Kamis, 26 Juli 2012

20 Detik Saja !


Sudah lama rasanya tak tahu dengan kabar keadaanmu. Setahun kah lamanya ? ya, kira-kira sudah seperti itu lamanya atau bahkan lebih dari itu (mungkin) yang pasti temponya lama.

Kamu, aku merindukanmu. Sungguh. Aku (lagi-lagi) merindukan masa-masa itu. Masa dimana aku merasa lebih bahagia di bandingkan sekarang. Masa dimana aku diberikan kesempatan untuk bisa lebih tahu bagaimana sosokmu, melihat raut wajahmu lebih dekat, menyaksikan tawa dan senyuman itu lalu kapan saja kamu memintaku untuk menemanimu kesana dan kesini aku akan terus menurutinya asalkan bisa merasa lebih dekat denganmu.

Lalu bagaimana dengan rindumu disana? Samakah rindu kita?

Hmm.. atau mungkin hanya aku saja yang merasakannya ya.
Ini, sekarang aku sedang memegang beberapa kemeja kotak-kotak dan dua dasi yang pernah kamu belikan untukku. Aku belum membuangnya atau membakarnya  agar luka dihatiku bisa tak teringat lagi karenamu. Aku juga masih menyimpan beberapa foto bersama kita didalam flashdisk ini, jika kamu bisa kesini dan melihatnya selama setahun lama ini aku belum-belum juga mengganti background laptopku dengan gambar wanita lain dan masih saja memamerkan  wajah cantikmu disini. Jadi tidak ada yang kuhilangkan selama kamu pergi, semuanya masih tetap sama. Semuanya masih tetap kamu, kamu dan kamu.

Lalu nomor handphonemu ini?

Aku juga masih menyimpannya di phonebook ponselku. Entah nomor ini masih kamu gunakan atau tidak aku tak pernah mengetahuinya karena semenjak perpisahan itu aku mulai tak mendengar suara manjamu bahkan satu SMS pun tak pernah ada.
Ah.. ternyata merindukan itu sungguh menjengkelkan terlebih lagi rinduku ini padamu sudah diluar batas dan rasanya sesak sekali. Sekarang ini hanya ada nomor telephonemu yang bisa kugunakan untuk mengetahui kabarmu, semoga saja nomor ini masih kamu gunakan hingga aku bisa berbicara banyak denganmu dan aku berjanji aku tak akan membicarakan masalah lalu itu (sudahlah aku sudah melupakannya) sekarang yang terpenting mendengarkan suaramu.

Aku menekan tombol hijau dilayar handphoneku untuk menghubungkan nomorku dengan nomormu dan kamu tahu isi dadaku ini mulai berdetak tak normal saat jelas benar panggilan ini tersambung ke nomormu. Dan suara itu,

“Hallo... hallo... hallo ini siapa ?”

Tak ada jawaban sedikitpun yang keluar dari bibirku saat jelas mendengar suaramu ini. Ya, aku masih mengenal suara ini, aku masih mengenal suara seorang wanita yang hampir tiga tahun bersamaku, aku mengenal ini kamu dan sudah jelas ini kamu. Dalam mataku mulai memanas, mulai berair seperti ingin mengeluarkan air mata hanya saja dalam otakku masih terhipnotis dengan suaramu itu.

“Hallo... ini siapa ?”

Kamu mengulanginya lagi tapi yang ada aku hanya terus berdiam diri menutup rapat mulutku dengan kelima jariku, menahan tangis yang akhirnya aku menangis juga seiring dengan kamu mematikan telephone ini tepat pada 20 detik aku menelphonemu.
20 detik saja kamu berhasil mengubah dinding rinduku ini runtuh dan rasanya ingin berlari menemuimu, memelukmu dan mengambilmu pulang kembali ke rumahku. Hatiku.  20 detik saja kamu membuatku semakin bertambah bodoh di balik lemari ini.

23 komentar:

  1. aaaaahh ceritanya sediihh... jd ikutan nangis kan.. hiks hiks hiks

    BalasHapus
  2. itu 20 detik ya, apalagi kalo sampai 21 detik. hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. klo 21 detikk..
      1 detiknya itu apanyaa..?

      Hapus
    2. detik ke-21 mematikan hape, begitukah ai?
      aku kira pemeran utamanya cewek, tapi masa' iya sih lesbi? eh, ternyata cowok...

      Hapus
  3. Hiks..kok jadi melow sih..

    Dan aku lebih dari 20 detik loh baca ini..

    BalasHapus
  4. 20 Detik meruntuhkan dinding rindu...

    BalasHapus
  5. 20 detik mendadak galau merayap didinding kerinduan...
    Dalem neng ceritanya.

    BalasHapus
  6. wah" critanya mengingatkan masa lalu,
    ingatlah "smakin kmu merindunya, smakin sakit yg kau rasa"
    tp disana, masih kah dia merindu mu ???

    BalasHapus
  7. halah... mulut yg terkunci akibat kenangan.. :)
    adem..

    BalasHapus
  8. baca labelnya teman-teman :)
    ini fiksi, no true :D

    BalasHapus
  9. Kata katanya cantik :) wah aku nemu satu lagi blog yang setipe sama yang punya kak Namara nih , hehe
    asik asik, salam kenal, aku follow ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih :)

      tapi punyanya kak ara masih lebih lebih lebih 'waow' lg :)

      oke salam kenal juga :)

      Hapus
  10. wah .. rindu berat ya... ??
    cerita berkesan, singkat dan bermakna.. :D
    Semoga bertemu lagi dengan nya kawan :D

    BalasHapus
  11. hmm.. saya ikut luruh, karena saya juga pernah merasakan hal itu.. ketika LDR dulu.. :)

    BalasHapus
  12. aih ..
    hahaha
    cerita yang ini mungkin paling banyak terjadi sama yang lagi galau Niz ..
    nelpon, baru diem buat denger suaranya aje
    wakakak
    tapi ngomong" tokoh yang ditelpon kok gak tau itu nomor mantan .. udah dihapus ya ceritanya ??

    BalasHapus
  13. Rindu bener-bener bisa memainkan emosi kita ya sob. Sama kayak ane juga rindu dengan temen-temen angkatan. Ane sudah kehilangan 1 orang teman. Ane pengen banget berkumpul walau hanya satu hari saja.

    BalasHapus
  14. suara yang mampu menggetarkan dada, suara yang mampu membuat gugup untuk bicara. ah kisah masa lalu terkenang kembali, saat saat saya menununggu kabar sms atau telephon yang tidak terbalaskan. Disaat saya mampu melupakan dia hadir, ah saya sudah tidak membutuhkan lagi.Rindu sudah hilang.

    BalasHapus
  15. Sakit kalo udah bertepuk sebelah tangan
    #NP Pupus - dewa 19

    BalasHapus
  16. setiap rindu pasti memiliki cerita untuk dibagi dengan sunyi, menunggu yang jauh disana untuk kembali.

    hey salam kenal ya :D suka sastra?

    BalasHapus

selesai membaca, ayo tinggalkan kritik dan saran teman-teman :)