Hei kamu, iya kamu.
Bisakah sebentar saja aku memikirkanmu ? aku ingin berpikir banyak tentangmu
meski waktu yang diberi hanya sebentar saja, tak apa. Asal tujuan utamaku untuk
memikirkanmu (lagi) bisa terpenuhi
dan sekarang aku ingin melakukannya. Bisa
kan ?
Jadi begini, anggaplah beberapa saat ini kamu adalah
kekasihku (lagi) . Jika kamu
keberatan aku hanya akan berkhayal saja, seolah-olah kamu itu milikku. Tapi bukankah
itu sama saja? Hm, yasudahlah aku pinjam sosokmu sebentar saja untuk diingat-ingat
kembali mengapa jarakku denganmu
terlampau spasi sejauh ini.
Kamu menyukai coffee
kan ? katamu coffee itu bisa membuat perasaanmu jauh lebih baik bahkan yang
lebih parahnya saat menikmati coffee buatanku (waktu itu) kamu bisa menambah volume untuk bisa jatuh cinta padaku
secara berkali-kali. Hebat bukan ?
Tapi jika sekarang aku menyodorkan secangkir coffee panas
untukmu, apa kamu akan kembali mencintaiku seperti waktu itu ?
I love you but it’s
not so easy to make you here with me. Ini lirik awal di lagu When You Love Someone kan ? iya aku tahu
karena kamu menyukai lagu ini. Sehari bisa 5 sampai 6 kali kamu menyanyikannya.
Katamu lagu ini sangat berarti saat pertama kali kamu merasakan hal yang luar
biasa, yaitu saat jatuh cinta padaku tapi ketakutan untuk mengungkapkannya. Hingga
pada akhirnya aku juga menembakmu dan kamu menerimanya. Tapi jika sekarang aku
melakukan hal yang sama lagi apa masih bisa ?
Kamu menyukai hujan. Lihat.. sekarang aku sedang memperhatikannya,
hujan. Aku serasa sedang melihatmu sekarang. Bermain penuh irama dibawah
rintikan butiran air ini, rambutmu yang panjang dibiarkan basah begitu saja. Jika
sudah seperti ini, kamu selalu merasa seperti tak akan kenal apa itu sakit dan
sebagai hadiahnya, keesokan harinya kamu akan menemuiku dengan wajah yang
lembab karena flu menyerangmu. Aku pasti akan memarahimu karena tak bisa
menjaga kesehatanmu dan sebagai balasannya yang kamu lakukan hanya tersenyum,
meminta maaf, tersenyum, lalu meminta maaf lagi dan begitu seterusnya.. hingga aku
menyerah dan memaafkanmu.
Kamu tahu, senyummu
itu sungguh tak baik untuk hatiku. Seperti kecanduan yang saat melihatnya
sekali saja sudah mampu membuatku lemah begitu saja. Kalau sudah seperti itu,
aku bisa apa untuk melepaskanmu haaa?
Kamu juga menyukai
senja kan ? iya aku tahu, aku masih mengingatnya. Sungguh. Aku masih ingat
bagaimana caraku saat menggenggam jari-jari halusmu itu dibawah awan yang
kemerahan. Aku masih ingat saat bagaimana cara kita berjanji pada matahari yang
ingin tenggelam. Aku masih ingat bagaimana cara bahagiamu itu terpancar saat
berkali-kali aku mengatakan bahwa aku mencintaimu. I.N.G.AT, saat itu aku mengatakannya berkali-kali, bayangkan
berkali-kali ? dan sekarang aku ingin mengatakannya lagi meski kamu pun muak
untuk mendengarkannya. Maaf.
Aku juga sedang mengingat hal ini sekarang. Aku membayangkan
kembali bagaimana ekspresimu saat itu, yang menangis memohon padaku untuk tak
meninggalkanmu. Aku membayangkan kembali bagaimana kata-katamu waktu itu yang
berkata ‘Dia tak mencintaimu !’ tapi
saat itu pikiranku tertutup dengan cinta palsu Wanita itu dan berjalan terus,
tanpa memikirkanmu dan sialnya saat itu juga aku memutuskanmu.
Aku bodoh bukan ?
bahkan sungguh sangat bodoh ! Mencintaimu tapi melepaskanmu !
Dia tak sama sepertimu, sungguh. Dia tak pernah mengabariku
dengan siapa dia pergi dan apa yang dia lakukan seharian.
Dia tak sama sepertimu, yang bisa selalu menceritakan cerita
lucu meski aku kadang merasa tak terhibur dengan cerita-ceritamu itu. Namun
sekarang aku merindukannya, aku merindukan cerita lucu kakek dan nenek itu yang
pernah kamu ceritakan saat aku kelelahan dengan pekerjaan kantorku. Aku merindukan
cerita lucu lainya seperti sekolah SD, guru olaragamu, dosenmu.. pokoknya apa
saja yang kamu ceritakan saat itu aku merindukannya sekarang. Aku akan
mendengarkannya kembali, dengan duduk tenang disampingmu. Sejam,dua jam,
berjam-jam, berhari-hari pun tak masalah asal aku bisa diberikan kesempatan
sekali lagi menatapmu berbicara lebih dekat, lagi dan lagi. bisa ?
Kamu, aku rindu. Aku sudah berupaya keras untuk menenangkan
hatiku, mengrefresh kembali perasaanku tapi sialnya itu tak bisa kulakukan. Aku
merindukanmu. Apa sulit untuk kembali sekarang lalu memaafkanku ? apa sulit
sekarang untuk datang lagi dan berkata lagi kamu mencintaiku ?
Hei kamu, iya kamu. Ini apa ini ? kertas putih apa ini yang
melayang hadir didepan mataku ha ? Kamu
akan menikah juga ternyata.. bukan bersamaku, tapi bersama Pria lain yang
jelas tak menyakiti hatimu. Jika sudah
seperti ini aku bisa apa ?
Sepertinya cukup sampai disini dulu aku memikirkanmu karena
rasa-rasanya dalam mataku mulai tak tahan untuk melanjutkannya lagi. dalam
dadaku saja nyerinya mulai berasa tak baik, seperti sesak, nyeri. Ya, seperti
begitulah rasanya. Sakit itu jelas tapi sakitku ini belum sebanding dengan
sakit hatimu saat aku menyakitimu. Jadi untuk menebus kesalahaku padamu, aku
mungkin akan tetap menjadi Pria terbodoh seperti ini, yang melepaskanmu untuk
sosok yang cintanya sudah jelas palsu.
Kamu berbahagialah... cukup dulu aku memikirkanmu. Aku ingin
kebelakang sebentar, membersihkan wajahku, mataku yang mulai basah dan perih.