Sudah lama rasanya tak tahu dengan kabar keadaanmu. Setahun
kah lamanya ? ya, kira-kira sudah seperti itu lamanya atau bahkan lebih dari
itu (mungkin) yang pasti temponya
lama.
Kamu, aku merindukanmu. Sungguh. Aku (lagi-lagi) merindukan masa-masa itu. Masa dimana aku merasa lebih
bahagia di bandingkan sekarang. Masa dimana aku diberikan kesempatan untuk bisa
lebih tahu bagaimana sosokmu, melihat raut wajahmu lebih dekat, menyaksikan
tawa dan senyuman itu lalu kapan saja kamu memintaku untuk menemanimu kesana
dan kesini aku akan terus menurutinya asalkan bisa merasa lebih dekat denganmu.
Lalu bagaimana dengan
rindumu disana? Samakah rindu kita?
Hmm.. atau mungkin
hanya aku saja yang merasakannya ya.
Ini, sekarang aku sedang memegang beberapa kemeja
kotak-kotak dan dua dasi yang pernah kamu belikan untukku. Aku belum
membuangnya atau membakarnya agar luka
dihatiku bisa tak teringat lagi karenamu. Aku juga masih menyimpan beberapa
foto bersama kita didalam flashdisk
ini, jika kamu bisa kesini dan melihatnya selama setahun lama ini aku
belum-belum juga mengganti background laptopku dengan gambar wanita lain dan
masih saja memamerkan wajah cantikmu
disini. Jadi tidak ada yang kuhilangkan selama kamu pergi, semuanya masih tetap
sama. Semuanya masih tetap kamu, kamu dan kamu.
Lalu nomor handphonemu
ini?
Aku juga masih menyimpannya di phonebook ponselku. Entah nomor ini masih kamu gunakan atau tidak
aku tak pernah mengetahuinya karena semenjak perpisahan itu aku mulai tak
mendengar suara manjamu bahkan satu SMS pun tak pernah ada.
Ah.. ternyata merindukan itu sungguh menjengkelkan terlebih
lagi rinduku ini padamu sudah diluar batas dan rasanya sesak sekali. Sekarang
ini hanya ada nomor telephonemu yang bisa kugunakan untuk mengetahui kabarmu,
semoga saja nomor ini masih kamu gunakan hingga aku bisa berbicara banyak
denganmu dan aku berjanji aku tak akan membicarakan masalah lalu itu (sudahlah aku sudah melupakannya) sekarang
yang terpenting mendengarkan suaramu.
Aku menekan tombol hijau dilayar handphoneku untuk
menghubungkan nomorku dengan nomormu dan kamu tahu isi dadaku ini mulai
berdetak tak normal saat jelas benar panggilan ini tersambung ke nomormu. Dan
suara itu,
“Hallo... hallo...
hallo ini siapa ?”
Tak ada jawaban sedikitpun yang keluar dari bibirku saat
jelas mendengar suaramu ini. Ya, aku masih mengenal suara ini, aku masih
mengenal suara seorang wanita yang hampir tiga tahun bersamaku, aku mengenal
ini kamu dan sudah jelas ini kamu. Dalam mataku mulai memanas, mulai berair
seperti ingin mengeluarkan air mata hanya saja dalam otakku masih terhipnotis
dengan suaramu itu.
“Hallo... ini siapa ?”
Kamu mengulanginya lagi tapi yang ada aku hanya terus
berdiam diri menutup rapat mulutku dengan kelima jariku, menahan tangis yang akhirnya
aku menangis juga seiring dengan kamu mematikan telephone ini tepat pada 20
detik aku menelphonemu.
20 detik saja kamu berhasil mengubah dinding rinduku ini
runtuh dan rasanya ingin berlari menemuimu, memelukmu dan mengambilmu pulang
kembali ke rumahku. Hatiku. 20 detik
saja kamu membuatku semakin bertambah bodoh di balik lemari ini.
aaaaahh ceritanya sediihh... jd ikutan nangis kan.. hiks hiks hiks
BalasHapusitu 20 detik ya, apalagi kalo sampai 21 detik. hehe..
BalasHapusklo 21 detikk..
Hapus1 detiknya itu apanyaa..?
detik ke-21 mematikan hape, begitukah ai?
Hapusaku kira pemeran utamanya cewek, tapi masa' iya sih lesbi? eh, ternyata cowok...
Hiks..kok jadi melow sih..
BalasHapusDan aku lebih dari 20 detik loh baca ini..
20 Detik meruntuhkan dinding rindu...
BalasHapus20 detik mendadak galau merayap didinding kerinduan...
BalasHapusDalem neng ceritanya.
wah" critanya mengingatkan masa lalu,
BalasHapusingatlah "smakin kmu merindunya, smakin sakit yg kau rasa"
tp disana, masih kah dia merindu mu ???
halah... mulut yg terkunci akibat kenangan.. :)
BalasHapusadem..
ini? curhat?
BalasHapusdua puluh detik
BalasHapushehehe lagi galau ya?
BalasHapusbaca labelnya teman-teman :)
BalasHapusini fiksi, no true :D
Kata katanya cantik :) wah aku nemu satu lagi blog yang setipe sama yang punya kak Namara nih , hehe
BalasHapusasik asik, salam kenal, aku follow ya :)
makasih :)
Hapustapi punyanya kak ara masih lebih lebih lebih 'waow' lg :)
oke salam kenal juga :)
wah .. rindu berat ya... ??
BalasHapuscerita berkesan, singkat dan bermakna.. :D
Semoga bertemu lagi dengan nya kawan :D
hmm.. saya ikut luruh, karena saya juga pernah merasakan hal itu.. ketika LDR dulu.. :)
BalasHapusrindu yang tak sampai
BalasHapusaih ..
BalasHapushahaha
cerita yang ini mungkin paling banyak terjadi sama yang lagi galau Niz ..
nelpon, baru diem buat denger suaranya aje
wakakak
tapi ngomong" tokoh yang ditelpon kok gak tau itu nomor mantan .. udah dihapus ya ceritanya ??
Rindu bener-bener bisa memainkan emosi kita ya sob. Sama kayak ane juga rindu dengan temen-temen angkatan. Ane sudah kehilangan 1 orang teman. Ane pengen banget berkumpul walau hanya satu hari saja.
BalasHapussuara yang mampu menggetarkan dada, suara yang mampu membuat gugup untuk bicara. ah kisah masa lalu terkenang kembali, saat saat saya menununggu kabar sms atau telephon yang tidak terbalaskan. Disaat saya mampu melupakan dia hadir, ah saya sudah tidak membutuhkan lagi.Rindu sudah hilang.
BalasHapusSakit kalo udah bertepuk sebelah tangan
BalasHapus#NP Pupus - dewa 19
setiap rindu pasti memiliki cerita untuk dibagi dengan sunyi, menunggu yang jauh disana untuk kembali.
BalasHapushey salam kenal ya :D suka sastra?