Kamis, 25 Oktober 2012

Ini bukan tentangku (tapi tentangnya)


227 hari aku bersamamu dan sudah lebih dari 227 hari aku merasakan cinta yang lebih kepadamu. Ini anugerah, saat pria se-be-re-ng-sek-ku bisa jatuh cinta sedalam ini padamu. Tapi apa ini masih bisa dikatakan anugerah saat aku harus terus saja berdiam diri mendengarkan bagaimana baiknya kamu bercerita tentang dia ? ya, hampir setiap hari kamu bersajak indah tentangnya. Seakan kamu tak pernah tahu kan bagaimana kondisi hatiku saat itu juga ? jangankan tahu, untuk bertanya apa aku baik-baik saja tak pernah kamu lakukan. Miris bukan ? sudahlah tak apa, aku menikmatinya anggap saja ini pembalasan dendam wanita-wanita itu yang pernah kusakiti hatinya dan sekarang giliranmu mewakili kekecewaan mereka. Terima kasih sayang.

24 oktober hari kelahiranku. Aku sudah merasa sangat bahagia dengan hari ini, kamu datang menemuiku membawakan cake rainbow yang diatasnya dihiasi lilin lucu. Kamu menyuruhku meniupi lilin itu dan sebelumnya yang kulakukan adalah berdoa hal tersederhana agar kamu bisa terus bersamaku (amin).
Aku bahagia saat ini, sungguh tapi sialnya lagi-lagi dihari yang kuharapkan penuh kamu tak membahas siapa dan siapa akhirnya kamu membahasnya lagi. kamu melakuannya lagi,  bercerita tentangnya (sosok pri a yang dulu pernah menjadi bagian dari masa lalumu). Aku diam saat itu juga, berusaha tetap tenang mendengarkan setiap kalimat yang kamu katakan, sambil sesekali mengeluskan tangan kananku ke arah dadaku yang nyerinya mulai terasa. (Sakit).

Hei.. aku sedang dihadapanmu sekarang. Baru 5 menit yang lalu kamu mewarkanku kebahagiaan yang nyata lalu sekarang kenapa kamu menukarnya lagi dengan cerita seperih ini ? tapi sudahlah tak apa.. lanjutkan saja lagi ceritamu, bukankah aku sudah terbiasa mendengarkan kamu bercerita sedetail ini tentang mereka dan bukan tentang kita ? jadi teruskan saja bercerita aku masih sanggup menahan nyeri yang ada, aku sanggup sayang asalkan kamu bisa merasa legah saat menceritakannya.

Katamu dia pria yang baik, sudah berpisah lama denganmu tapi masih saja mau menghubungimu untuk mengingatkanmu jangan lupa makan, istirahat yang cukup dan dijaga kondisimu.
Lalu aku ini apa ? apa tak cukup perhatianku padamu selama ini yang sehari bisa sampai sepuluh kali menelephonemu hanya untuk berkata hal yang sama ‘jaga kesehatanmu sayang, jangan lupa makan dan bla,bla,bla...’ apa baikku kurang untukmu ? atau bodohnya aku saja yang tak bisa sebaik pria masa lalumu itu ?

Katamu dia itu pria yang keren. Mau bergaya sebagaimana rupa tetap saja keren. Cara bicaranya tegas dan jika sekali memandang matanya itu mempesona bahkan wanita-wanita diluar sana yang bisa melihat dengan jelas dirinya pasti kesulitan mengedipkan mata hanya karena terpaku dengan pesonanya (dan kamu salah satunya).
Lalu aku ini apa ? iya memang sudah jelas aku tak sekeren pria itu, cara bicaraku juga tak setegas pria itu. mataku juga biasa-biasa saja bahkan kamu jarang sekali memandang kedua bola mataku dengan tempo yang lama,  pasti hanya 2 detik lalu memalingkan wajah ke arah lain.
Jika aku seburuk ini untukmu kenapa kamu masih bertahan sayang ?

Katamu juga pria itu memiliki otak yang cerdas dan wawasannya luas. Dia menguasai empat bahasa negara lain dan sekarang pekerjaannya juga sebanding dengan kecerdasannya. Dia juga berasal dari keluarga yang baik kan ? uangnya banyak, jabatannya ternama dan dia banyak dikenal oleh kalangan elite diluar sana.
Lalu aku ini apa ? aku hanya seorang pria biasa yang mencintai seorang Wanita luar biasa. Otakku juga biasa-biasa saja. Bahasa yang ku kuasai hanya bahasa Indonesia diluar dari itu aku tak tahu apa-apa. Aku juga hanya seoarang pengawai biasa, punya jabatan yang biasa dan tentu tidak sekaya raya pria masa lalumu itu.
Aku hanya memiliki sepeda motor biasa yang kadang kugunakan untuk mengantarmu, menjemputmu di suasana yang mendesak karena jika tidak mendesak kamu tentu tak pernah mengiyakan tawaranku untuk mengantar dan menjemputmu kan ? sementara dia katamu, dia memiliki mobil mewah yang harganya entah berapa puluh ratus kali lipat dengan harga motorku ini. Ahh... sesak sekali hatiku ini, lebih sesaknya saat kamu yang selalu saja membandingkan kekuranganku dengan kelebihannya.

