Minggu, 05 Juli 2015

#HinggaHariTua

Aku lupa melakukan hal-hal yng sering kamu minta yang sama seperti beberapa tahun yang lalu saat kita masih pacaran dulu. Kamu pun sering menanyakan, soal kemana keromantisanku yang dulu ? Yang sekarang nyatanya jauh lebih tawar menurutmu. Dulu pun saat kita masih pacaran aku selalu kecanduan menuliskanmu puisi,menyanyikan beberapa lagu romantis kesukaanmu (Seperti lagu dari David Archuleta-ForeverMore atau Guy Sebastian) dan kamu pada saat itu akan memelukku dengan hangatnya sambil menampakkan senyum cantikmu itu. Cantik. Itu gambaran beberapa tahun yang lalu sebelum kita sama-sama memutuskan untuk menikah lalu dikarunai dua orang putri yang cantiknya sama sepertimu.

Dihari ulang tahunmu pun aku selalu saja telat mengucapkan selamat padamu. Padahal kamu sendiri jika hari lahirku tiba kamu orang pertama yang selalu membangunkanku di pukul dua belas malam dan mengajakku untuk berdoa bersama.
Aku juga lupa kapan terakhir aku membelikanmu hadiah. Seingatku setahun yang lalu,hmm.. bukan dua tahun yang lalu. Padahal kalau dingat-ingat kembali minggu lalu kamu baru saja membelikanku parfum, katamu bukan hadiah apa-apa hanya ingin menghadiahkanku sesuatu saja sebagai bentuk terima kasih soal kebersamaan kita berdua selama ini.

Dan kamu tahu,nyerinya mulai berasa ketika kamu tidak pernah mempermasalahkan waktuku yang selalu habis dengan setumpuk pekerjaan dikantor. Sakitnya mulai terasa ketika sadar betul bahwa aku sudah jarang untuk memanjakanmu sebagai satu-satunya wanita yang selama ini setia bersamaku,mengurusiku dan hal-hal kecil penting lainnya.

Bahkan pada saat seperti ini pun kamu masih saja bisa berkata "Terima kasih". Aku saja lupa kapan terakhir kita keluar bersama sekedar untuk makan malam sederhana,nonton bioskop ataupun kemana saja,berdua. Yang aku tahu kamu setiap harinya menyiapkan segala keperluanku,mengurusi anak-anak, dan sehari penuhmu hanya dihabiskan untuk mengurusi apa saja yang ada dirumah. Jika dihitung-hitung mungkin masih lebih padat kegiatanmu daripada kegiatanmu tapi hebatnya kamu selalu saja bisa membagikan setiap waktumu agar tidak ada yang berbeda ataupun tawar seperti keromantisan kita yang hilang beberapa tahun terakhir ini.

Kamu,maafkan aku.

Maafkan karena belum bisa menjadi satu-satunya Lelakimu yang bisa membahagiakanmu dengan cara yang sempurna.
Maafkan aku yang ketika terlalu betah berlama-lama didepan laptop dan tumpukan berkas hanya untuk mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan kita bersama.
Maafkan aku yang mulai lupa dan menghilangkan kebiasaan kita dibeberapa tahun lalu.
Maafkan aku yang belum bisa menjadi suami yang untuk setiap harinya memelukmu dari belakang sekedar mengatakan ucapan terima kasih untuk hari-hari kita ini.

Tentang nyanyian yang tak lagi kunyanyikan untukmu. Tentang Puisi yang tak lagi kurangkaikan kata disana dan tentang hal-hal lainnya yang sempat aku abaikan, maafkan aku. Cinta bukan ungkapan kan ? Tapi perjalanan keseharian. Kau puisiku. Apa yang lebih romantis dari itu ?

Hanya ingin kita tetap tumbuh menua bersama demi masa yang bernama; "Hingga Hari Tua" Selalu.

3 komentar:

  1. Jadi mulai ngebayangin gimana nanti kalo udah nikah, kalo romantisme udah hambar... semoga sakinah mawaddah dan warrohmah selalu. Ceritanya bagus aii :)

    BalasHapus
  2. ikut mendoakan keinginannya untuk tumbuh menua bersama . Aamiin

    BalasHapus
  3. wah mbak aii nulis lagi :D
    dan, masih kaya yang lalu-lalu, ceritanya selalu manis :))

    BalasHapus

selesai membaca, ayo tinggalkan kritik dan saran teman-teman :)