Ini menit-menit terakhir aku melepaskanmu. Membuang habis
semua tentangmu yang setahuku juga pendapat orang-orang di sekitarku, bahwa
kamu tak pantas untuk ku-per-juang-kan
selama ini.
Dulu kita pernah sama-sama melakukan kesalahan. Aku memaafkanmu,
kamu juga memaafkanku. Dulu juga kita selalu saja saling mendukung hal terbaik
apapun yang kita lakukan. Baik itu dilakukan secara bersama ataupun sebaliknya.
Dulu juga kita bukan hanya menjadi sepasang pasangan tapi
menjadi sepasang sahabat yang dimana segala keluh,kesah bahkan bahagiapun
sama-sama selalu kita berbagi bersama.
Ya, itu dulu. Tiga tahun
terakhir sebelum kita sama-sama memutuskan untuk saling berpisah tiga bulan yang lalu.
Entah siapa yang harus disalahkan juga siapa yang harus
duluan meminta maaf. Pada intinya alasan pertama kita berpisah karena kamu
sebagai pria tidak begitu tegas untuk menentukan sikap dan keputusan soal kapan kita akan menikah! Dan katamu, salahku
dari menurut analisamu; aku tidak bisa
menunggumu, tidak bisa kerja sama denganmu, tidak dewasa dan tidak bisa
berjuang untuk hubungan kita. Lalu menurutmu, apa selama kurang lebih tiga
tahun aku bersamamu bukankah itu alasan bahwa selama itu aku menunggumu ? bukankah
itu termasuk alasan yang penting aku menemanimu tumbuh menjadi pribadi yang
seperti sekarang ini ? lalu katamu aku tidak berjuang ? KETERLALUAN!
Aku bodoh (saat itu).
Mengharapkan seorang pria yang tak tegas sepertimu. Yang untuk memilih satu
hati saja susah kamu lakukan apalagi untuk memilih pasangan hidupmu.
Aku bodoh (saat itu).
Yang terus saja menangis dimasalah yang sama. Yang terus saja mengharapkanmu
juga terus menyakinkan hatiku sendiri bahwa tak ada pria lain lagi selainmu.
Aku bodoh (saat itu).
Yang terus membujukmu untuk kembali pulang ke rumahku (hatiku) tanpa berpikir caraku ini terkesan begitu murahan.
Aku bodoh (saat itu).
Yang menentang keras saran keluargaku untuk berhenti saja mengharapkan pria
sepertimu.
Aku bodoh, aku bodoh!!
Ya, saat itu aku dibodohi perasaanku sendiri terhadapmu.
Lalu entah karena alasan apa, akupun mengerti apa maksud
dari kata ‘menyerah saja’ yang
terkhusus untukmu. Akupun paham mengapa kemarin itu Tuhan memberikanku
kekecewaan yang besar karena ternyata di luar sana masih banyak lagi yang
hatinya jauh melebihi ketulusanmu juga jauh melebihi ketegasanmu untuk tidak
membuat Wanita menunggu dalam hubungan yang tak pasti.
Ini menit terakhir aku melepaskanmu. Membuang segala
tentangmu. Dan entah demi alasan apapun aku tak lagi harus memintamu untuk
kembali pulang.
Sudah cukup. Hatiku sudah terlalu lelah. Aku ingin lebih
bahagia lagi dan bukan denganmu tapi dengan hati yang lebih baru lagi.
Kelak jika Wanitamu itu menyakitimu dan kamu baru menyadari
bahwa aku yang paling tulus mencintaimu, jangan mencariku lagi untuk memintaku
pulang karena dulu sebelum hal itu terjadi aku sudah duluan menawarkanmu
kembali tapi kamu mengabaikannya. Tapi sudahlah. Kamu pasti kan lebih
berbahagia sekarang. Lebih bahagia lagi. Dan aku pun memutuskan untuk lebih
berbahagia lagi disaat kamu tak harus ada di genggamanku.
sabar yahh mba'ku.. insya alloh di luaran sana ada seseorang yg lebih baik segalanya dr dia.. yakin'lah dan terus berdoa.. :)
BalasHapussabar ya say, insyaAllah Allah akan memberikan yang terbaik :D
BalasHapusAaaahh kena banget ini sama aku mbak.
BalasHapusMbak 3 tahun, aku hampir 6 tahun.
dan sekarang setelah benar2 ngelepasin rasanya lega tak terkira..
hahahhaa
#Peluukk