Aku masih menjadi kekasihmu kan ? seharusnya dalam keadaan seperti ini kamu sesekali melihat dalam mataku. Lihat kedua bola mataku ini yang selalu saja berpura-pura menyimpan air mata darimu. Coba sesekali kamu mau bersedia merasakan bagaimana rasanya menjadi hatiku, yang harus pura-pura tetap tenang dihadapanmu, menahan perih lalu berpura-pura lagi menundukan kepala mencari alasan untuk menghapus air mataku yang mulai tak tahan untuk kusimpan terlalu lama.

Apa aku masih bisa memanggilmu dengan panggilan sayang ? apa aku masih bisa sekali saja mengecup keningmu, mengatakan sekali lagi bahwa aku benar mencintaimu agar kamu bisa menyakininya dan bisa lebih menghargaiku? Cintaku? Bisa ?

24 oktober kamu menyakini hatiku bahwa aku tak pantas berada lama dihatimu. Ya, kamu mengatakannya. Mengatakan hal yang dari dulu kutakuti jika kamu berani mengatakannya dan sekarang aku mendengarkannya langsung dari ucapanmu sendiri.

“Kita putus !”

Itu saja yang kudengar diakhir cerita kita hari ini. Kamu menyelesaikan semuanya tanpa berpikir panjang bahwa aku bisa saja lebih terluka lagi dengan keputusanmu ini. Aku segaja tak menanyakan apa alasanmu membubarkan hubungan kita ini karena pasti jawabannya sama, karena “dia”.
Ini sesak didadaku makin terasa dampaknya, serasa seperti ada atom yang meledak disini. Mematikan itu yang kurasakan sekarang bahkan air mataku tak kunjung berhenti juga. Sial ! kenapa aku bisa seperih ini ? mungkin karena takaran cintaku padamu yang sudah diluar batas jadinya seperti ini rasanya.

Kamu, aku tak tahu apa pria itu bisa sama seperti hatiku yang masih saja bisa bersabar, bertahan dan terus mencintai  bila kamu menyakiti hatinya. Aku tak tahu apa dia bisa sepertiku atau lebih dariku, aku tak tahu. Tapi yang pasti jika kelak pria itu menyakiti hatimu (lagi) kumohon jangan mencariku dan memberitahukan hal itu padaku karena sebelumnya aku sudah pernah menahanmu untuk jatuh cinta saja padaku. Jika nanti juga kamu merasakan sakit karenanya jangan juga mencariku untuk menghiburmu dan mendengarkanmu bercerita tentangnya lagi, jangan. Itu percuma karena yang ada sekarang aku sudah begitu sangat membencimu, terlalu sangat sayang. Sangat.

Selasa, 23 Oktober 2012

Mereka hanya sedang tak tahu..


Mereka hanya sedang tak tahu sayang tentang bagaimana cinta kita, bagaimana pertahanan kita dan bagaimana kuatnya kita untuk tetap seperti ini meski kadang keadaan mengoyakan segalanya.
Mereka hanya sedang tak tahu, tak mengerti dan tak merasa bagaimana bahagianya hati kita saat memiliki cinta sehebat dan sekuat ini. Ya, mereka tak tahu tapi kita mengetahuinya.

Awal tahun 2009 aku menikahimu, saat itu juga awal pernikahan kita diselimuti kebahagiaan yang orang lain pun tak sanggup melawan kebahagiaan kita. Kita sangat bahagia pada saat itu. Acara pernikahan kita pun dilaksanakan 4 hari berturut-turut dan tamu yang diundang hampir sepuluh ribu orang. Bayangkan seberapa banyaknya orang yang datang saat itu bahkan aku bisa melihat raut kelelahanmu itu yang harus berdiri berjam-jam menyalami setiap tamu yang datang membawakan doa restu untuk kita. Kamu tetap tersenyum saat itu, kita sama-sama tersenyum dihari bahagia kita.
 Tak terasa sudah tiga tahun kita hidup seatap, merasakan bagaimana enaknya masakanmu, menikmati aroma coffee yang tiap paginya kamu tuangkan dicangkirku dan aku bisa lebih banyak waktu melihatmu kapan saja aku mau.
Aku juga sering membantumu membersihkan rumah. Kadang aku membantumu memotong sayur, membersihkan ikan juga aku keseringan membantumu mencuci pakaian. Kamu sering melarangku untuk membantumu karena kamu juga tahu sendiri masa mudaku tak pernah aku luangkan untuk mengurusi hal-hal seperti ini tapi tenanglah.. aku hanya ingin menjadi suami yang merasakan suka duka, lelah dan bahagia bersamamu. Bila kamu melarangku untuk menyewakan pembantu untukmu, kamu juga tak boleh melarangku untuk membantumu. Sekarang kita sudah menjadi satu darah, satu jiwa, satu rasa dan satu cinta. Cukup.

Akhir tahun 2012 dokter memberitahukan kabar buruk mengenai kondisimu yang sampai sekarang tak kunjung hamil juga. (dan ini awal kebahagian kita yang diuji Tuhan).
Terjadi pembengkakan didalam rahimmu hingga kamu kesulitan untuk bisa hamil dan memiliki bayi, dokter menyarankan juga untuk segera dilakukan operasi pengangkatan rahim dalam waktu terdekat ini bila tak ingin kondisimu bertambah buruk lagi.

