Rabu, 11 Mei 2016

Untuk Aroma Kopi dan Teh Hangatmu... (Semoga).

Kita masih berada didalam rumah yang berbeda sekarang. Kamu bersama mereka, sibuk dengan aktivitasmu, tertawa dan ngobrol bersama teman-temanmu dan hal lainnya sedang kamu lakukan sekarang dan sebaliknya begitu juga denganku. Kita masih sama-sama di spasikan jarak dan debaran jantung yang saling mengira-ngira kapan untuk segera dipertemukan ?

Mungkin sekarang kamu sedang membayangkan wajahku. Sedang begitunya merayu Tuhan agar sekilas saja memperlihatkan bagaimana raut wajahku,postur tubuhku atau mungkin saja sedikit suaraku agar nanti kamu bisa lebih mengenaliku kapan saja jika nanti secara kebetulan kita dipertemukan ditempat yang tidak kita tahu. Atau mungkin saja saat ini kamu sedang memikirkan seperti apa nanti Pria yang nantinya akan menggantikan tugas Ayahmu untuk mencintaimu hingga akhir nanti.

Apa juga sekarang kamu sedang memikirkan aku bekerja dimana ? berapa jumlah saudaraku dan dari mana asalku ? atau adakah hal lain yang kamu pikirkan disaat kita sama-sama belum dipertemukan seperti sekarang ini ?

Bukan hanya kamu, aku juga sedang memikirkanmu. Membayangkan lembutnya jilbabmu, senyumanmu dan sapaanmu ketika kelak kita dihalalkan untuk hidup bersama nanti. Ahh.. kenapa aku begitu sejatuh cinta seperti ini padahal aku sendiri tidak tahu dimana keberadaanmu sekarang. Atau jangan-jangan Tuhan sedang menggerakan isi hatiku untuk berimajinasi bebas tentangmu dan bisa saja Ia sedang memberikan tanda padaku bahwa kita akan segera dipertemukan ? Jika benar demikian semoga itu tak lama lagi.

Untuk sekarang bisakah kita berdua sama-sama bisa bersabar dulu ? Kita sama-sama saling memperbanyak doa dan saling memperbaiki diri agar nanti jika dipertemukan kita tidak terlalu susah lagi untuk saling menyamakan hati dan pikiran. Kamu tenanglah disitu, tetap doakan perjumpaan kita agar segera dipertemukan.

Untuk aroma kopi dan teh hangatmu yang nanti aromanya akan sama-sama tercium di bawah atap yang sama. Semoga....



Senin, 09 Mei 2016

Aku Menyukaimu...

Kamu tahu ? Apa ? Oh belum. Aku seharusnya tidak menanyakan pertanyaan sestandar itu karena sebelumnya aku belum memberitahumu. Jadi begini, aku menyukaimu. Oh bukan. Hmm tidak. Ehh.. ahh kenapa se-kaku ini untuk mengatakannya. Tunggu! Aku seharusnya harus menenangkan dulu debaran detak jantungku yang detakannya sedang tak beraturan. Hmm baiklah..

Begini, sekarang sudah cukup tenang debarannya. Aku menyukaimu. Sejak kapan ? sejak dimana debaran jantungku berdebar begitu saja ketika; harus ada pembahasan tentang kamu,tanpa sengaja harus bertemu,kerja diruangan yang sama,makan siang atau malam bersama,jalan-jalan bersama meski tidak hanya kita berdua saja karena ada teman-teman kita juga. Dan masih banyak lagi jawabannya soal sejak kapan aku menyukaimu.

Aku menyukaimu. Kenapa ? Entahlah. Aku tidak pernah sebelumnya merencanakan untuk jatuh hati padamu separah ini. Aku tidak pernah memprediksikan kalau-kalau hatiku bisa sekuat ini dalam zonamu. Tapi yang pastinya aku hanya ingin mencintai dengan sederhana dengan caraku saja,tidak ribet tapi bisa bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama selamanya lagi.

