Kita pernah saling mencintai dan itu bukan pernah tapi ‘masih saling mencintai’ hanya mungkin
bedanya sekarang ada dan tak nampaknya dirimu disampingku.
Kita pernah saling berjanji bersama seperti saling berucap,
bahwa tak akan ada kata saling ‘meninggalkan’
untuk selamanya. Hahaha... pada saat
itu kita berdua sungguh sangat teramat lucu kan ? berkata seolah-olah
kehilangan itu tak akan nyata jadinya. Kita saling berkata seakan-akan
perpisahaan itu tak benar adanya. Ya, kita memulai kesalahan besar dari
janji-janji itu dan pada akhirnya kalimat yang sudah kita kutuk bersama terjadi
juga. Kita berpisah. Dan kuberitahukan
padamu sekarang, bahwa hal itu sungguh sangat tak baik untuk jiwaku, fisikku,
hatiku. Sungguh.
Lihatlah aku sekarang, yang kulakukan saat ini hanyalah
terus mengelilingi ruangan ini yang pernah kita tinggali bersama. kita pernah
seatap disini, kita pernah makan bersama diruang yang letaknya bersebelahan
dengan kamar tidur kita. Kamu pernah menyuapiku bahkan itu selalu saja terjadi
disepanjang 15 tahun perjalanan kita.
Lihatlah.. aku sekarang sedang memandangi foto pernikahan
kita. Kamu disini terlihat begitu sangat cantik sayang. Sungguh. Senyummu ahh..
aku merindukannya.
Hei.. aku sedang menangis sekarang dan ini bukan pertama
kalinya aku seperti ini tapi setiap hari. Bayangkan s.e.t.i.a.p h.a.r.i aku melakukan hal yang sama yaitu menangisimu,
merindukanmu.
Sekarang bisakah kamu membuatku secangkir coffee hangat
dengan takaran gula satu sendok makan ? aku haus sekarang karena sejak
kemarin-kemarin terlalu banyak mengeluarkan airmata untukmu. Aku ingin kamu
yang membuatkannya untukku. Aku ingin kamu yang mencampurkan air, coffee dan
gula itu hingga tercampur jadi satu dan aku juga ingin kamu yang menemaniku
menghabiskan secangkir cofee itu sambil mendengarkan kamu bercerita ini, itu,
apa saja ceritakan. Aku akan mendengarkannya sejam, dua jam, tiga jam atau
berhari-hari pun tak masalah asalkan itu nyata. Bisa sayang ?
Masakanmu. Ya, masakanmu aku merindukannya juga. Sekarang badanku
tampak terlihat kurus, ini karena kamu yang tak pulang-pulang rumah lagi dan
memasakku masakan kesukaanku. Kata mereka aku harus lebih banyak beristirahat,
mengkomsumsi vitamin, berolaraga, makan secara teratur dan tak banyak pikiran. Tapi ahh... aku tak perlu itu ! yang
ku butuhkan sekarang kamu, itu saja tak lebih.
Mereka tidak pernah tahu, mereka tidak pernah rasa bukan
bagaimana menjadi hatiku yang perih saat ditinggal pergimu ? jadi kumohon, kamu
jangan memaksaku untuk harus mendengarkan mereka dan berhenti menunggumu. Kumohon
jangan. Ini sudah sakit, akan terasa amat sakit lagi bila kamu tak
mengizinkanku untuk menunggumu.
Teras rumah. Kamu mengingatnya ? ini tempat favorit kita
saat sore datang bertamu dan menyajikan senja yang indah warnanya. Disini, aku
selalu menggenggam tanganmu. Sesekali mencium keningmu dan sebagai balasannya
yang akan kamu katakan padaku ‘aku mencintaimu’ dan itu lebih dari cukup.
Aku sedang memandangi kursi yang selalu menjadi santai kita.
Aku membayangimu sedang duduk disampingku dan kembali berjanji bahwa tak akan
ada kata meninggalkan diantara kita. Itu hal terpedih sayang, saat aku sadar
sekarang bahwa kehilangan itu jaraknya benar-benar dekat dengan hidup kita.
Jadi sekarang, izinkan aku tetap seperti ini saja dulu. Menunggumu
menjemputku, mencintaimu, merindukanmu, lagi, lagi dan lagi.
Aku juga akan tetap seperti ini, menghayati tiap sudut-sudut
rumah kita ini yang pernah kita namakan kenangan. Dan pada akhirnya nanti
disuatu titik letih nanti aku akan kelelahan menunggumu lalu memintamu untuk
berbisik pada Tuhan untuk sesegera mungkin mengambilku saja agar jarakku juga
jarakmu tak sejauh ini. Ya?
kunjungan.
BalasHapusnice post,
salam sehat, sukses selalu
seperti inikah cinta yang sesungguhnya....?
BalasHapussaya suka tilisan ini...
ada pertemuan pasti ada perpisahan,
BalasHapusdan ngga bisa membayangkan bagaimana ku jika aku ditinggalkan oleh orang2 yang aku sayangi? :(
perpisahan terkadang memang menyedihkan ya
BalasHapusPerpisahan :'(
BalasHapusTitik akhir perjalanan dari peristiwa pertemuan untuk akhirnya menjadi "Kenangan".
Perpisahan itu bagaikan ketusuk jarum 5 mata angin.
BalasHapus1. Sedih
2. Sedih
3. Galau
4. Galau
5 Pesimis
Salam Kenal
oO[ My Favorite Post ]Oo
karena perpisahan lah rindu itu ada,...
BalasHapus