Aku menyetujui hal ini dengan sedikit melapangkan hatiku bahwa kita masih punya cara lain agar bisa memiliki anak tapi kamu ? saat mendengar perkataan dokter itu, yang kamu lakukan saat itu hanyalah terus menangis. Sesekali kamu berkata maaf padaku dan memohon agar aku tak meninggalkanmu meski kamu tak bisa memberikanku keturunan.
Hatiku sesak saat itu juga batinku lirih saat itu juga melihatmu menangis dan memohon sesedih ini. Ini sesak bukan karena perkataan dokter itu, bukan. Bukan soal itu. Tapi ini rasanya sesak sekali bila harus melihat kamu sesedih ini, selemah ini.

Dengarkan aku, aku mencintaimu. Itu kalimat aktif yang kutahu hingga sekarang saat bersamamu dan mungkin sampai kita menua pun tetap saja kalimat itu akan aktif kukatakan padamu tanpa lelah dan jenuh sedikitpun.
Aku mencintaimu. Aku tak peduli dengan bagaimana kondisimu sekarang. Aku tak peduli dengan kita yang akan diberikan keturunan atau tidak. Aku tidak peduli dengan perkataan mereka yang membicarakan masalah rumah tangga kita, sungguh aku tidak memperdulikannya. Yang aku pedulikan itu kamu. Bukan mereka atau siapa tapi ini tentang kamu, tentang cinta kita.

Mereka membicarakan lagi soal megahnya pernikahan kita dan kata mereka sayangnya rezeki kita untuk memiliki keturunan tak semegah resepsi pernikahan kita ditahun 2009, tiga tahun yang lalu. Tak apa, itu komentar mereka kita iyakan saja agar mereka tak banyak berkomentar lagi.

Pihak keluarga kita juga berkomentar hal yang sama tapi kali ini komentar mereka lebih menusuk hatiku dan bukan hatimu saja. Mereka menyarankanku untuk menikah lagi, perpoligami agar bisa mendapatkan keturunan untuk keluarga ini. Oh Tuhan.. apa-apaan ini ? apa mereka pikir cintaku ini seperti cinta disinetron yang on off tak beraturan ? hei.. kita dalam masalah batin mohon untuk jangan memberatkannya dengan menyarankan hal yang sungguh tak mengtenangkan hati.

Dia istriku. Memang benar dia tak bisa memberikanku seorang anak juga putri, tapi ketahuilah dia mampu memberikanku kebahagiaan yang luar biasa lewat cara tersederhananya yang Wanita lain pun belum tentu bisa menciptakannya untukku.

Mereka hanya sedang tidak tahu sayang, bagaimana dulu sebelum kita menikah dan kamu menyadarkanku untuk berhenti mengkomsumsi alkohol dan obat-obat terlarang itu. Mereka hanya sedang tak tahu bahwa dulu aku pernah berniat untuk mengakhiri hidupku dengan caraku sendiri dan kamu yang menghalanginya. Mereka hanya sedang tidak tahu sayang bagaimana dulu, sesabarnya kamu mengajariku untuk mengaji juga sholat. Mereka juga tak tahu kan saat itu beberapa kali aku sakit dan yang datang mengurusiku itu kamu, bukan mereka atau siapa pun.
Itulah sebabnya mereka tak tahu mereka tak tahu bagaimana hebatnya kamu, bagaimana berharganya kamu untukku dan bagaimana besarnya aku mencintaimu. Mereka tak tahu...

Tapi aku juga kamu kita sama-sama saling mengetahuinya. Kita sama-sama saling tahu tentang besarnya cinta kita. Jadi tenanglah.. aku akan selalu setia menemani hari-harimu ini. Aku akan selalu seperti ini, mencintaimu tanpa mengunakan batas waktu.

Dan jangan takut soal kabar yang mengatakan aku akan meninggalkanmu, itu omong kosong ! aku yang akan merasa rugi teramat besar bila harus meninggalkan sosok wanita sehebatmu, jadi tenanglah.. karena aku masih memiliki ruang cinta yang teramat besar yang hanya dapat menambung namamu saja.

Dan bukan mereka yang tak tahu apa-apa tentang kita. Bahagianya kita.

Senin, 22 Oktober 2012

Bahagia itu kita..


Bahagia itu kita. Mereka hanyalah taburan keju diatas roti cokelat. Bahagia itu kita. Mereka hanyalah figuran dalam sebuah film dan kitalah peran utamanya. Bahagia itu juga kita. Bukan mereka ataupun dia tapi ini tentang kita, kebahagian kita yang awalnya hanya sebuah kata aku dan kamu yang kemudian menyatu menjadi kata kita.

Kita pasti akan bahagia, itu sudah pasti. Yang kita berdua lakukan sekarang ialah saling menguatkan saat salah satu diantara kita merasa lelah. Kita harus saling bertahan saat salah satu diantara kita ingin menyerah dan kita berdua harus tetap mengingatkan bahwa bahagia itu ada saat kita bersama bukan saat kita sama-sama memutuskan untuk berpisah.

Aku mencintaimu, sungguh. Aku menemukanmu melalui jiwaku dan bukan memilih lewat mataku. Tidak, tidak demikian. Aku juga tak tahu apa isi pikiranmu yang mengambarkan bagaimana sosokku ini untukmu, tapi ketahuilah dipikiranku sampai sekarang ini kamu ialah sosok Wanita yang lebih dari kata baik (bahkan sampai nanti pun tetap seperti itu).

Aku mencintaimu, sungguh. Aku mencintaimu dibawah balutan keterbatasanku yang berlapis dengan kekuranganku, tapi ini terasa amat sangat sempurna saat kamu menyakinkanku bahwa cinta kita kuat, cinta kita hebat dan kita akan tetap bahagia bagaimanapun kondisi hidup kita kedepan.

