Kau tahu apa yang membuatku bahagia dan bertahan hingga saat
ini ? Kamu. Cukup.
Aku membutuhkanmu, demikian juga kamu dan lebih tepatnya
kita sama-sama saling membutuhkan.
Tapi tidak dengan mereka kan ? mereka serasa asing dengan
hubungan kita ini. Kata mereka kita tak berjodoh, kata mereka kita bukan
pasangan yang serasi, kata mereka juga kita berbeda dan sangat tak mungkin
untuk bersatu hingga bisa hidup menua seperti kakek dan nenek kita.
Ya, itu kata mereka dan sangat berbeda dengan perkataan hati
kita berdua. Aku mencintaimu, kamu mencintaiku. Kita sama-sama saling
mencintai, menjadikan setiap kekurangan sebagai alasan terkuat kita untuk
jangan menyerah sampai disini saja.
Jelas mereka berkata
kita nanti tak’an berjodoh tapi kita belum menemukan jawaban dari sang Kuasa
bukan ? jadi kumohon padamu jangan
dengarkan mereka...
Hingga sekarang lihatlah.. kita hidup bersama, dibawah atap
sederhana dengan hubungan pernikahan yang di Ridhoi sang Kuasa.
Tapi tetap saja mereka berkata kita tak serasi, tetap saja
kata mereka kita menentang ajaran agama kita dengan tetap menikah dan
mempertahankan keyakinan kita masing-masing.
Ya, kamu seorang Wanita Muslim dan aku seorang Pria Kristiani.
Saat ingin makan bersama, kamu berdoa menyebut nama Tuhanmu
dan aku pula demikian menyebut nama Tuhanku setelah kamu mengaminkan doamu.
Saat perayaan hari besar agama juga pasti kamu kan
membantuku menghiasi pohon natal, menungguku dirumah saat aku beribadah dan
saat aku pulang kamu sudah memasakan masakan natal yang tak kalah enaknya.
Begitu juga saat masuk bulan Ramadhan, aku juga pasti ikut
berpuasa bersama denganmu. Kita akan sahur bersama lalu berbuka puasa bersama
disaat azan magrib mulai dikumandangkan.
Kamu selalu mengingatkanku untuk jangan lupa menyediakan
waktu untuk berdoa dan begitu sebaliknya aku selalu mengingatkanmu di jam-jam
tertentu untuk sholat dan mengaji. Bahkan disaat shubuh, aku membangunkanmu,
menemanimu sholat lalu setelah itu kita berbicara berdua tentang hal apa saja,
hingga kamu tertidur (lagi)
dihadapanku dan Tuhan.. demi apapun aku
mencintai wanita ini. Sungguh.
Kita berdua tak pernah mengenal wajah perbedaan itu sepert
apai. Kita berdua tak pernah tahu saling membenci itu seperti apa. Yang hanya
kita berdua tahu ialah rasa saling menghargai, menghormati dan tetap saling
percaya bahwa perbedaan bukanlah jarak untuk orang saling membatasi rasa untuk
tak bisa menyayangi.
Jadi sayang.. mereka bisa berkata apa saja tentang kita,
mereka bisa saja membenci kita tapi ketahuilah.. kita bukan sedang menjalani
hubungan tentang mereka, kita bukan sedang menjalani hubungan yang nanti akan
menentukan rezeki mereka, kita bukan sedang menjalani hubungan yang nanti akan
menjamin mereka masuk surga. bukan, bukan itu ! Tapi kita
sedang berdiri dibawah komitmen kita berdua. Bukan mereka !
Apapun nanti yang
terjadi, itu sudah menjadi tanggung jawab kita diakhir hidup kita nanti, soal
kepercayaan, keyakinan itu menyangkut hati kita bukan hati mereka.
Dan kita akan tetap seperti ini, hidup bahagia bersama,
mempunyai keturunan yang bahagia, saling menghormati dan yang terpenting
sekarang, Aku mencintaimu. Cukup.
Tinggal tambahkan lagu destiny dari homogenic :) atau it is love dari homogenic jg
BalasHapushahahahaha :D Bisa, bisa..
Hapussemua berawal dari niat dan ketulusan hati.
BalasHapusbener banget :)
Hapuseverything depends on us and what we do for it even the hardest decision one :)
BalasHapusyes, all of it back to hearts choices, conscience and commitment :)
HapusKalo Javastidak akan brani utk mlangkah lbh jauh kalo sudah beda agama. yang bingung nanti anaknya. kita sih bisa tetap dalam keyakinan masing2, tp anak, yg melihat kedua orang tua sudah beda, akan bingung jadinya.
BalasHapusitu menurut Javas sih.... :)
iya, aku juga punya pemahaman kayak kamu. qt si gpp tapi nanti anak kita yg akan ribet memilih ikut ibunya atau ayahnya...
Hapustapi semua kembali lagi ke hati :)
perbedaan agama selalu jadi cerita :)
BalasHapusIya. cerita ini yang selalu buat 'hal' itu ada :)
HapusKadang perbedaan membuat jarak yang begitu jauh, Membuat hal-hal yang tidak mungkin muncul kepermukaan, Membuat semuanya menjadi sangat mustahil. Tapi, Cinta, kasih sayang, selalu memandang dengan sisi yang berbeda, menepis semuanya. Ketulusan dan kejujuran kadang menyakitkan. Tapi itulah kejujuran dan itulah persaan. Hati yang berkata, hati yang memilih, dan ia selalu jujur apa adanya...
BalasHapus@Rikar_Confiused (^-^)
www.mrikartayusani.blogspot.com
Saya suka kata-katamu :)
Hapusfiksi tapi dalam kenyataannya ada ya yg seperti ini:)
BalasHapusiya mbak. bahkan sering terjadi ya..
HapusKalo beda agama saya tidak berani..
BalasHapusTapi bukan berarti saya tidak menghormati dan menyayangi teman-teman saya yg beda agama, cuma dalam konteks pernikahan saya tidak berani
iya saya juga demikian sama sepertimu.
Hapussemoga kita nggak ngalamin kisah yang mengenai perbedaan keyakinan gini ya mbak..hehe
BalasHapuskalo dalam agama, perempuan muslim dengan laki-laki nonmuslim tidak bisa menikah. jadinya malah zina. gitu yg saya tau. cmiiw :)
BalasHapusya yang saya tau juga demikian....wallahua'lam
Hapusperbedaaan itu inddah sobat...
BalasHapussay good bye aja deh, ai...
BalasHapuscinta sulit ditebak kapan datangnya dan lebih sulit lagi mengapa hati kita memilihnya . lagipula dalam kata cinta dalam cerota ini tak ada namanya pertentangan keyakinan , mereka hanya saling menghargai satu sama lain. jadi gak apa-apa koq
BalasHapusby Dilla Rahmi Tanjung
dillarahmi.blogspot.com
wahaha, temanya menarik yang diangkat dalam cerita,
BalasHapuskayaknya memang masih jadi pro kontra cinta kayakk gini