Aku Melepaskanmu. Ini
kalimat pertama kukatakan padamu yang menurutmu sangat kejam, setelah
keseringan kamu menyakitiku dan aku masih sanggup untuk menetap dihatimu.
Ini kali pertamanya aku bertindak kasar dihadapanmu, bukan
memukulimu atau memakimu. Tidak. Dan mungkin lebih tepatnya ini bukan tindakan
kasar tapi aku yang mulai tegas dan dimatamu ini adalah hal terkasar yang
kulakukan untukmu. Ya, aku berkata lagi ‘Aku
melepaskanmu’.
Bagimu dulu aku
kesulitan mengatakan hal ini kan ? dikarenakan cintaku padamu yang diluar
batas kewajaran tapi sekarang akhirnya kamu terkejut juga saat aku
mengatakannya. Surprize !
Aku mencintaimu. Sungguh.
Tapi tidak lagi untuk sekarang. Tiap saat aku pasti merindukan moment
kebersamaan kita bila kamu harus menjahuiku dan memilih mereka sebagai
kesenanganmu, tapi sekarang jangan dipaksa lagi untuk aku merindukanmu karena
sekarang yang ada niatku sudah tepat untuk aku melepaskanmu.
Kejam kan ?
menurutmu. Tapi pada saat hari-hari itu
kamu menyakiti hatiku, cintaku, dan apa pernah kamu berpikir apa yang kamu
lakukan itu kejam untukku ? tidak kan? Jadi sekarang nikmatilah hal ini. Ini
bukan pembalasan dendam, bukan. Tidak seperti itu.Ini hanya aku yang mulai
lelah mencintaimu, ini hanya aku yang kelelahan berharap menunggumu agar kamu
bersedia menjadi mempelai Wanitaku, ini juga hanya aku yang kecewa setengah
mati karena kamu.. iya kamu.
Kamu pernah berhenti dulu dan aku terus memaksamu untuk
berjalan lagi. Kamu pernah merasa jenuh waktu itu dan aku menyakinkanmu lagi
bahwa kita akan bahagia bila tetap bersama. Kamu juga dulu pernah menghapus
mimpi kita kan ? tapi aku selalu mengukir lagi, memaksamu untuk saling bersama
dan pada akhirnya aku tak mampu lagi untuk menciptakannya. Maaf.
Sesaat kamu melumpuhkan logikaku, mematikan mimpiku juga
rasaku dan pada akhirnya aku berniat untuk berhenti saja. Aku tak bisa
mencintai Wanita yang cintanya tak sepenuhnya untukku dan masih saja menyimpan
sosok nama Pria lain dihatinya setelah namaku. Aku tak bisa bersama dan
menuakan hidupku untuk Wanita yang tak bisa membahagiakanku. Dan aku juga tak
bisa memilihkan Ibu untuk anak-anakku yang cara mencintai dan menyayangi saja
kamu tak tahu.
Jadi, aku memutuskan untuk berhenti saja dari permainanmu
ini. Aku juga merasa jenuh bila terlalu lama diasingkan seperti ini.
Kamu jangan lagi menahanku, (ini sudah terlambat) karena
jika beberapa saat yang lalu kamu menahanku itu sudah pasti aku akan tetap
bertahan. Sekarang jangan lagi karena hasilnya percuma. Tangisanmu juga
sekarang bukan lagi jadi kelemahanku untuk memaafkanmu lagi, lagi dan lagi.
tawamu juga sekarang sudah bukan lagi menjadi bagian dari semangatku. Jadi pergilah..
jangan menahanku.
Karena ini sudah pasti, Aku
melepaskanmu..
aku ikut melepaskanmu jg ya :D
BalasHapusbosen jg kalo dipermainkan terus
kenapa baru sekarang melepasnya??, hhe
BalasHapuskunjungan perdana :) sambil baca2
BalasHapusvisit,koment n follow back y di blogq :)
http://achsanarea23.blogspot.com
Kalau nggak bisa diharapkan, putuskan saja daripada menyakiti perasaan.
BalasHapus#Jleb bgt.
BalasHapus*Lagi Ngerasain Hal yang Sama*
:') orang sering mengira 'melepaskan' seseorang itu sebagai akhir... kalau gue, baik 'mempertahankan' dan 'melepas', dua-duanya adalah awal dari perjuangan yang baru.. semangat!
BalasHapusWah kayak kisah kisah di layar kaca yang penuh air mata. LEPASKAN....
BalasHapuskalau itu jallan terbaik, lepaskanlah :)
BalasHapus