Hei kamu ! Tuhan begitu baik, memberikanku sosok Wanita hebat sepertimu. Bahkan bidadari juga pasti akan iri padamu karena wajahmu melebihi dari pada kecantikannya. Hahahaha... tapi ini bukan omong kosong saja sayang. Sungguh. Bagaimanapun pandangan mereka tentang dirimu, tutup saja telingamu karena ada aku yang akan selalu memandangmu dengan cara terbaikku.

Kita pasti akan bahagia dan itu sudah pasti. Kita akan saling tertawa bersama saat melihat rambut dikepala kita berubah menjadi putih, kita akan saling tersenyum bersama saat satu demi satu gigi kita sama-sama terlepas dan yang paling penting aku dan cintaku akan sama-sama tetap mencintaimu meski kulit wajahmu nanti sudah berubah menjadi keriput.

Kita akan bahagia sayang dan suatu saat nanti, namaku juga namamu akan tertulis rapi dibawah kata; ‘Yang Berbahagia’...

Percayalah.. aku mencintaimu.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Aku Melepaskanmu.


Aku Melepaskanmu. Ini kalimat pertama kukatakan padamu yang menurutmu sangat kejam, setelah keseringan kamu menyakitiku dan aku masih sanggup untuk menetap dihatimu.

Ini kali pertamanya aku bertindak kasar dihadapanmu, bukan memukulimu atau memakimu. Tidak. Dan mungkin lebih tepatnya ini bukan tindakan kasar tapi aku yang mulai tegas dan dimatamu ini adalah hal terkasar yang kulakukan untukmu. Ya, aku berkata lagi ‘Aku melepaskanmu’.

Bagimu dulu aku kesulitan mengatakan hal ini kan ? dikarenakan cintaku padamu yang diluar batas kewajaran tapi sekarang akhirnya kamu terkejut juga saat aku mengatakannya. Surprize !
Aku mencintaimu. Sungguh. Tapi tidak lagi untuk sekarang. Tiap saat aku pasti merindukan moment kebersamaan kita bila kamu harus menjahuiku dan memilih mereka sebagai kesenanganmu, tapi sekarang jangan dipaksa lagi untuk aku merindukanmu karena sekarang yang ada niatku sudah tepat untuk aku melepaskanmu.

Kejam kan ? menurutmu. Tapi pada saat hari-hari itu kamu menyakiti hatiku, cintaku, dan apa pernah kamu berpikir apa yang kamu lakukan itu kejam untukku ? tidak kan? Jadi sekarang nikmatilah hal ini. Ini bukan pembalasan dendam, bukan. Tidak seperti itu.Ini hanya aku yang mulai lelah mencintaimu, ini hanya aku yang kelelahan berharap menunggumu agar kamu bersedia menjadi mempelai Wanitaku, ini juga hanya aku yang kecewa setengah mati karena kamu.. iya kamu.

Kamu pernah berhenti dulu dan aku terus memaksamu untuk berjalan lagi. Kamu pernah merasa jenuh waktu itu dan aku menyakinkanmu lagi bahwa kita akan bahagia bila tetap bersama. Kamu juga dulu pernah menghapus mimpi kita kan ? tapi aku selalu mengukir lagi, memaksamu untuk saling bersama dan pada akhirnya aku tak mampu lagi untuk menciptakannya. Maaf.

Sesaat kamu melumpuhkan logikaku, mematikan mimpiku juga rasaku dan pada akhirnya aku berniat untuk berhenti saja. Aku tak bisa mencintai Wanita yang cintanya tak sepenuhnya untukku dan masih saja menyimpan sosok nama Pria lain dihatinya setelah namaku. Aku tak bisa bersama dan menuakan hidupku untuk Wanita yang tak bisa membahagiakanku. Dan aku juga tak bisa memilihkan Ibu untuk anak-anakku yang cara mencintai dan menyayangi saja kamu tak tahu.

Jadi, aku memutuskan untuk berhenti saja dari permainanmu ini. Aku juga merasa jenuh bila terlalu lama diasingkan seperti ini.
Kamu jangan lagi menahanku, (ini sudah terlambat)  karena jika beberapa saat yang lalu kamu menahanku itu sudah pasti aku akan tetap bertahan. Sekarang jangan lagi karena hasilnya percuma. Tangisanmu juga sekarang bukan lagi jadi kelemahanku untuk memaafkanmu lagi, lagi dan lagi. tawamu juga sekarang sudah bukan lagi menjadi bagian dari semangatku. Jadi pergilah.. jangan menahanku.

Karena ini sudah pasti, Aku melepaskanmu..

Kamis, 18 Oktober 2012

Kita, pernah...


Kita pernah saling mencintai dan itu bukan pernah tapi ‘masih saling mencintai’ hanya mungkin bedanya sekarang ada dan tak nampaknya dirimu disampingku.
Kita pernah saling berjanji bersama seperti saling berucap, bahwa tak akan ada kata saling ‘meninggalkan’ untuk selamanya. Hahaha... pada saat itu kita berdua sungguh sangat teramat lucu kan ? berkata seolah-olah kehilangan itu tak akan nyata jadinya. Kita saling berkata seakan-akan perpisahaan itu tak benar adanya. Ya, kita memulai kesalahan besar dari janji-janji itu dan pada akhirnya kalimat yang sudah kita kutuk bersama terjadi juga. Kita berpisah. Dan kuberitahukan padamu sekarang, bahwa hal itu sungguh sangat tak baik untuk jiwaku, fisikku, hatiku. Sungguh.

