamu, pasti perasaanku ini akan setenang air  di danau yang sering kita pergi bersama. Aku bisa bertanya padamu? Punyakah sedikit ruang untukku nanti? Aku jenuh hanya menjadi wanita yang hanya kau jadikan seperti adikmu saja..aku ingin lebih mas.. BISA??
Mas abi, aku kan menjadi wanita paling bahagia bila hidup ku ini kujalani bersamamu nanti.bersama mas abi serasa setiap masalah yang kuhadapi serasa baik-baik saja,kau bawakan ketenangan yang indah untukku,melindungiku hingga aku takut  bil a nanti  rasaku ini telat ku utarahkan untukmu karena mana ada si wanita yang mau nolak cinta seperti mas abi.
Mas abi.. apa tanggal 7 september ini hari yang special untukku? Apa itu hanya dinner biasa ataukah about something yang buat mimpi aku terwujud? Apa mas abi kan memberiku bunga atau sebuah cincin? Hahaha aku terlalu berandai ya mas... hmmm tapi aku serius ingin bersamamu membawa hidupku menjadi lebih hidup dan indah bersamamu. BISA ?? mas abi.. jika cinta di bilang orang-orang adalah kebahagian maka aku tak sependapat dengan mereka, bagiku cinta itu KAMU ! karena jika di dalam cintaku ada kamu aku kan lebih bahagia di bandingan mereka yang baru memulai cinta mereka.  Hmm apa kata-kataku terlalu berlebihan?? Terserahlah tapi ini asli dari hatiku hehehe....
Hmmm tak sabar menanti datangnya jam 7malam ,meski hanya sebuah dinner biasa tapi setidaknya ini pertama kalinya untukku diundang dinner oleh seorang pria, mas abi... saranghae...”

RIZKA... aku terlambat mengutarahkan semua ini padamu. Ingatlah aku disana,aku kan terus mendoakan hidup kekalmu disana hingga Tuhan mempertemukan kita lagi disana. Lihatlah hari ini hujan turun membasahi makammu,dia tahu kau menyukainya..hujannya membasahi kita berdua disini.. rasakan banyak hujan yang turun siang ini, seperti itulah banyaknya rinduku padamu sekarang ini hingga nanti. Kau pergi dari penglihatanku tapi tidak dengan jiwamu, aku terus merasakan adanya kamu hingga sekarang ini..
 ##Hingga 35 tahun ini aku hidup sendiri tanpa senyum manis dan tawa candamu. RIZKA ini caraku mempertahankanmu,hingga nanti.


Rizka nurizkha, doaku setiap detiknya adalah caraku memelukmu dari jauh.. tenanglah disana dan tunggulah aku pulang,kan ku rebut hatimu lagi.


Kamis, 05 Januari 2012

KABARI AKU BILA DIA TAK MENCINTAIMU LAGI !


kabari aku bila dia tak mencintaimu lagi, maka aku akan bergegas menberikan separuh hatiku untukmu lagi yang telah perih karena kau ditinggalnya. Memang naïf aku masih mau menolongmu padahal luka dihari kemarin yang kau pupuk untukku karenanya sangatlah besar , ironis sekali tap kabari aku bila dia tak mencintaimu lagi… akan kuberikan senyuman terhangatku untukmu di sepanjang detikmu harimu  agar lukamu karenanya bisa terobati meski lukaku karenamu masih saja bernanah karena luka tersayat darimu.
Kabari aku saying bila dia tidak mencintaimu lagi, disini aku masih menyimpan ruang besar  aman untuk kau tinggali kembali. Meski sederhana dan tak semewah yang dulu dia berikan untukmu  tapi disini diruang ini aku akan menemanimu memulai kembali menendengarkan segala keluh kesahmu tentang mereka yang menyakitimu, yang aku kan menjadi orang pertama yang kan menyemangatimu saat mereka yang lain menutup mata untukmu. Disini… kau akan kutemani dengan tertawa dan menagis bersamamu lagi.. dan disini kau tak’an pernah merasakan lagi apa itu SAKIT !
Kabari  aku bila dia tak mencintaimu lagi, AKU MENUNGGUMU !