Aku menyukaimu. Sampai kapan ? Entahlah. Hatiku juga hatimu,kita tidak bisa sama-sama memprediksikan sampai kapan perasaan ini berlangsung. Tapi kamu harus tahu bahwa aku tidak pernah lalai untuk memohon pada Sang Pemilik Perasaan ini agar jika bisa biar kamu saja yang ada dan selalu saja ada kapanpun dan bagaimanapun. Aku menyukai segala hal-hal apa saja yang ada padamu. Aku menyukai caramu saat sedang seriusnya menatap layar laptopmu. Aku menyukaimu saat; kamu sedang tertawa karena aku berhasil menceritakan cerita lucu,saat kamu mengeluh karena berat badanmu naik,saat kamu kebigungan untuk cari costum yang cocok dengan seleramu pada saat kita ingin jalan atau kemana saja (berdua). Saat kamu mulai menceritakan kabar pekerjaanmu,teman-teman kantormu dan genkmu. Dan masih banyak lagi. Aku menyukainya. S-e-m-u-a-n-y-a….


Jadi bisakah agar kamu disini saja dulu ? ahh bukan seperti itu seharusnya caraku bertanya. Maksudku bisakah agar kamu tetap disini saja bersamaku ? bersama sesebahagia mungkin. Berdua saja,saling mencintai dan tidak saling memberikan jalan untuk tidak saling menyakiti. Bagaimana ?

Minggu, 08 Mei 2016

Rindu...

Barangkali rindu itu semacam racun yang kita racik sendiri dalam kesendirian dan pengharapan yang besar. Dalam kalimat ulang yang sering kita pertanyakan dan rasa ingin tahu yang lebih besar dari hal-hal lainnya yang tahu ataupun tidak sebelumnya.
Apa rindu itu seperti ini; Ketika kita sama-sama berada ditempat jauh dan berbeda, lalu kedua hati yang berbeda saling berbisik lewat arah yang sama bahwa masih ada langit yang biru yang menyatuhkan kita dibawahnya ? Lalu hatimu mengangguk, memberikan isyarat bahwa ya kita masih sedang berada dibawah langit yang sama. 

Atau apa rindu itu seperti ini; ketika dua senyuman yang saling bertemu tapi kesulitan untuk saling menyapa atau saling memberikan isyarat bahwa dari senyuman ini,hati kita sedang baik-baik saja ? walau nyatanya hatimu juga hatiku sedang dipertamukan dengan tumbukan rindu yang kesulitan untuk siapa dulu yang harus menyampaikannya. Rindu.

Oh tidak! Mungkin rindu itu seperti ini juga; seperti sebuah pesan yang terlambat masuk ke ponsel. Aku pernah mengalaminya. Bagaimana dengan kamu ? Aku pernah menunggu dengan gelisah balasan pesanmu yang kadang 3 jam kemudian baru bisa masuk lagi ke ponselku. Aku pernah juga tertidur sambil memegang handphoneku hanya karena sedang rindu-rindunya menunggu kabarmu walaupun hanya lewat pesan saja. Ya, itu aku. Entah kamu seperti apa. Yang jelas mungkin rindu jika bisa disederhanakan mungkin bahasanya seperti, dari sebuah pesan yang terlambat masuk ke ponsel. 

Tapi ternyata ada lagi, ada yang memberitahuku bahwa rindu itu juga seperti obrolan yang tergesa-gesa. Seperti kita yang terjebak dalam tergesa-gesaan rindu. Semoga bukan hanya aku saja tapi kamu juga. Dan demi apapun rindu itu rupanya ia yang membuat rindu ini menjadi lebih gelisah dari seharusnya. Tapi begini saja, kalo-kalo kamu rindu sebaliknya jangan, sebab kamu tidak akan mampu untuk melakukannya. Biar aku saja.

Sebab kamu tahu, seketika rindu yang semacam racun itu kita minum sendiri yang efeknya membuat dada kita jadi lemah dan mata kita berair. 

.....Dan rasa kehilangan adalah pengalaman ajaib yang membuat kita lebih mengerti tentang rasa memiliki. Jadi sudah siapkah rindumu yang sekarang ?