Lihatlah aku sekarang, yang kulakukan saat ini hanyalah terus mengelilingi ruangan ini yang pernah kita tinggali bersama. kita pernah seatap disini, kita pernah makan bersama diruang yang letaknya bersebelahan dengan kamar tidur kita. Kamu pernah menyuapiku bahkan itu selalu saja terjadi disepanjang 15 tahun perjalanan kita.

Lihatlah.. aku sekarang sedang memandangi foto pernikahan kita. Kamu disini terlihat begitu sangat cantik sayang. Sungguh. Senyummu ahh.. aku merindukannya.
Hei.. aku sedang menangis sekarang dan ini bukan pertama kalinya aku seperti ini tapi setiap hari. Bayangkan s.e.t.i.a.p h.a.r.i aku melakukan hal yang sama yaitu menangisimu, merindukanmu.

Sekarang bisakah kamu membuatku secangkir coffee hangat dengan takaran gula satu sendok makan ? aku haus sekarang karena sejak kemarin-kemarin terlalu banyak mengeluarkan airmata untukmu. Aku ingin kamu yang membuatkannya untukku. Aku ingin kamu yang mencampurkan air, coffee dan gula itu hingga tercampur jadi satu dan aku juga ingin kamu yang menemaniku menghabiskan secangkir cofee itu sambil mendengarkan kamu bercerita ini, itu, apa saja ceritakan. Aku akan mendengarkannya sejam, dua jam, tiga jam atau berhari-hari pun tak masalah asalkan itu nyata. Bisa sayang ?

Masakanmu. Ya, masakanmu aku merindukannya juga. Sekarang badanku tampak terlihat kurus, ini karena kamu yang tak pulang-pulang rumah lagi dan memasakku masakan kesukaanku. Kata mereka aku harus lebih banyak beristirahat, mengkomsumsi vitamin, berolaraga, makan secara teratur dan tak banyak pikiran. Tapi ahh... aku tak perlu itu ! yang ku butuhkan sekarang kamu, itu saja tak lebih.

Mereka tidak pernah tahu, mereka tidak pernah rasa bukan bagaimana menjadi hatiku yang perih saat ditinggal pergimu ? jadi kumohon, kamu jangan memaksaku untuk harus mendengarkan mereka dan berhenti menunggumu. Kumohon jangan. Ini sudah sakit, akan terasa amat sakit lagi bila kamu tak mengizinkanku untuk menunggumu.
Teras rumah. Kamu mengingatnya ? ini tempat favorit kita saat sore datang bertamu dan menyajikan senja yang indah warnanya. Disini, aku selalu menggenggam tanganmu. Sesekali mencium keningmu dan sebagai balasannya yang akan kamu katakan padaku ‘aku mencintaimu’ dan itu lebih dari cukup.

Aku sedang memandangi kursi yang selalu menjadi santai kita. Aku membayangimu sedang duduk disampingku dan kembali berjanji bahwa tak akan ada kata meninggalkan diantara kita. Itu hal terpedih sayang, saat aku sadar sekarang bahwa kehilangan itu jaraknya benar-benar dekat dengan hidup kita.
Jadi sekarang, izinkan aku tetap seperti ini saja dulu. Menunggumu menjemputku, mencintaimu, merindukanmu, lagi, lagi dan lagi.

Aku juga akan tetap seperti ini, menghayati tiap sudut-sudut rumah kita ini yang pernah kita namakan kenangan. Dan pada akhirnya nanti disuatu titik letih nanti aku akan kelelahan menunggumu lalu memintamu untuk berbisik pada Tuhan untuk sesegera mungkin mengambilku saja agar jarakku juga jarakmu tak sejauh ini. Ya?

Tawuran yang sehat yuk guys !

Tawuran, satu kata aktif yang sampai sekarang dipandang buruk oleh masyarakat luas. Mengapa tidak? Akhir-akhir ini Masyarakat dalam negeri disodorkan tontonan tawuran pelajar SMA juga para  Mahasiswa. Bahkan yang lebih mengerikan sekali, tawuran antar pelajar SMP pun sudah terjadi didunia pendidikan. Mirin kan guys ? dan yang lebih memiriskan lagi dari tawuran itu tidak menghasilkan keuntungan apa-apa melainkan KERUGIAN BESAR !

Lalu apa si yang ngebuat para pelajar-pelajar di Indonesia ketagihan akan tawuran ? apa karena kesalahan didikan sekolahnya, pergaulannya atau mungkin ruang lingkup keluarganya yang kurang menerapkan ilmu anti anarkis ?

Para pendidik dimasing-masing sekolah berperan aktif juga membantu para orang tua untuk menanamkan pola pikir baik terhadap anak. Maka dari itu disekolah disediakan ruangan konseling antara guru juga murid, dimana saat ada masalah atau keluhan yang terjadi pada murid itu bisa diceritakan langsung pada guru disekolahnya.

Pergaulan, dengan siapa dia bergaul itu juga merupakan penunjang untuk masa depannya karena saat dia bisa berpikir dengan baik bahwa pergaulan yang baik bisa membaikan masa depannya dan sebaliknya begitu.

