"Bisakah aku sedikit berkata padamu, yang tentang aku yang lelah,tentang aku yang terlalu banyak berharap,tentang aku yang terlalu banyak mencintaimu dan tentang aku yang terasa lama menunggumu".
Sepekan terakhir itu aku mendapatkan kabar yang tak maksimal darimu.
Seperti biasanya lagi-lagi harus menenangkan hatiku,mengusap dadaku yang ngiluh dan sabar akan tingkahmu yang saat itu menerimaa alasan baru lagi bahwa sebulan terakhir ini kau punya jadwal penuh di kantor,keluar kota dan beberapa kegiatan rutin bersama teman-temanmu.
hmm.. lalu aku bagaimana? dan pasti jawabanmu
"kalo aku di luar kota,kita bisa webcam kan sayang? aku bisa menelponmu dalam sehari 6x,mengirimkan sms setiap saat buatmu agar kau tak merasa aku jauh juga kita bisa tetap BBM sayang. Kalo aku sibuk dengan teman-temanku, itu hal yang wajar bukan? karena pasti setelah itu akan kuberikan waktu sepenuhnya untukmu..bukankah 4bulan lagi kita akan menikah? kau bisa memilikiku seutuhnya."
Mendengar kau berbicara seperti itu pasti aku hanya bisa tersenyum memaksa dengan hati yang kupaksa agar tenang lalu hanya bisa menjawab dengan senyum polosku ini "iya mas,hati2 dengan kerjaan dinasmu disana,pulanglah cepat aku selalu menunggumu"
Dan 2hari sudah terpisah darimu,kita berbeda kota ditambah lagi tak ada telephone darimu hanya satu sms saja yang bertuliskan "aku sibuk".
tak ada kata webcam setelah hampir 2 minggu kau disana. Seolah apa yang kau katakan sebelum take off pesawatmu waktu itu hanya omong kosong belaka. ya.. aku masih bisa sabar,menunggumu untuk pulang dan mendengarkan segala alasan indahmu yang lebih indah lagi dari hari itu. tapi apa kau disana baik-baik saja?
Aku ingat saat di acara kantormu kau mengajakku untuk menghadiri acara pelantikan jabatan barumu. Kau memberikanku gaun panjang biru yang kutahu harganya tak dibawah rata-rata. Saat itu yang kuharap kau memperkenalkanku di depan rekan-rekan bisnis dan kantormu mengenai siapa aku dan bagaimana statusku denganmu sekarang yang beberapa bulan lagi kan menjadi pendamping hidupmu. Tapi, yang ada aku hanya di biarkan berdiri di belakangmu, menunggumu bercerita hal yang tak kumengerti dengan mereka teman-temanmu,melihatmu bergobrol dengan wanita-wanita itu yang datang silih berganti mencium pipimu mengucapkan selamat untukmu. Oh god.. rasanya ingin terbakar disini,tapi lagi-lagi aku harus merasa lemah karena tingkahmu. Tenang,sabar. kata itulah yang coba ku bisikan dihatiku saat hal seperti ini.
Dan aku lebih ingat sayang saat kau mengajakku berkunjung ke rumahmu untuk bertemu orang tua dan keluarga besarmu. ya...aku hanya wanita biasa yang seorang anak wartawan saja yang penampilanku biasa-biasa saja. Disana aku tak mendapatkan sambutan khusus seperti pada umumnya yang jika calon menantunya berkunjung akan disambut dengan begitu hangat dan baiknya. tapi mungkin itu khayalanku saja selama ini, karena yang ada aku hanya direndahkan tentang penampilanku yang sangat biasa-biasa saja dan tata cara makanku yang tak berkelas seperti keluargamu. Mungkin saat itu aku masih bisa menerima ejekan keluargamu bila kau tetap disampingku saat mereka memprotesku yang begini dan begitu. Tapi, yang ada kau hanya sibuk menelphone dan tak ada niat untuk menemaniku. LALU AKU INI APA BAGIMU?
Ya..lagi-lagi aku masih mampu untuk bersabar. Yang kulakukan ini bertahan bukan karena materi dan fisikmu yang seperti artis-artis sinetron itu tapi karena cintaku padamulah yang membuatku kokoh ditengah kondisi yang tak menentu seperti ini.
***
Kau pulang setelah 20 hari di kota medan, kau membawakanku sebuah cincin yang masih utuh tersimpan dikotak cincin itu. Kau tahu mas apa yang kurasakan saat kau memberi cincin itu? rasanya kesalku selama kau disana hilang sudah dan berganti dengan bahagia yang bial diukur tak tahu sampai dimana. Aku masih tersenyum dan bertanya hal ini padamu "apa ini cincin pernikahan kita nanti mas??"
"bukan itu hanya ole-ole saja" jawabmu sambil meminum teh melati hangat yang kubuat.
akupun diam saat mendengar jawabanmu dan berusaha senyum agar kau tak bisa menebak dengan cepat raut wajahku saat itu juga.
lalu kau berkata lagi "aku belum siap menikahimu yu, aku masih sibuk dengan pekerjaan dan karierku dan sepertinya 4 bulan kedepan belum ada pernikahan untuk kita"
Aku kembali diam menatap dalam matamu yang hari ini lebih tak kukenal siapa kamu.
Dan kau pun kembali berucap "sebenarnya aku bisa dengan cepat menemukan wanita yang lebih darimu jika kau tak bisa menungguku 2 atau 3,4 tahun lagi kita menikah. aku bisa mendapatkan wanita dengan berkata saja pada mereka "apa kabar, sedang apa?. gampang bukan?"
"oohh baguslah mas kalo begitu" jawabku sambil tersenyum lagi dan membalikkan pandanganku kearea halaman depan agar kau tak melihat sebutiran air mata jatuh dari pelipis mata kananku !
SAKIT MAS! sungguh..
ouh,,ceritanya menyentuh
BalasHapusjadi teringat masa lalu
wah, kok begitu mudahnya si cowok berkata seperti itu ya...rasanya pasti sakit banget ya...ikut sedih saat baca cerita ini niz...
BalasHapuskunjungan perdana..menyimak..hehe..skalian follow blog ini #98 folback ea..ma request bloggers shout out fb grup aprove ea.. slam kenal...thx
BalasHapuswaktu baca tulisan kakak sambil denger backsound dari blog ini, entah kenapa rasa sakit si cewek itu kerasa banget..
BalasHapusbagus kak.. tetep keren .. :D hehe
ah ga asik banget tuh si mas nya, itu berarti dia ga terlalu cinta atau menghargai pacarnya -,-"
BalasHapuswah oke nih ceritanya
BalasHapushalo gan,
BalasHapustetap semangat tinggi ya untuk jalani hari ini ! ditunggu kunjungannya :D
Tinggalin aja lah mendingan. Cari calon suami yg baru.
BalasHapuskok gak hepi ending siiih...?
BalasHapussakit memang..tapi itulah sebuah kejujuran :)
BalasHapusKunci keberhasilan adalah menanamkan kebiasaan sepanjang hidup Anda untuk melakukan hal - hal yang Anda takuti.
BalasHapustetap semangat tinggi untuk jalani hari ini ya gan ! ditunggu kunjungannya :D
Kejujuran itu penting :))
BalasHapusjujur penting tapi juga pait, kalo jujur enak ya jujur kacang ijo
BalasHapus