Aku tahu
semuanya terasa keras dipikiranmu, segalanya terasa berat di pundakmu. Aku tahu
semuanya terasa memelahkan dibenakmu. Bahkan jika harus berbicara
berulang-ulang pasti perkataanmu tetap pada kalimat yang sama bahwa, “aku ingin menyerah saja”. Aku tahu kamu
merasa ini tak adil untuk diperjuangkan, jenuh tentu ia kamu rasakan dan ya sayang
aku tahu.
Aku juga
merasakan hal yang sama. Sempat sesekali aku merasakan jenuh yang
berkepanjangan soal kita yang pernah jarak jauh,kamu yang sibuk dengan urusan
kuliahmu dan aku yang sibuk mengurusi beberapa kerjaanku yang mengharuskan
untuk beberapa minggu hingga bulan komunikasi kita menjadi sangat biasa-biasa
saja.
Aku tahu
semuanya terasa membosankan untukmu, rasanya sudah tidak sama lagi seperti
pertama kali kita saling jatuh cinta dan berjanji akan selalu bersama apapun
keadaannya. Lalu aku sekarang menagih semua janji kita yang dulu. Tentang
bagaimananya kita saling menyemangati untuk saling dan tetap bersama, saling
mencintai dan beberapa hal indah lainnya yang menurutku penting untuk kita
tetap pertahankannya.
Ini juga
begitu berat dipundakku. Jadi bisakah untuk kita berdua sama-sama saling sepakat
lagi untuk saling mengubah diri dan tetap berjalan dijalan dan tujuan yang
sama? Bisakah untuk kamu agar tidak menyerah dulu dengan keadaan busuk ini ?
bisakah untuk kita sama-sama sepakat agar tidak meratapi keadaan kita dan
mencoba sama-sama untuk mencari jalan keluar yang lebih baik lagi?
Sekali
saja, kita mencobanya kembali. Aku tidak akan pernah menyesal tentang apa yang
akan terjadi nanti. Aku juga tidak akan menyesal ketika mereka berkata bahwa “yang kamu pilih salah”. Karena bagiku
aku yang memilih,aku yang tahu persis siapa kamu dan begitupun sebaliknya.
Tentang
aku yang terlalu sibuk menurutmu, aku akan mengupayakan untuk sedikit lebih
mempersempit jam kerjaanku dan lebih meluangkan waktu lebih denganmu. Tentang
aku pula yang katamu tak lebih serius dari biasanya,aku juga akan berupaya dari
sekarang untuk lebih serius lagi tentang hubungan kita. Soal kepastian kapan
aku akan melamarmu, menikahimu, semuanya sudah kurencanakan sekarang. Tinggal
kamu berkata “ia” ingin bersama lagi,
maka aku siap untuk menjadi yang lebih
terbaik lagi untukmu.
Jadi sayang…
Berhentilah
untuk mengeluhkan soal keadaan busuk ini. Apapun yang akan terjadi nanti, aku
tak’kan pernah sedikitpun menyesalinya. Karena yang terpenting bagiku sekarang,
bila menjalaninya denganmu, bila memahami semuanya denganmu, aku tak’kan pernah
menyesal.
__________
*Tulisan ini, terinspirasi dari salah seorang sahabat baik saya yang kemarin picture BBnya naruh lirik lagu Shela On 7- Aku tak'kan pernah menyesal :))