Dan orang tua. Orang tua tentu mempunyai peranan lebih penting untuk kestabilan ruang lingkup perkembangan anaknya. Dengan siapa anaknya bergaul orang tua diharuskan untuk tahu. Segala macam kegiatan didalam sekolah dan diluar sekolah yang dia ikuti, orang tua juga perlu tahu karena dengan begitu komunikasi antara anak juga orang tua tak ada keganjalan sama sekali.

Tawuran sungguh sangat tak ada keuntungannya untuk kehidupan kita, yang ada nanti kita hanya akan mendapat kerugian besar. Seperti dikeluarkan dri sekolah, berurusan dengan pihak polisi, mengalami luka fisik dan yang lebih merugikan ialah nyawa kita sebagai taruhannya. Jadi apa masih tertarik untuk tawuran terus ?

Jaman sekarang ialah jamannya demokrasi, bukan lagi jaman anarkis untuk menyuarakan apa yang sedang dipikirkan. Jadilah pelajar juga manusia yang dianggap hebat akal dan fisiknya. Jadinya pelajar dan punya misi dan visi yang hebat. Jadilah pelajar yang lebih bisa memaknai bahwa ada juga tawuran dengan gaya yang sehat.

TAWURAN SEHAT ? seperti apa tawuran sehat ? seperti bagaiamana kamu bisa bersaing dengan sehat didalam organisasi belajarmu untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Seperti bagaimana kamu bisa menjadi anak yang membanggakan untuk keluargamu karena bebas dari tawuran yang anarkis.
Jadi untuk bisa menjadi gaul tak perlu menjadi Follower Tawuran, cukup dengan kamu menjadi dirimu sendiri, dengan pemikiran terbaikmu kamu sudah bisa menjadi lebih daripada yang terbaik. Apa jadinya negara ini bila masa depannya ada ditangan para pelajar yang hobbynya tawuran ? sangat disayangkan kan ?

Jadi guys, mulai dari sekarang hiduplah dengan pemikiran yang sehat, dengan gaya tawuran yang lebih sehat dan tidak membahayakan hidup anda dan lingkungan sekitar anda. Jadilah pelajar terbaik untuk dirimu juga negerimu.

________
6th Blogger's Shout Out Campaign Project ! Yuk mari bergabung dengan organisasi kami guys dengan mengklik ini -> BSO, anda sudah bisa terhubung dengan kami tapi sebelumnya yuk like facebook BSO dan follow twitter BSO.

Sabtu, 13 Oktober 2012

Aku Lelah (Mencintaimu lagi)


Akhir tahun 2010 hubungan kita berakhir begitu saja. Ini bukan kesalahanku melepaskanmu tapi kamu saja yang ingin melepaskan tanganmu dari genggamanku dan memilih tangan Pria itu untuk kamu genggami. Miris kan ? sesak pula tapi sudahlah, tak apa. Ini sakitku belum berasa penuh juga karena takaran cintaku padamu masih pada taraf diatas rata-rata.

2 bulan kemudian, awal tahun 2011 kamu memintaku untuk memaafkanmu. Ya, dengan cepatnya aku memaafkanmu dan yang lebih mengejutkan lagi aku masih sanggup menerima cintamu lagi saat Pria yang kamu pacari itu mengkhianatimu lalu meninggalkanmu dan kamu kembali padaku. Ini masih dalam tahap aku mencintaimu, hingga komentar mereka saja yang melarangku untuk menerimamu kembali tak ku hiraukan karena alasannya masih sama. Taraf cintaku masih diatas rata-rata bahkan diluar kewarasanku. Aneh kan ? ya saat itu sangat teramat menganehkan karena alasannya tetap begitu saja, aku masih mencintaimu. Sangat.

Awal tahun 2011 kita bersama lagi. aku membahagiakanmu lagi, menemanimu kemana saja kamu pergi. Aku menemanimu ke salon, berbelanja, bertemu dengan teman-temanmu dan apa saja aku lakukan dengan harapan asalkan kamu bisa bahagia saat bersamaku dan ya kamu bahagia. Aku bisa melihat setiap garis senyuman yang keluar dari bibirmu itu, aku bisa saja mendengar suara tawamu itu tiap kali aku menceritakan cerita lucu padamu meski aku dalam keadaan lelah sekalipun. Kamu bahagia sekarang saat bersamaku, meski kata mereka adanya aku ini hanya sebagai alat transportasi dan mesin ATM mu saja biarlah.. aku tak mempercayainya. Cukup dengan kamu mengatakan kamu mencintaiku setiap harinya itu sudah mampu menambah tenagaku untuk terus menemanimu.

Akhir  tahun 2011 bulan Desember. Apa kamu mengingatnya ? ya, aku lagi-lagi dibodohi lagi. kasihan sekali aku pada waktu itu. Kamu membohongiku dengan berkata seminggu kedepan akan keluar kota bersama keluarga besarmu tapi kenyataannya aku jelas-jelas melihatmu diacara pameran itu. Kamu sedang tersenyum lepas saat sedang menggandeng Pria gagah itu. Aku saja yang sudah lama bersamamu tak pernah mendapatkan kesempatan melihat senyumanmu saat aku menggenggam tanganmu. Kamu hanya tersenyum dan tertawa jika saja aku menceritakan cerita lucu padamu lebih dari itu semuanya kembali menjadi biasa-biasa saja. Jadi aku ini apa untukmu ?

