Kita selalu menceritakan tentang kebahagiaan. Tentang
bagaimana kita kemarin, hari ini dan yang akan datang. Kita berdua juga selalu
bercerita apa saja, layaknya didunia ini hanya ada Aku juga Kamu. Seperti kamu
yang selalu membahas tentang konsep pernikahan kita nanti, pulau Fuji yang kamu
pilih sebagai tempat honeymoon kita, tentang nanti kita berdua akan punya anak
berapa, tentang tempat tinggal kita nanti setelah menikah dan hal lainnya yang
selalu kita bahas bersama dan kebanyakan tugasku hanya menatap lama caramu
bicara, lalu tersenyum memandang senyumanmu itu yang menurutku candu (cantik). Kamu juga selalu memintaku
agar tetap bersamamu juga mencintaimu dan demi apapun sebelum kamu memintanya
aku sudah memprediksikan bahwa hatiku terakhir akan jatuh pada dirimu saja.
Tapi apa jadinya bila yang kita bicarakan saat itu hanya
sekedar bicara saja? Kita selalu membahas kebersamaan, kebahagiaan dan abadi
tapi ada satu yang lupa kita bahas,
perpisahan. Kita lupa membahas bagaimana nanti bila perpisahan itu nyata,
kita lupa membahas tentang apa yang harus kita lakukan saat kehilangan itu
benar ada dan ini aku sekarang sedang merasakannya, kehilangan dirimu untuk
pertama kalinya dan seterusnya. Jadi sekarang salah siapa saat moment buruk ini
datang? Apa aku harus menyalahkanmu yang meminta perpisahan ini dulakukan atau
kesalahanku yang tak bisa mempertahankanmu saat Dia, lelaki gagah itu yang
lebih menginginkanmu? Ini bukan tentang seberapa sakit yang harus aku pikul
sendiri tapi ini tentang bagaimana hatiku yang kamu biarkan berharap penuh lalu
dibiarkan jatuh seperti ini dengan setumpuk cerita imajinasi kita waktu itu.
Dan sekarang lukaku lengkap sudah. Setelah sebulan
perpisahan konyol kita, kamu memberikanku sebuah undangan bersambul warna emas
yang bertuliskan namamu dan juga namanya. (kalian akan menikah). Kamu tahu apa
yang harus kulakukan saat melihat namamu dan namanya? Hatiku bergetar, seperti
ingin menangis tapi ahh.. jangan dulu. Kamu masih berdiri didepanku bersama
calon suamimu itu dan aku tidak ingin kamu melihat bagaimana ekspresi wajah
sedihku saat mengetahui berita bahagianmu ini. Kamu pulanglah sekarang. Yang
akan kulakukan sekarang yaitu menutup pintu rumah lalu berjalan kebelakang
membasuh kedua bola mataku yang mulai berair.
1 September , ini hari yang paling membahagiakan untukmu.
Hari pernikahanmu. Hari yang seharusnya aku yang berdiri disampingmu, merangkul
tanganmu lalu berjalan bersama memasuki altar gedung mewah ini. Tapi sepertinya
Tuhan sedang menguji cintaku dengan bagaimana membiarkanmu masuk ke hati yang
lain, yang baru dan itu bukan untukku. Sudahlah, aku sudah ikhlas tapi sial
mataku malah memanas saat melihat dengan jelas Dia memasukan cincin ke jarimu,
jari yang selama 2 tahun lebih selalu ku genggam, jari yang pernah kuselipkan
sebuah cincin untuk menyatuhkan kepercayaan kita dan sekarang harus Dia yang
kebagian memilikimu sepenuh harimu.
Aku belum juga beranjak keluar dari gedung ini dan sekarang
yang kulakukan adalah duduk didepan piano ini, berniat memberikanmu selirik lagu
sebelum aku benar-benar beranjak dari tempat ini dan juga dari ceritamu. Jadi kamu duduklah tenang disitu aku akan
bernyanyi dan berharap kamu menyukainya.
Adele-Someone like
you, ini lagu yang biasa kamu nyanyikan saat aku sedang memegang gitar kan?
Dulunya aku membenci lirik lagu ini karena liriknya tak sesuai dengan cerita
kita (dulu) dan sekarang aku menyukai
lirik ini karena ternyata kamu mempersiapkannya untukku dan ini aku sedang
bernyanyi untuk menutup kisah kita hari ini. Bait pertama dilirik ini hatiku
masih biasa-biasa saja, masuk dilirik selanjutnya yang kurasakan mulai ada
suasana yang memendung luka disekujup tubuhku tapi ahh jangan, aku tidak boleh
tampil sesedih seperti itu dihadapanmu dan ya Tuhan, saat masuk di lirik lagu
ini;
Never mind i’ll find someone like
you. I wish nothing but the best for you to, dont forget me, i begged i’ll
remember, you said.. sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead.
Tak diinginkan tapi air mataku tumpah juga saat bagian itu
kunyanyikan. Sesakku mulai terasa, air mataku tumpah tapi tak apa aku masih
sanggup melanjutkannya hingga lagu ini berhenti dengan sendirinya. Semua orang
yang berada didalam gedung ini memandangku dengan cara yang teramat lirih,
sepertinya mereka bisa cepat menebak sebelah mana hatiku yang mulai terasa
nyeri duluan. Dan kamu, aku tahu bagaimana isi hatimu sekarang tapi maaf aku
tak bermaksud membuat hari bahagiamu ini dipenuhi dengan air mata orang-orang
yang mengetahui bagaimana hubungan kita dulu itu. Kamu, berbahagialah sekarang.
Di 5 menit terakhir lagu ini aku tampil seperti lelaki lemah. tapi aku
pastikan, saat aku beranjak keluar dari gedung yang didekor semewah ini, aku
tak’an menyimpan kesediham, kehilangan seburuk ini lagi.
Kamu, sekarang berbahagialah dengan kehidupan barumu. Hatiku
memang teramat hancur tapi aku tak sebodoh itu untuk terlalu lama membiarkan
hatiku selirih ini. Aku juga ingin bahagia sepertimu sekarang ini dan
lihatlah.. Tuhan sedang menyiapkan daftar wanita terbaik untukku yang harus
kupilih, satu.
#30HariLagukuBercerita
@poscinta
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskak kak kak :)
Hapushahaha.. ai 91 akhir ya?
Hapushahaha pertengahan agustus :)
Hapuskk awal yah?
wah baru ulang taun dong?
Hapusiya.. haha bedanya dikit ternyata -___-
Lagu favoritku :D
BalasHapusSalam kenal yaa ...
Cicwitt
BalasHapusbacanya gimana yah.. :D
HapusBeuh kalau soal yang beginian ngga di raguin lagi deh mengalirnya aii. ;D
BalasHapushahaha aku lg buka kram pemadan kebakaran bang makanya ngalir.. :D
Hapusmksih bang.. :)
Biasanya memang kalau bicara perpisahan tu ogah banget
BalasHapuspadahal perpisahan pasti dateng
entah cepat atau lambat
tanpa diduga
gitu yaa?
Hapusaku telat ikutan proyek ini. aku baru posting, padahal paling akhir adalah jam 4 tadi. yah, nyesel deh!
BalasHapussaya suka ultimatenya: Tuhan sedang menyiapkan daftar wanita terbaik untukku yang harus kupilih, satu.
BalasHapusboleh juga mengambil perspektif ini.
suka banget sama lagunya
BalasHapusMemang lirih, tapi yakinlah bahwa Allah telah menyediakan seseorang yang mencintaimu sepenuh hati.
BalasHapus