Kita tak sempat putus waktu itu, kamu meminta maaf padaku sambil menangis dan berkata Pria itu hanya teman kampusmu saja. Ah.. tolong jangan menangis didepanku ! kamu tahu air matamu itu sungguh tak baik untuk hatiku. Jika sudah seperti ini kamu sama saja membangkitkan kelemahanku untuk mencintaimu sekali lagi.
Aku memaafkanmu (lagi). Entah apa yang ada dalam cintaku ini hingga aku saja kesulitan mencari jalan untuk menghadapimu. Aku masih bersamamu sekarang dan lagi-lagi alasannya sama aku mencintaimu. Bodoh !

Kita berbahagia lagi, hanya saja kali ini aku merasa sedikit lebih menurun waktumu untukku. Serasa lebih ada spasi diantara kita. Tapi bukankah sejak dulu sudah ada spasi diantara kita ? hanya saja, aku saja yang selalu saja telat menyadarinya. Kasihan.

Menjelang akhir tahun 2012 bulan Oktober, kamu M.E.N.Y.A.K.I.T.I hatiku lagi ! bayangkan ini yang ketiga kalinya kamu menyakiti hatiku ini. Tiga kali, tiga kali kamu melakukannya. Membohongiku, mengkhianatiku dan pada akhirnya sekarang giliranku menitihkan air didepanmu, memaksamu untuk meninggalkanku saja. Sungguh.

Lihat hatiku, lihat cintaku dan coba kamu renungkan ada berapa banyak Pria hebat diluar sana yang rela menunggumu, bersabar atas tingkahmu yang terus seperti ini ? coba kamu jadi hatiku, apa kamu bisa setabah dan sesabar hatiku untuk terus memaafkanmu, menerimamu, memaafkan lagi dan menerima lagi ? apa kamu bisa menjadi separuh dari hatiku saja ? bisa !
Jangan. Karena aku rasa kamu tak bisa sesabar hatiku, yang ada nanti organ dalam tubuhmu satu persatu rusak hanya karena terlalu lama memendam perih seperti ini.

Apalagi jika kamu merasakan ini, menjadi diriku yang tiba-tiba saja mengetahui bahwa beberapa hari yang lalu seharian penuh kamu bersamanya diapartemen mewahnya itu. ahh.. aku saja tak pernah seperti itu, mengajakmu menginap dirumahku karena aku begitu menghargaimu, melihatmu seperti Ibuku juga adik Wanitaku jadi aku tak punya alasan jahat untuk melukai hatimu.

Hei.. aku lelah sekarang. Sungguh. Kali ini rasanya teramat sangat lelah hatiku. Lelah kali ini sungguh terasa lebih sesak dari tahun-tahun kemarin. Lelah kali ini rasanya lebih terasa nyeri bahkan rasanya lebih dari pada nyeri luka bakar yang dialami.
Aku lelah bila harus membayangkan wajahmu juga wajah Priamu itu, aku lelah bila harus mengingat hari dimana kalian bersama seharian penuh itu meski katamu tak terjadi apa-apa diantara kalian berdua tapi sungguh kali ini jangan memaksaku untuk memaafkanmu karena aku sekarang benar-benar lelah. Sangat lelah.

Aku lelah mencintaimu lagi. jadi aku memutuskan untuk selangkah lebih mundur dari hidupmu, walau mungkin berat tapi setidaknya aku punya alasan sekarang untuk melepaskanmu karena aku juga ingin bahagia, hatiku.

Kamis, 04 Oktober 2012

'Aku Mencintaimu' itu kalimat aktif sayang..

Ini tentang kamu, aku ingin membahasnya sampai berjuta-juta. Sampai jari-jemariku lelah mengetik mendeskripsikan tentangmu.
Ini tentangmu, tentang bagaimana sampai sejauh ini diam-diam aku memendam rasa terhebat untukmu. Seperti merahasiakan. Ya, begitulah kira-kira. Tapi sial ! Aku tak cukup kuat untuk memendamnya sendiri, aku tak cukup kuat untuk menahan bibirku untuk tak dulu mengatakan ’Aku Mencintaimu’. Aku tak cukup kuat dalam hal berakting seperti itu.

Lihatlah sosokmu, kamu hadir didepan penglihatanku dengan sosok jiwa yang membuatku merasa nyaman lebih dari biasanya. Diam-diam kamu hadir dan diam-diamnya juga menjadikan perasaanku padamu serahasia ini. Hei.. aku menginginkanmu. Sungguh. Tapi jika memilikimu adalah hal yang tak mungkin, bisakah aku hanya mengatakannya sekarang tanpa menginginkan dirimu ada? Untukku? Bisa ?

Aku sudah teramat bosan seperti ini. Hari-hari hanya bisa melihat wajah cantikmu itu, memperhatikan bagaimana kamu bercerita, tersenyum, tertawa dan ahh... semuanya sungguh tak baik untuk hatiku yang baru saja bertumbuh akan namamu.

Aku juga bosan, bila terlalu lama mendengar lagu itu. Aku bosan akan setiap liriknya yang memaksaku untuk segera menemuimu dan mengatakannya padamu, sesegera mungkin. Aku bosan pada diriku saat itu yang kesulitan mengatakan kalimat singkat, sederhana itu padamu. Sungguh aku bosan. Bahkan lebih paranya lagi aku tak bisa jujur padamu tentang apa yang membuatku kembali baik-baik saja.

Sekarang batinku mulai tak tahan lagi sayang. Mungkin aku akan melakukannya sekarang. Hm, bukan mungkin lagi tapi harus ! ya, seperti itu.

Berdiri dihadapanmu, mengelus sebentar dadaku yang mulai terasa ngilu lalu mengatakannya.. “Aku mencintaimu. Itu kalimat aktif yang aku ketahui setelah kata, ‘Aku merindukanmu’ “

Dan setelah itu, biarlah kamu yang menjawab selanjutnya apa yang harus aku lakukan. Yang paling terpenting sekarang, aku sudah berani mengungkapkannya kepadamu. Aku sudah bisa menjadi bagian dari diriku sendiri yang berani jujur untuk menemuimu dan mengatakannya itu.

“Ya. Itu kalimat aktif. Akan menjadi non aktif bila kamu gagal menyadarinya sayang..”

Selasa, 02 Oktober 2012

kembalilah

Ini Soal Hatiku


Apa kabar hatimu ? Sangat baik. Ya, itu jawaban tersingkat yang pertama kali kamu katakan padaku setelah kata, aku mencintaimu sayang. Aku mengerti hal itu bahkan tanpa sekalipun aku bertanya langsung padamu, tetap saja tebakanku sama bahwa kamu baik-baik saja (hatimu).

Lalu bagaimana dengan hatimu ? Katamu. Hatiku ? hatiku, sepertinya tak harus kujelaskan secara detail bagaimana kondisinya  saat ini padamu karena itu justru tak baik untuk jiwa malangku ini. Jika aku menceritakannya sekarang padamu, yang ada nanti dalam mataku mulai kan terasa memanas. Nyeri di jantungku mulai kan terasa dan lebih gilanya lagi mungkin aku bisa saja tiba-tiba meneteskan air mata didepanmu hanya karena terlalu lirih menceritakan bagaimana perihnya hatiku saat kamu pergi dan memilihya menjadi tujuanmu.

2 minggu lalu aku melihatmu, tersenyum begitu bahagianya dihari lamaranmu. Dulu juga saat bersamaku senyumanmu selalu seperti ini kan ? bahkan bisa saja lebih dari ini dan setahu pengingatanku kamu pernah berkata bahwa hanya diriku saja yang mampu membuatmu bisa sebahagia itu, hanya sayangnya sekarang semuanya berubah menjadi lain. Ternyata aku juga punya saingan berat  yang mampu membuatmu tertawa, tersenyum dan sebahagia sekarang ini. Ya, tak mengapa. Mungkin Dia jodohmu kan ? dan aku hanya bagian masa lalumu. Cukup.

Tapi ini soal hatiku, soal keadaan jiwaku. Apa kamu tahu itu ? setahun yang lalu aku memberikanmu sebuah cincin dengan uang hasil jerih payahku selama sebulan penuh bekerja dan sebagai balasannya 2 minggu yang lalu kamu seenaknya saja menerima cincin yang harganya lebih mahal lagi untuk kamu kenakan dijari halusmu itu. Ini bukan bicara soal uang sayang, ini juga bukan bicara soal kerugianku yang mungkin saja Pria kayamu itu bisa menganti kerugianku. Bukan, bukan itu. Tapi ini masalah soal hatiku. B.A.Y.A.N.G.K.A.N ini soal hatiku !

Apa kamu bisa setenang diriku yang bisa saja mengikuti kemauanmu untuk melepaskanmu ditengah hubungan kita sedang baik-baik saja ? apa kamu bisa sesabar hatiku yang rela datang keacara lamaranmu dengan membawa senyuman sandiwara agar kamu tahu aku sudah ikhlas ? coba kamu bayangkan sendiri dan aku rasa kamu tak sanggup untuk melakukannya bila aku harus mengkhianatimu !

Hanya saja semua sudah terjadi bukan ? aku juga tak mungkin terus mengharapkanmu agar kembali padaku untuk menjadikanmu  membelai Wanitaku. Aku juga tak mungkin mencurimu lalu membawamu pergi jauh dari kota atau negeri ini agar aku tak bisa melihatmu menikah dengan Pria lain selain diriku. Aku juga tak mungkin lagi memaksamu kembali dan menceritakan kembali bagaimana 3 tahun yang lalu kita mengarungi suka duka hubungan kita. Ya, semua tidak mungkin. Mungkin akan menjadi bisa saja, jika kamu memberikan siknal untuk mengambilmu kembali tapi sepertinya tidak. Jiwamu lebih memilihnya yang masa depannya sudah pasti terjamin. Jiwamu sudah memilihnya yang sudah pasti bisa mencintaimu lebih dari pada aku mencintaimu. Hanya aku sendiri tak tahu apa hatimu juga ikut tulus memilihnya atau hanya pandanganmu saja. Entahlah.. aku tak pernah tahu.

Hanya saja nanti, jika dia menyakiti hatimu tolong jangan menghubungiku lalu memberitahukannya. Karena pasti dalam hatiku akan terasa jauh lebih sakit dibandingkan saat kamu mengkhianati kepercayaanku.
Aku juga akan bersegera pergi dari kehidupanmu, menghilang sejauh mungkin dan seperti katamu sendiri;

"Obat untuk mengobati rasa sakit dan nyeri adalah saat kita bisa berdamai dengan sakit dan nyeri itu sendiri".

Ya, aku akan melakukannya. Kapan ? secepat mungkin. Sesegera mungkin.